i.

75 5 1
                                    


━━━━━⊰⊱━━━━━

Sejak dari dulu, keramaian bukanlah halku.

Di saat orang-orang berada di sekelilingku; berbincang dan tertawa, tetapi aku tidak termasuk. Di saat orang-orang berada di sekelilingku, tetapi aku tetap merasa kesepian.

Kami semua di sini, berdiri di tengah lapangan menunggu upacara bendera dimulai, di bawah teriknya matahari pagi yang membuat tubuh berkeringat bahkan sebelum upacaranya sendiri dimulai. Seharusnya pembina upacara sudah siap di tempat sejak sepuluh menit yang lalu, pemimpin upacara sudah memasuki lapangan, dan kami bisa mengikuti upacara bendera dengan khidmat setelah berakhirnya ujian tengah semester genap minggu kemarin, bukan malah menyibukkan telinga dengan mendengar suara riuh dari guru-guru yang berusaha mengatur barisan dari tiap kelas agar rapi dengan suara memerintah yang lantang, ditambah keluhan murid-murid yang bebal yang hanya ingin melewatkan aktivitas wajib di setiap Senin pagi ini.

Aku berada di tengah barisan kelasku, sembari mengikuti perintah guru untuk berdiri rapi menyesuaikan barisan, yang kulakukan hanya memindai setiap sudut sekolah ini. Bangunannya, tumbuh-tumbuhan yang ditanam di sekitar untuk mempercantik lingkungan, dan para pelajarnya yang sibuk bertukar kata. Jika suasana kali ini bisa dilihat dari udara, mungkin akan terlihat seperti kumpulan semut yang sedang berada di lantai dansa, bedanya semut-semut ini merasa bahagia bergerak lepas mengikuti irama musik yang mengalun dengan cepat, lalu pada satu titik terlihat seekor semut kecil yang berdiam. Tanpa suara, tanpa gerakan yang sama dengan semut-semut lain di sekitarnya. Ia hanya terpaku pada satu hal yang sedari tadi melayang-layang di pikirannya.

Ia merasa asing. Aku merasa asing di sini.

Aku bertanya dalam hati, apa keadaanmu sekarang seperti ini juga?

Kujawab sendiri dalam hati; mungkin tidak, karena entahlah di mana kamu saat ini.

Kemarin yang Tak BerlaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang