[written by jeonruu]
Rewritten. Republish 180722
1267w.
*Angst
⬛◽◾⬜◾◽⬛
Setiap inci yang Yoojung lakukan adalah sebuah kesalahan. Satu patah katanya adalah kesalahan. Kehadirannya adalah sebuah kesalahan.
Yoojung kecil tak pernah meminta untuk dilahirkan. Ia juga tak pernah menuntut mama apapun. Jangankan menuntut sesuatu, menatap mata mama saja Yoojung takut.
Wanita dengan harum seperti vanilla yang sangat manis itu selalu dingin padanya. Marah tanpa alasan jika Yoojung berada dalam pandangannya. Beberapa kali bahkan melempar barang ke wajah mungil Yoojung, mengguncang bahunya marah, atau bahkan memukulinya. Namun tak sekalipun Yoojung marah akan perlakuan mama.
Mama selalu memakai pakaian ketat dan mini. Memakai make up tebal serta parfum harum vanilla yang kini menjadi favorit Yoojung. Lantas mamakai stocking panjang dan heelsnya. Merah dan hitam adalah warna favorit mama.
"Jangan berisik, menangis, atau membuat masalah. Mama pergi dulu." begitulah yang selalu mama katakan sebelum pergi keluar di malam hari.
Kemudian, Yoojung kecil berumur 8 tahun itu akan menunggu di ruang tengah menahan kantuk dan lapar. Sebab, mama jarang memasak untuknya dan hanya meninggalkan uang di meja makan untuknya. Dengan uang itu, Yoojung akan membeli roti dan susu pisang di minimarket.
Itulah mengapa Yoojung terlihat begitu kurus dan ringkih.
Namun hari ini tak seperti biasanya. Jika biasanya mama akan pulang kembali pukul 2 dini hari, bahkan hingga pagi menjelang dan Yoojung harus berangkat sekolah mama tak kunjung datang.
Yoojung memilih tak berangkat sekolah dan menunggu mama di pelataran rumah. Menahan lapar dan menatap pohon persik yang telah kering di sudut halaman. Musim semi telah tiba, namun dingin udara masih menusuk tulang. Meski begitu, Yoojung tetap tak memakai baju hangat apapun dan hanya memakai kaos tipis serta celena pendeknya. Ia sudah terbiasa kedinginan sebab di dalam rumah pun tak ada penghangat ruangan.
Pagi menjemput malam dan mama tak kunjung pulang. Yoojung lapar dan mengantuk. Selama berjam-jam ia menunggu di luar rumah. Kedinginan dengan perut yang semakin melilit karena maag yang ia alami.
Hingga akhirnya pagar besi rumah terbuka dengan kasar. Seorang lelaki membantingnya dan masuk sambil menyeret rambut mama. Yoojung berdiri dari duduknya dan berlari mendekati mama.