(Part 1) "new school"

339 17 0
                                    

*Mulai lah kehidupan barumu dengan lembaran baru. anggap saja kau baru terlahir kembali di dunia ini*

Hari ini aku sekolah. Oh ya ada anak yang sepertiku ga ya? Hmm

"Hari ini aku sekolah yes."ujarku semangat sambil menelusuri koridor kelas mencari kelas baruku

" (namakamu) " sapa seseorang dengan suara Khas melengkingnya. Langsung saja aku mencari siapa yang memanggilku tadi

"Oh iya Bu" Sahutku setelah menemukan sang pemanggil itu

"Kelasmu bukan ke arah sana. Mari IBU antar." Pinta IBU guru itu dengan ramah

"Baiklah Bu terimakasih" ujarku penuh dengan senyuman.

Aku berjalan mengekor di belakang IBU guru tersebut hingga sampai lah di kelas yang suasananya ribut namun hanya ada 1 siswi yang hanya diam. Seakan-akan bosan dengan hidupnya.

"Savage" gumamku melihat siswi itu. Tampilan dia seperti anak yang tak terurus. Sepertinya dia juga nakal . pas nih jadi temenku

"Anak-anak!! Mohon diam ada anak baru. Perkenalkan nama kamu . Silahkan nak" Ibu guru ITU memberikanku waktu untuk memperkenalkan namaku
.
.
.
.
.
"Eh anak baru, lo knp mau duduk sama gua?" Tanya anak yang tadi Ku lihat saat pertamakali aku memasuki kelas. Yeah kini aku duduk dengannya

"Karena kau baik oh ya siapa namamu?" Tanyaku dengan ramah terhadapnya

"Hehh." Dengusnya seraya memutar bola matanya
"Gw Alena salken" sambungnya dengan santai

"Kamu mau jadi temanku?" Pinta Ku dengan sangat

"Lo serious? Hmm" ujarnya agak tak percaya dengan ucapanku

"Sure" senyuman di mataku mengembang

"Iya oke. Tp lo sanggup buat temenan ama gw?" Tanya nya seraya menaikkan satu alisnya

"Yeay makasih. Oh ya kntin yu" ajak Ku dan langsung di angguki olehnya. Mumpung jam istirahat belum berakhir juga
.
.
.
.
.
#1minggu berkawan
Kini aku dan Alena sudah 1 mi ggu berteman. Tingkah nya memang nakal namun ia mungkin tak senakal aku dulu.
Dulu aku sering pergi ke club malam namun dia tak pernah mengajakku kesana. Ia hanya mengajakku mabuk bareng di basecame tapi aku pura-pura menolak. Yah memang aku juga sudah agak kecanduan jadi mau tak mau ya aku akhirnya mau juga.
Orang tua? Heh aku tak perduli. Mereka saja tak perduli denganku fokus saja terus dengan kerjaanya

Aku menyukai caranya yang licik namun menurutku sih dia tak munafik. Hanya saja dia vurgal dan mungkin memiliki kehidupan seperti Ku . so aku juga bosan berpura2 baik di depan orang ² pengen bisa seperti nya yang dengan leluasa mengeluarkan APA yang ia inginkeluarkan

"Bagaimana sekolah mu selama 1minggu ini nak?" Tanya seorang wanita paruh baya yang tengah duduk bersama suuaminya seraya meminum secangkir susu

"Hmm" ujarku masa bodo

"Hei kamu ini di Tanya malah melengos!" bentak seorang pria paruh baya yang duduk di sampingnya

"Baik" ujarku singkat lalu melanjutkan langkahku

"Kau harus hormat dan patuh!" Bentaknya lagi

"Tak usah sok perduli!" Bentak Ku
"Kerja saja sna tak usah pulang hanya untuk memarahiku" lanjutku penuh amarah

"Kami kerja untuk mu" balas pria ITU dengan tatapan nya

"Oh" aku langsung memasuki kamarku seraya mencopoti bekas² atribut yang menempel saat sekolah. Seraya membersihkan seragamku dan membersihkan badan ku

"Shit! Mereka memang vurgal. Aku benar - benar muak dengan sikap mereka huh" ujarku lalu aku hanya terduduk bermain ponsel di kamarku hingga malam.

Aku hanya makan di dalam kamarku. Makananku di antar bibi ke kamarku dan orangtua Ku sudah berangkat tadi siang habis memarahiku.
Aku tersenyum legs setidaknya bibi masih perduli dengan Ku.

Setelah makan aku tidur. Kenapa? Karena orang tuaku saja tak sholat. Terus juga tak ada yang mengajariku shalat,- aku benci sama kehidupan ini. Gaadayang perduli
.
.
.
.
.
Kini malam menjelang pagi. Sang mentari menampakan keelokannya melalui sinarnya yang menyinari sela - sela
Fentilasi dan jendelaku. Aku bergegas mandi dan langsung sekolah. Untung bibi selalu menyiapkan roti di atas meja ku jadi aku bisa langsung melahapnya dengan cepat.

ILY My Hatter ! (Harris J & NK) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang