3 : truly ending

39 3 0
                                    

Author harap kalian puas dengan ending yang seperti ini, dan terimakasih sudah mau membaca. jangan dilewatkan 1 Chapter puisinya oki.


Bruk......

" angkat tangan kalian sudah dikepung. "

" Rina....... " teriak meisie yang langsung menghampiri rina yang berada dalam posisi diikat terbalik dan badan penuh lebam. Dengan perlahan Meisie dibantu dengan aparat polisi yang lain untuk menurunkan rina yang sudah diambang kesadaranya, tak lama orang tua rina datang

" Rina....... Kami mencemaskanmu. " ucap mama rina yang sedang memangku rina. Kini semua orang sedang memandang rina. Namun tatapan meisie berbeda.

" I'm okay mam. jangan menangis kumohon. " ucap rina dengan tertatih-tatih, ia melihat satu-persatu orang yang memandanginya sekarang. Setelah itu rinna langsung tak sadarkan diri untung saja ambulance datang tepat waktu rina dibawa ke rumah sakit yang dikelola orang tuanya.

.

.

2 Hari

.

.

1 Minggu

.

.

1 Bulan.

.

.............................................

Sekarang 1 bulan tepat rina koma. Dan hari ini juga sidang akhir William. Tebak siapa perwakilan Rina di pengadilan. Siapa lagi kalau bukan Ady Alana Meisie yah sangat pemberani dia itu. Ingatkah kalian kebencianya, " Aku tak rela milikku menderita " mungkin semboyang itu yang menguatkan hatinya dan jiwanya untuk berdiri di pengadilan sekarang.

Seharian sidang itu berlangsung.

Dan syukurlah meisie memenangkan sidang itu dan William akan ditahan 15 tahun lamanya.

MEISIE POV

" rina.... Aku akan membalaskan penderitaanmu, aku tidak puas apabila William hanya dipenjara. Kau sahabat ku ingat itu. " ucap ku yang sedang berada tepat disebelah rina yang masih tertidur dengan segala macam alat medis menempel di tubuhnya. Sebulan ini aku menderita.

Aku bergegas berdiri dan tersenyum ramah didepan rina, lalu aku menuju rumah untuk menemani nenek yang pasti sedang sendirian.

Selama perjalanan aku selalu membayangkan bagaimana cara balas dendam kepada William. imajinasiku mulai meliar sekarang.

.

.

.

" apakah saatnya? "

" kurasa saatnya sudah tiba"

" baguslah..... ingatlah aku selalu menunggumu. "

.

.

.

.

Aku memberhentikan mobilku tepat di depan sebuah kantor polisi tempat William dipenjara, bukan membesuk tapi lebih ke balas dendam aku ingin melihat penderitaanya.

" saya ingin bertemu dengan William " ucapku pada seorang sipir.

" hay manis...... tidak ingin bertemu dengan om aja. " rayu sipir genit.

Aku spontan mencengkram kerah sipir itu.

" asal om tau aku sedikit belajar tinju. Bahkan aku pernah melihat orang mati bunuh diri. " ancam ku kepada sipir itu. Kulepaskan cengkramanku lalu dengan bergegas sipir itu meninggalkan ku.

Angel?... are you? ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang