━━━━━━⊰⊱━━━━━━
Seharusnya, yang memenuhi pikiranku kali itu adalah berbagai macam rumus matematika yang akan diujikan satu jam lagi, tetapi pertemuan singkat kita sehari sebelumnya tidak kunjung hilang dari pikiranku.
Aku ingat bagaimana kita berbincang seputar perumahan dan kota yang kita tinggali; luas, padat, ramai, tetapi tetap terasa sepi untuk kita—kamu juga mengakuinya. Kita hanya memperbincangkan hal-hal yang sederhana, tetapi rasanya penting untukku.
Tidak ada perkenalan di antara kita. Aneh sekali rasanya, bertukar kata tanpa mengetahui nama lawan bicara. Perbincangan kita mengalir begitu saja, walau suasana canggung kerap mengelilingi setiap kita kehabisan kata-kata, tidak tahu kemana lagi perbincangan itu harus dibawa. Seharusnya aku pulang saja, seharusnya kamu lanjut main sepak bola saja. Tetapi aku menepis keinginanku, entahlah mengapa denganmu.
Percaya atau tidak, kita memang bicara tentang setiap hal yang tak pernah kubayangkan akan kulakukan dengan orang asing sepertimu, yang begitu terasa asing dan tak nyaman. Tetapi semua itu tak terasa denganmu. Mungkin karena kamu pandai dalam berbicara, dalam mencari topik, dalam mencairkan suasana. Kuperhatikan, kamu terlihat seperti sedang bersama teman lama saja, padahal kita sama sekali belum pernah bertemu.
Pada akhirnya aku memutuskan untuk pulang setelah teman-temanmu selesai bermain, setelah kita hanya berdiam duduk di tengah keheningan.
Aku hendak berpamitan—setidaknya berbasa-basi agar tidak seenaknya pergi padahal kamu sudah berbaik hati mengajakku bercakap-cakap, akan tetapi kamu membuka mulut terlebih dahulu.
"Mau pulang, ya?" tanyamu.
"Eh, iya."
"Rumah lo di mana?"
"Deket sini, kok," jawabku, lalu kuberitahu nama jalan rumahku walaupun kuyakin kamu tidak perlu tahu.
Setelah itu, kamu tersenyum, mengangkat satu tangan lalu berkata, "Sampai ketemu lagi, ya."
Kuanggukkan kepala dan ikut tersenyum, kuharap sama. Semoga kita bisa bertemu lagi di lain waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kemarin yang Tak Berlalu
Romance❝Kemarin tidak terasa berlalu karena hanya di saat itu aku dan kamu bersatu. Tidak hari ini, tidak nanti, atau di hari esok yang tak pasti.❞ ━━ Tentang setiap hal yang Nara biarkan tak terucap untuk Kala. Tentang pandangannya yang tak terlihat dan s...