Angkasa ▪ 9 RE-POST

2.4K 123 16
                                    


"Lisa," Angkasa memanggil.

"Hm?"

"Ikut gue yuk."

"Kemana?"

"Pelaminan. Mau?"

Terkejut, itulah reaksi pertama yang Lisa alami pada dirinya. Tubuhnya diam tak bergerak, bahkan bibirnya yang sedaritadi sibuk meniup pelipis cowok itu pun ikut terhenti. Pikirannya blank, bagaikan jalan tol yang kosong melompong tak ada kendaraan.

Dirinya tidak bisa berfikir, setelah mendengar ajakan Angkasa yang terdengar begitu mengejutkan untuknya. Cowok itu tadi mengajaknya kemana? Pelaminan? Oh my god! berfikir untuk berpacaran saja ia tidak, dan kini dirinya malah langsung ditawarkan untuk dibawa kepelaminan?

Ya ampun, cowok yang satu ini memang benar-benar!

"L- lo bilang apa barusan?" tanya Lisa tergagap dengan wajah yang memerah.

"Pelaminan Lisa." jawab Angkasa mengulang ajakannya, dan hal tersebut membuat Lisa terperangah tak percaya.

Lisa memalingkan wajahnya, untuk membuang nafas berat guna menormalkan diri dan juga pikirannya. Setelah itu, ia menatap Angkasa kesal. "Otak lo ikut kegores?"

"Eh? Engga kok." jawab Angkasa dengan memasang ekspresi bingung dan polosnya.

"Terus, lo kenapa ngomong ngaco?! Ngajakin gue kepelaminan? Sekolah aja belom lulus!" ucap Lisa emosi, Ia sungguh kesal dengan Angkasa yang selalu saja mengganggu dirinya.

"Oh, jadi kalo udah lulus, boleh ngajak lo kepelaminan?" tanya Angkasa sambil menahan senyum.

Lisa menganga cukup lebar. Dirinya tak habis pikir, bagaimana Angkasa bisa berpikiran demikian? Yang ia maksud sungguh jauh dari pemikiran cowok itu.

Kesal. Lisa bangkit berdiri dari duduknya, Ia tidak ingin berlama-lama ditaman ini bersama Angkasa, bisa-bisa dirinya terkena darah tinggi akibat emosinya yang selalu saja naik. Namun baru saja ia ingin berjalan, tangannya malah ditahan oleh Angkasa.

"Mau kemana?"

"Kelas."

"Oh," sahutnya. "Gimana? Mau gak?"

Alis Lisa bertautan. "Mau apa?"

"Ke pelaminan." jawab Angkasa dengan senyum geli yang kini terbit dibibirnya.

Mata Lisa membola. Astaga, cowok yang satu ini belum menyerah juga? Emosi, Perempuan itu lantas menghempaskan dengan kasar tangan Angkasa yang memegang lengannya hingga terlepas dan pergi meninggalkannya sendirian ditaman sekolah yang sepi.

Masa bodo dengan keadaan pelipis cowok itu yang terluka, Lisa sungguh tak perduli. Perempuan itu terus berjalan menjauh menuju kelas dengan wajah kesal sambil mengumpat, dengan tidak memperdulikan suara Angkasa yang terus saja memanggil namanya.

Sementara Angkasa, sedikit mencebikkan bibir, ia merasa sedikit kecewa karena Lisa tidak menghiraukan panggilannya dan malah memilih pergi. Namun detik berikutnya, cowok itu tersenyum geli mengingat ekspresi kaget Lisa yang terdiam bagai patung dengan wajah memerah, saat ia mengajaknya untuk kepelaminan.

Lucu, itulah yang terlihat oleh Angkasa.

"Sekali aja gak imut, bisa gak sih?" ucapnya bergumam sambil terkekeh.

Setelah tubuh Lisa menjauh, Angkasa bangkit dari duduknya hendak ke kelas. Ia merasa sedikit horor jika berada ditaman sekolah sendirian, apalagi dengan keadaan sepi seperti ini. Ih, takut.

Namun saat hendak pergi, matanya tak sengaja melihat sebuah novel yang berada dibangku taman tempatnya duduk. Ia lalu mengambil novel tersebut, yang sepertinya tidak sengaja Lisa tinggalkan.

ANGKASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang