Rin masuk ke dalam mobil Raven dengan sedikit menundukkan kepalanya karena takut ketahuan oleh Ryo.
Setelah duduk di sebelah Raven dan memasang sabuk pengaman, ia melihat ke sekeliling untuk memastikan jika mobil Ryo tidak melintas lagi.
Dan Raven tersenyum melihat tingkah laku Rin yang seperti itu.
"Kenapa, Om? Kok senyum-senyum sendiri? Ada yang aneh ya sama saya?" tanya Rin dengan nada penasaran.
"Hm... nggak kok!! Lucu aja, kamu seperti lagi di kuntit sama hantu," ucap Raven masih dengen wajah tersenyum.
"Owh ya... lalu ini saya harus antar kamu kemana?" tanya Raven tanpa menoleh dan fokus melihat jalanan.
"Ngg... ngg... Rin belum ada tujuan, Om. Karena Rin lagi menghindari seseorang hehe."
"Lalu....." tanya Raven.
"Bisa nggak, Om? Kalau Rin tinggal di rumah Om, satu hari aja deh hehe." pinta Rin dengan senyum manisnya.
"Owh iya, Om. Nama saya Hiyorin tapi panggil aja Rin. Om siapa namanya? Kita belum kenalan kan?" ucap Rin sembari mengulurkan tangannya memberi salam.
Dan untuk kesekian kalinya Raven tersenyum melihat tingkah laku Rin.
"Nama saya Raven."
"Dan kamu jangan tinggal di rumah saya karena saya tidak mau di kira para tetangga, saya itu pedofil."
"What??" sahut Rin terkejut.
"Om... umur Rin sudah dua puluh tahun, Om. Kuliah semester empat jurusan management bisnis."
"Jangan panggil Om kalau begitu, panggil Raven aja." pinta Raven pada Rin seraya membelokkan mobilnya.
"Hahaha Rin di suru panggil nama. Emang umur Om berapa sih kalau boleh tahu?"
"Empat puluh dua tahun." jawab Raven tersenyum.
"Hahaha masih tuaan ayah saya kalau gitu.......... ya udah Rin panggil nama aja kalau gitu."
Dan mobil Raven berhenti di sebuah rumah sederhana yang dikelilingi taman.
"Yuk, turun!!" ajak Raven pada Rin.
"Kemana??" tanya Rin sambil melihat rumah yang berada di sisi kanannya.
"Turun dulu!! Nanti baru boleh nanya-nanya."
Rin pun turun dari mobil Raven dan berjalan mengikuti di belakang.
Tokkk... Tokkk... Tokkk...
Dari dalam rumah terdengar suara seorang wanita.
"Ya. Sebentar!?"
Ceklek
"Hei Rav! Tumben ke sini?" kata wanita itu terkejut melihat kedatangan Raven yang tiba-tiba.
"Hm iya nih, ada keperluan sedikit. Bisa nggak gue nitip sesuatu sama elo?" tanya Raven dengan senyuman khasnya.
"Masuk dulu yuk!! Kita omongin di dalam aja!" kata wanita itu seraya membuka pintunya lebar dan mempersilahkan Raven serta Rin masuk.
"Kenalin dulu, ini Rin. Dan Rin, ini Raya." ucap Raven kepada kedua perempuan itu.
Dan Rin hanya tersenyum sambil mengulurkan tangannya untuk memberi salam.
"Mau minum apa, Rav? Masih tetap apa udah ganti?" tanya Raya pada Raven sembari meletakkan ceret pada kompor dan menghidupkan apinya.
"Tetap seperti dulu." jawab Raven.
"Elo tadi katanya mau nitip sesuatu? Apa yang mau dititipin sama gue?" tanya Raya sambil menyendok gula dan dimasukkan ke dalam cangkir.
"Nih yang mau gue titipin sama elo." tunjuk Raven pada Rin.
"Hahaha gila!! Elo mau nitip anak orang sama gue? Nggak salah??"
"Satu hari aja, Aya!! Gue nitip Rin sama elo. Karena tadi dia bilang mau tinggal satu hari di rumah gue."
"Lalu kenapa elo malah bawa dia ke rumah gue, kan dianya mau tinggal di rumah elo, Rav." kata Raya sambil memberikan cangkir yang berisi kopi kepada Raven.
"Elo gila ya? Bisa-bisa gue dikatain bawa lari anak orang sama tetangga." jawab Raven sambil menyesap kopi pahitnya perlahan.
"Kamu kenal Raven di mana?" tanya Raya pada Rin.
"Di kedai, Tante." jawab Rin dengan nada sopan.
"Panggil Aya aja, jangan Tante!! Saya belum tua-tua amat kok."
"Hehe iya, maaf mbak."
"Gue tahu kok Rav kenapa elo mau tolongin nih cewek." bisik Raya pada Raven.
"Hati-hati!! Nanti kamu jatuh cinta sama dia karena kemiripan wajah mereka," ucap Raya menggoda Raven.
"Bisa aja kamu, Aya!!" kekeh Raven.
"Ya sudah, malam ini kamu bisa tinggal di sini!!" kata Raya pada akhirnya.
"Makasih mbak." ucap Rin sambil mengembangkan senyumnya.
"Ya udah karena elo udah mau gue titipin, gue cabut dulu!! Kerjaan masih nunggu di kantor." kata Raven seraya bangkit dari duduknya.
"Besok saya akan jemput kamu, Rin!! Dan antar kamu ke tempat tujuanmu"
"Iya, Om. Eh..... Iya, Rav. Makasih." sahut Rin sambil terkekeh pelan.
Raya dan Rin kemudian mengantar Raven ke depan pintu.
.
🍃🍃🍃🍃🍃
.Dan di tempat lain, dengan sikap gusar Ryo masih terus mencari keberadaan Rin.
Sudah berulang kali ia melewati jalan tempat Rin biasa singgahi, kampus dan juga apartment Rin.
Tapi hasilnya nihil, Ryo telah kehilangan jejak Rin.
Sembunyi di mana kamu, Rin?? batin Ryo.
.
.
.
.
.
🍃🍃🍃 Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
ⓂⓎ ⒹⒺⓈⓉⒾⓃⓎ ⓘⓢ ⓎⓄⓊ
Romance[21+] ~ Sebagian part diprivate. Sebelum membaca lebih lanjut, sebaiknya pikir kembali bila usia tidak memenuhi syarat. JANGAN DIBACA! ⛔ ✔ Story END dan dibukukan ✔ Tema agegap 🦋🦋🦋 B L U R B "Menikahlah denganku, Rin!! Tidak semua laki-laki seper...