-2-

110 15 1
                                    

Yeri mulai gelisah dengan tatapan murid murid bertujuan hanya pada diri nya. Yeri tak tau harus bagaimana, ia bosan menunggu Ella yang sudah 20 menit lama nya. "Itu curut kemana sih? Lama banget. Gatau temennya risih gini apa?" Yeri mengacak acak rambut nya kesal.

"Yeri!" Suara laki laki yang tak Yeri kenal sama sekali memanggil nya dengan santai, lalu mendatangi tempat duduk Yeri bersama satu geng nya.

Yeri kebingungan dengan sikap pria yang ada di hadapannya itu. Siapa sih? Kenal aja kaga, maen nyamper nyamperin aja. Gumam Yeri dalam hati.

Eh, tiba tiba pipi Yeri dipegang dengan tangan pria tersebut. Yeri terbelalak kaget. "Apaan sih pegang pegang. Genit banget, lagian lo siapa sih?" Yeri yang begitu kesal langsung menghempaskan tangan pria itu dengan kasar.

"Nama gue Alvin."

Pria yang tak di kenal itu dan satu geng nya hanya tertawa melihat tingkah laku Yeri yang sangat kesal ini. Lalu Pria itu mengelus pucuk kepala Yeri dengan lembut.

"Yaudah, gue duluan ya."

Yeri hanya berkidik geli dengan apa yang ia hadapi sekarang, di tatap orang yang berada di dalam kantin tersebut dengan tatapan yang tidak bisa Yeri jelaskan. Yeri tersenyum heran dengan alis yang di naikan sebelah, melihat mereka yang menatapnya kagum. Samar samar Yeri mendengar bisikan mereka.

"Liat deh Alvin sama Yeri kok mesra banget ya? Mereka pacaran? Ga mungkin dong."

"Ih yaAllah romantis banget sih."

"Pangen jadi Yeri."

"Kapan bisa di gituin sama Alvin ya?"

"Tolong Alvin cuma buat gue doang!"

Alvin yang sudah duduk di sebrang tempat duduk Yeri hanya tersenyum kecil ke arah Yeri.

AAAAAKKKKKK!!

Yeri lantas kaget dengan jeritan perempuan perempuan yang sedang duduk di kantin, Yeri langsung menoleh ke sana kemari, mencari tahu ada apa sampe jejeritan begini?

Lalu Yeri memanggil seseorang perempuan yang dekat dengan tempat duduknya itu. "Eh, ada apaan sih? Kenapa?"

"Yeri.... lo ga liat? Kak Alvin senyum ke arah lo! Kita jejeritan gini karena jarang liat kak Alvin senyum kayak gitu."

Yeri lantas mengerutkan dahinya dengan bingung. Segitu nya ya, sampe jejeritan kayak orang kesurupan semua.

Disaat yang tidak di duga - duga, Yeri menatap lekat mata indah nya. Begitu indah untuk di pandang, di tengah keramaian kantin sekolah, ada sesosok pria tampan.

"Melamun aja, neng. Mikirin apa lo?"

Yeri terbangun dari lamunan yang sangat sangat indah untuk di bangunkan. "Yaelah, ganggu aja sih. Lagi enak - enak mandang yang seger - seger."

"Lo suka dia?" Ella, teman dekat Yeri. Menunjuk kearah salah satu kakak kelas yang sedang memainkan handphone nya di meja ujung kantin sendirian.

"Goblok, napa di tunjuk. Aduh Ella, mati aja lo." Yeri dengan cepat memukul tangan Ella dengan sangat kuat, sehingga Ella meringis kesakitan. Yeri menatap Ella dengan tatapan mematikan.

"Kok keliatan ganteng banget gitu ya? Siapa sih dia?"

"Oh itu. Itu kak Devian, Yer. Ganteng sih emang, tapi orang nya dingin banget, liat deh itu? Dia suka banget sendirian begitu, tapi banyak juga fans nya, secara dia anak orang kaya, dia yang punya yayasan di SMA ini." Balas Ella dengan kecil, Yeri sedari tadi terus memandang pria yang sedang di pojok tersebut dengan kagum.

I change my bad boy¡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang