Bagian 5

399 28 0
                                    

"Iya."jawab Siregar pelan.

Kemudian mobil berhenti didepan rumah bercat putih. Siregar pun turun.

"Makasih."ucapnya sebelum meninggalkan Devan. Devan hanya menanggapi dengan senyuman.

*****

Pagi harinya...

Hari ini adalah OSPEK hari pertama. Megan dan yang lain menggunakan nametag yang dikalungkan dilehernya serta mengenakan pakaian khas anak OSPEK yaitu baju putih dan bawahan hitam.

Mereka segera berkumpul di ruangan.
Para panitia OSPEK segera masuk ke ruangan. Acara diawali dengan doa.

"Selamat pagi,.."
"Pagi "jawab MABA serentak.
"Udah dibawa yang kita suruh kemarin?"tanya David.
"Sudah."jawab MABA serentak.
"Oke sekarang antre dikumpulin di depan sini, habis itu langsung ke jurusan masing-masing."

MABA pun segera mengumpulkan apa yang mereka bawa. Ada mie, roti, dan air mineral. Makanan-makanan itu sebenernya mau di sumbangin ke tuna wisma. Jadi ada daerah dimana di sana banyak banget tuna wisma. Mereka tidur dengan beralaskan koran dan seperti yang kalian tahu sendiri kalau orang nggak punya rumah itu kayak gimana.

****

Zein sudah bersama dengan teman satu jurusannya. Zein ini jadi anak Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB). Jadi, di OSPEK hari pertama ini agendanya adalah keliling kampus untuk mengenalkan lingkungan kampus itu seperti apa kemudian dilanjut game seru yang nantinya akan di bagi dalam beberapa tim.

Jangan meremehkan anak bisnis. Di sini ada satu anak yang punya paras cantik luar biasa. Siapa namanya? Ini dia perkenalan para MABA FEB sebelum game dimulai.

"Oke siapa yang mau perkenalan dulu nih" tawar senior.

Majulah seorang wanita berparas Chinese. Matanya berkelopak ganda dan wajahnya berbentuk huruf V. Wajah dan mata yang seperti itu merupakan standar kecantikan perempuan Korea Jika dinilai kecantikannya adalah 60/100.

"Halo, namaku Stavia. Aku berharap kita semua di sini bisa jadi temen baik."ucap Stavia.

"Halo Stavia."ucap MABA cowok.

Stavia yang tampaknya malu-malu tidak sabar untuk kembali ke tempat duduknya. Sementara MABA perempuan hanya berbisik-bisik mengenai kecantikan wajah Stavia.

"Lanjut yok..siapa lagi nih MABA cantik yang mau perkenalan diri?"

Kemudian ditunjukan Zein sebagai MABA yang perkenalan selanjutnya. Semua bersorak. Sebenarnya Zein ini kecantikannya biasa saja tapi ya dia anaknya manis.

"Namaku Zein, hobbynya jalan-jalan. Itu aja sih dari aku."ucapnya.

"Udah punya pacar?"tanya seorang kakak senior.
"Udah."jawabnya.

Semua lelaki di ruang itu mendesah. Mereka menyayangkan Zein yang sudah memiliki kekasih, meskipun sebenarnya mereka sendiri sudah menduga jika wanita semanis ini pasti sudah digebet dan pastinya dalam fantasi anak lain orang yang gebet ini adalah seorang cogan yang baik.

"Yaah...baru aja mau di geebet."ujar seorang MABA.

Kemudian Zein kembali ke tempat duduknya yang bersebelahan dengan Stavia.

Stavia menyunggingkan senyumnya. "Halo...."sapanya sambil mengajaknya bersalaman.

****

Sementara itu di Fakultas Bahasa.
Seperti anak FEB disini juga dibagi dalam beberapa tim untuk game. Dan seperti anak FEB lagi dimulai perkenalan.

Kali ini primadona anak Bahasa memperkenalkan diri. Siapa? Siapa lagi kalau bukan Devan . Pria berwajah ganteng yang sudah memiliki banyak fans ketika dia masuk.

"Halo..aku Devan Kevaldo. Panggilannya Devan aja udah cukup."kata Devan.

Sementara yang jadi pendamping adalah Siregar. Ia mengingat kejadian malam tadi kalau MABA yang hari ini sedang perkenalan di hadapannya adalah orang yang mengantarkannya pulang tadi malam.

"Waw..good looking ya?"goda David.

Acara perkenalan dilanjut ke seorang perempuan.

"Gue Dessya."ucapnya singkat.

Semua tertegun melihat Dessya, bukan karena dia cantik atau manis tapi dia sungguh datar ketika perkenalan.

Skip --

Nah sekarang semua sudah berkumpul di timnya masing-masing. Devan satu tim dengan Dessya. Tim satu

Devan terus memandangi wajah Dessya hingga Dessya menjadi tidak nyaman.

"Lo kenapa?"tanya Dessya.

Anggota tim satu memandang Devan.

"Wajah lo kayak familiar aja. Lo Dessya Putri?"tanya Devan padanya.
"Darimana lo tau?"Dessya balik bertanya.
"Desi ...Desi..., lo lupa sama gue?"tanya Devan terkekeh.

Dessy mengerutkan dahinya tidak mengerti.

"Gue temen SMP lo, Devan. Gue yang jadi saingan lo waktu pemilihan ketua OSIS SMP. Masa lo lupa sih?"

"Ah!..elo Van. Eh ternyata kita masuk fakultas yang sama." Jawab Dessy kemudian.

Wajah datarnya berubah menjadi lebih hidup.

"SMA jadi ketua OSIS juga?"tanya Dessy.
"Iya. Lo?"
"Iya."
"Anjir samaan."

Lalu dimulai pada game pertama yaitu balap minum. Jadi permainannya di sediaiin segelas gede es teh dan setiap tim mengajukan jagoannya untuk cepet-cepatan menghabiskan es teh nya. Yang paling cepet bakal jadi pemenang.

"Siapa nih yang mau maju?"tanya Zahra.
"Elo aja Van."tunjuk Dessy.
"Elo kan kalo makan cepet."tambah Dessy.
"Yaudah Devan aja."jawab Aldo.

Devan pun bersiap. Dalam hitungan ketiga, Devan meneguk es teh secepat mungkin. Semuanya bersorak menyemangati jagoan masing-masing.
Dan "Priiit" pemenangnya adalah Devan.

Devan menyunggingkan senyum kemenangannya. Kemudian dilanjut game selanjutnya, yaitu pertunjukan. Jadi disini, MABA bebas mau menunjukan apa aja. Bisa nyanyi, dance, puisi, rap, atau apapun itu.

"Kita mau nunjukin apa nih?"gumam Aldo.
"Gimana kalo nyanyi?"usul Devan.
"Ada yang bisa nyanyi atau mau nyanyi?"tawar Dessy.

Semua menatap Zahra. "Kok liat ke gue? Gue nggak bisa nyanyi. "

Kemudian mata licik Devan beralih ke arah Dessy. Dan semua menatap Dessy. "Kok gue? Gue nggak bisa nyanyi."jawab Dessy.

"Dance?"tanya Devan.
"Serius ngedance?"tanya Aldo.
"Gue sering liat lo nge dance sendiri di ruang OSIS."kata Devan.

Dessy memberikan tatapan jahatnya ke Devan.
"Udah lo aja Des."kata Zahra.
"Gue nggak bisa."
"Lo pasti bisa."jawab Devan.

Akhirnya fix yang terpilih adalah Dessy.
Oke, game selanjutnya dimulai. Dan penampilan dari tim satu.

"Oke tim satu, kita panggil Dessya."kata David.

Vote + comment guys










LIEBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang