Suara bel berbunyi saling sahut menyahut. Setiap kelas membuka pintunya, anak anak yang sampai duluan membersihkan kaca jendela dan ada beberapa yang menyapu lantai. Anak yang terlambat berlarian dengan sarapan yang masih digenggamnya.
Kebanyakan langsung melempar tasnya ke depan kelas, lantas memenuhi lapangan yang sudah disediakan. Bermacam-macam pengajar baru berjajar didepan lapangan, menunggu putri Si Shi San yang akan berpidato diatas podium. Beberapa saat kemudian, semua telah berkumpul dilapangan, baik para pengajar lama serta staff sekolah.
"Hari ini, kita kedatangan tamu spesial. Tamu yang suatu saat akan menetap dan tinggal diantara kita. Guru-guru yang akan memberikan ilmunya kepada kita. Semoga kalian semua dapat menyerap ilmu yang mereka berikan dengan sebaik mungkin dan tentunya jangan disia siakan kesempatan seperti ini. Aku putri Si Shi San sangat berterimakasih kepada Sang Ratu yang telah memperbolehkan program ini. Mulai hari ini akan ada beberapa pengumuman, dengarkan baik baik semuanya.."
Kereta kuda milik ratu melewati didepan gerbang sekolahan, semua wajah menoleh kesumber suara, terpana. Mengetahui Sang Ratu lewat, Putri menundukan kepalanya tanda hormat, Sang Ratu mengangguk dan melanjutkan perjalanannya.
Sebulan ini Sang Ratu dan Putri Si Shi San berbicara hingga larut tentang program apa saja yang ada dinegeri seberang dan pantas untuk diterapkan juga di Negeri Hotaka. Setelah meminta persetujuan penasihat, Sang Ratu memperbolehkan dan Raja mendukung.
Perjalanan kali ini menuju ke desa terpencil di pegunungan yang sudah bertahun tahun lamanya terisolasi dari kerajaan, tidak terurus, bencana kelaparan serta penyakit dimana-mana. Beberapa kali Ratu mengontrol tempat ini setelah pertama kali diketahui kerajaan sekitar lima tahun terakhir. Sang Raja yang saat itu mengetahui laporan langsung mengirim sebagian besar pasukan yang membawa kebutuhan seperti makanan dan obat-obatan.
Sekian tahun berlalu, jalur yang dilewati yang dulunya memakan waktu tiga puluh hari kini hanya menjadi dua belas jam, semakin mudah atas pekerjaan Pangeran Er Shi dan rekan rekannya. Pangeran Er Shi Er yang mengeksplorasi hutan disekitarnya menemukan beberapa tanaman langka yang bernilai tinggi, yang akhir-akhir ini sedang dipelajari untuk dibudidaya sebagai komoditi ekspor utama dari desa ini.
Desa terpencil yang dulu sekarang sudah bukan terpencil lagi. Anak anak berusia sekolah dari seluruh penjuru negeri dikirimkan ke sekolah asrama di pusat kota, tidak peduli kaya ataupun miskin, semua mendapat perlakuan yang sama sama istimewa.
Sang Ratu turun dari kertanya yang langsung disambut seorang kepala desa yang dipercaya langsung oleh warga. Ia menjelaskan beberapa program sudah berjalan seperti irigasi serta pengadaan posko kesehatan yang dipimpin langsung oleh Putri Er Shi Qi.
Menerima laporan yang positif, Sang Ratu lantas menunduk dan berterimakasih kepada setiap warga serta staf kerajaan yang berusaha semaksimal mungkin, yang lantas dibalas oleh penduduk dengan buah tangan sederhana yang khas dari desa.
Sang Ratu menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen
RomanceSeorang Ratu, Istri sekaligus Ibu bagi ke 99 anaknya. . . Thank you for all your supports 🙇🙇