Bagian 2

707 39 0
                                    

-Hari  kita saling mengenal dan bertatap wajah. Ingatkah?-

Semua MABA sudah berkumpul di suatu ruangan, sebut saja itu aulanya. Para senior yang tak lain diantaranya para panitia OSPEK memasuki ruangan. Mereka berbaris dengan rapi dengan wearpack yang mereka kenakan. Merah Maroon warna wearpack mereka.

Semua MABA memandang senior mereka satu persatu. Memandangi dari ujung rambut sampai ujung kaki, tak jarang dari para MABA juga mencari-cari mana senior yang cukup menarik untuk dikagumi.

Siregar menegakkan badannya untuk sedikit menunjukkan wibawanya dihadapan Mahasiswa Baru (MABA). David yang tadinya cemas memikirkan pacarnya pun menjadi teralih pada para MABA yang akan ia didik ini.

"Selamat pagi semuanya. Sebelumnya saya ketua panitia OSPEK tahun ini mengucapkan selamat datang untuk Mahasiswa Baru.Selamat datang di Universitas Surya Mataram. Jadi langsung aja hari ini kami akan perkenalan.  "kata Siregar.

"Nama saya Siregar, saya ketua panitia OSPEK di sini."tambah Siregar.

"David Putranta selaku wakil ketuanya." Kata David.

Next, "Yuandrita, sekretaris "

Yuanditra sering disapa Ditra. Cowok berkacamata dengan tampang paling kalem diantara para Peng-OSPEK lainnya.

"Belca, bendahara."

Dan dilanjut sampe ke sie nya. Diantaranya ada Zaky,Kumala,Fea,Adit Elix,Dhania, dan lainnya.

"Pada pertemua kita yang pertama, ini perkenalan dulu terus sama mau ngasih tahu apa yang harus disiapin buat OSPEK besok."kata Siregar kemudian setelah perkenalan usai.

"Jadi siapin catetan sekarang karena kalian harus nulis."kata David .

MABA pun mengeluarkan buku catatan kecil dan pulpen mereka. Ada juga yang menggunakan sobekan kertas.

"Pertama bawa air sungai Nil."kata David.

Para MABA berbisik mengenai air sungai Nil yang dimaksud senior mereka.

"Jangan berisik!" Bentak Fea.

Situasi kembali tenang.

"Kedua, bawa cacing goreng dan cacing rebus."lanjut David.
"Ketiga, Bantal Sobek isinya tanah liat. Dan jangan lupa bawa name tag."kata David lagi.

"Ada ditanyakan?"tanya David.

Kemudian salah seorang MABA mengacungkan jarinya dan berdiri.

"Siapa nama kamu?"kata David tegas.
"Devan Kevaldo."jawab Devan.
"Oke. Kamu mau tanya apa?"
"Itu name tagnya kayak apa?"tanya Devan sopan.

"Jadi itu name tag nya bentuknya kotak. Ditulisin nama panggilan aja sama jurusannya nanti dikasih tali buat dikalungin di leher. Paham nggak?"tanya David.

"Paham Kak."
"Yaudah duduk!"bentak David.

Devan pun akhirnya duduk kembali.

"Yang lain ada yang ditanyain lagi?"tanya Siregar.

MABA diam saja.

"Kenapa diam?!...Siapa yang nyuruh kalian diam ketika ditanya."kata Siregar yang sudah mulai ganas.

"Ada yang ditanyain lagi nggak?"tanya Ditra dengan nada satu oktaf lebih rendah.

"Enggak."jawab semua MABA serempak.
"Bagus. Besok kalian kumpul di tempat ini lagi tapi duduknya udah perjurusan ya? Jam 08.00 . Gaboleh telat!"kata Fea menegaskan bagian "telat".

"Sekarang kalian boleh pulang" kata Siregar.

Akhirnya semua bubar.

****

Devan,Zein,Bryan, Megan,Dibba, dan Fina pulang bersama naik mobil milik Megan. Ya mereka berlima, ditakdirkan menjadi satu angkatan kembali di satu perguruan tinggi yang sama setelah sebelumnya mereka juga berada di satu SMA yang sama.

Devan dan Zein ini sudah berpacaran sejak mereka hendak naik ke kelas 12. Meskipun hubungannya belum terbilang lama, tapi mereka seperti sepasang kekasih idaman. Devan dengan karakter yang romantis terutama.

Untuk Bryan dan Fina, sewaktu SMA mereka sempat memiliki perasaan suka dan kebetulan mereka juga satu organisasi waktu SMA, OSIS. Tapi sekarang hubungan mereka sekadar temen.

Buat Megan, dia ini dulunya anak yang tenar di SMA. Ada satu cewek yang nggak bisa move on sama Megan tapi untung aja sekarang mereka nggak satu universitas.

Dibba membuka buku catatannya dan mencerna perkalimat yang didektekan senior tadi.

"Ini maksudnya air sungai Nil apaan sih?"gumam Dibba.
"Masa iya airnya banyak? Nggak disebutin takaran juga tadi."kata Fina.
"Air sungai Nil..."gumam Zein.

Semua ikut berpikir sambil menuju parkiran.

.....

Sampai di parkiran tiba bahkan teka teki air sungai Nil belum terpecahkan.
"Kalian masuk aja dipikir dirumah gue ntar."kata Megan.

Semua masuk ke mobi Megan. Mesin pun menyala dan gas.

"Kenapa nggak cari di google aja sih..pusing amat."cibir Bryan.
"Ihh nggak asik tau, asikan juga nebak-nebak gini."sela Dibba.
"Yaudah cari aja sampe lu tua paling juga tetep nggak tau."ejek Bryan.

Devan mengutak atik HP nya.

"Ohh...maksud Air Sungai Nil itu air putih. Jadi mungkin Air mineral gitu."kata Devan.

"Bisa juga. Berarti air mineral. "Kata Bryan.
"Terus cacing goreng apa?"tanya Dibba lagi.
"Makanan yang kayak cacing tu apa?"tanya Devan.
"Mie."jawab Zein.
"Berarti ini mie goreng sama rebus?"tanya Fina.
"Iya."jawab Devan

"Lalu bantal sobek isi tanah liat?"tanya Dibba.
"Lo nanya mulu perasaan dari tadi Dib?"ejek Megan.
"Yee..biar aja kali Gan."kata Dibba setengau tidak terima.
"Roti sobek tuh.. "kata Megan.
"Isi tanah liat? Strawberry?"tanya Zein.
"Tanah liat tu warnanya merah gelap gitu ada juga yang terang."kata Fina.
"Tapi kalau strawberry itu kan warnya merah seger. Merah darah. Kenapa namanya isi tanah liat bukan isi darah?"gumam Dibba.

"Bukan strawberry deh kayaknya."kata Bryan.
"Terus apa?"tanya Zein polos.
"Bluberry?"tanya Fina.
"Bluberry itu ungu. Lo buta warna apa gimana sih Fin..."omel Megan.

Bryan dan yang lain tertawa.

"Iya habisnya bluberry kan gelap gitu."bela Fina.

"Ehm...coklat?"tanya Devan.
"Bisa sih...bisa..ada yang coklat agak merah kan tanah liat itu?"kata Megan.

"Yaudah udah ketemu kan. Sekalian belanja nggak nih? Buat name tag juga kan?"tawar Megan pada yang lain.

"Boleh. Kita patungan berapa nih?"tanya Bryan.

"Pake duit gue dulu aja. Ntar gampang lah."kata Megan

Vote +comment guys.



LIEBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang