1 tahun kemudian
Raja terbangun diruangan serba putih. Pada awalnya cahaya terang menghalau pengelihatannya, lantas setelah beberapa saat pandangannya mulai terlihat jelas. Disekeliling hanyalah warna putih, ia berjalan dan berlari sejauh mungkin namun ruangan ini terlihat tak memiliki ujung. Ia menoleh kesana kemari, berteriak berharap ada seseorang yang mendengarnya.
Hingga ekor matanya melihat sesosok berbaju merah dengan rambut yang sangat panjang berjalan menjauhinya, ia mendekati sosok seorang perempuan itu, saat ia mulai mendekat, jantungnya berdebar.
"Ratu?"
Perempuan itu berhenti bergerak, lantas menoleh. Lalu tersenyum. Senyumnya membuat hati yang membeku di diri Sang Raja perlahan mencair.
Ia berlari mendekati Ratu dan langsung memeluknya.
Dari bibirnya terucap kata maaf berulang ulang kali. Takut-takut kalau ia sudah tidak pernah punya kesempatan lagi untuk meminta maaf.
"Pangeran?"
Tiba-tiba ia tersentak, seluruh ruangan putih disekelilingnya berubah menjadi sebuah pemandangan yang tidak asing, dengan sungai dan pohon besar disampingnya. Ia melihat Sang Ratu yang berubah menjadi lebih muda . Ia melihat dirinya dari pantulan air sungai, ternyata mereka kembali menjadi remaja berusia tujuh belas tahun.
Sang Ratu duduk dibawah pohon, bersenandung. Raja mendekat, ia berbaring di paha Sang Ratu sambil menikmati dedaun yang berjatuhan. Sesekali jari-jemari Sang Ratu membelai rambutnya.
Ia memejamkan matanya sejenak. Berharap waktu dihentikan didetik ini saja.
"Apaboleh aku tinggal bersamamu disini sedikit lebih lama lagi. Mungkin.. Selamanya?" Kata Sang Raja.
"Tidak." Jawab Ratu cepat, lantas tersenyum melihat wajah kecewa Sang Raja," Tidak sekarang, suamiku." Lanjutnya. "Anak itu telah datang."
"Anak?"
"Yang akan memimpin negeri kita."
Raja diam, berfikir. "Apa anak itu merupakan anak penduduk desa?"
"Bukan, dia anakmu."
Sang Raja membatu saat mengetahui kenyataan itu. Kenyataan bahwa ada seorang anak yang membawa darah kerajaan didalam dirinya.
"Bawa ia kembali ke istana, rawatlah anak itu dan ajarilah ia cara menjadi pempimpin yang hebat." Titah Sang Ratu.
Melihat keraguan didiri Sang Raja, lantas Ratu melanjutkan. "Ia tidak akan dikucilkan, sifat kepemimpinannya akan mendominasi kerajaan. Mungkin akan banyak sekali desas-desus tentang ini, namun tidak usah digubris. Kau tidak perlu repot meyakinkan rakyat, karena suatu hari nanti, ia sendiri yang akan meyakinkan negeri. Percaya padaku, suamiku. Dia adalah seseorang yang telah ditunggu-tunggu."
Kemudian, seluruh pandangannya seperti tersedot, berputar kesana kemari hingga akhirnya membuka mata diruangannya sendiri. Nafasnya tak teratur. Ia mengusap wajahnya, lalu bersiap memberitahukan hal ini ke penasihat.
_
ruangan itu penuh oleh dengungan keraguan, dan suasana tidak enak terasa sangat kental. seorang anak kecil yang seharusnya menjadi aib bagi kerajaan ternyata dapat menjadi pengaruh besar bagi negeri ini. ia yang akan memimpin.
"Sebuah aib yang luar biasa,"
"Aib? Anak itu bahkan baru lahir"
"Sudah hentikan! Ini perintah Sang Ratu. Ratu ingin kita merawat anak itu. Apa kalian tidak sayang Ratu setelah apa yang diperbuatnya selama ini?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen
RomanceSeorang Ratu, Istri sekaligus Ibu bagi ke 99 anaknya. . . Thank you for all your supports 🙇🙇