5. WE KNOW EACH OTHER

9.7K 430 11
                                    

       

MASIH segar dalam ingatan Dave ketika ia memergoki Mike tengah bersetubuh dengan Christ. Waktu itu, Dave sengaja datang ke apartemen Mike tanpa memberitahunya, niatnya ingin memberi surprise tapi malah ia yang diberi surprise.

Satu kali, ia masih memaafkan Mike. Tapi ketika kejadian itu berulang dua hingga tiga kali, kesabaran Dave habis. Ia memutuskan hubungan dengan Mike dan bersumpah tidak akan mau lagi melihatnya. Mike berulangkali mengatakan bahwa Christ menjebaknya dengan memberinya obat perangsang melalui minumannya.

Dave tidak mau percaya lagi.

Apapun alasannya, Mike sudah tidak berharga lagi di matanya.

Dave memutuskan menyendiri sejenak di tangga darurat rumah sakit yang sepi. Di sana terdapat sebuah jendela besar yang mengarah langsung ke taman rumah sakit. Dave sering menghabiskan waktu disana sekadar untuk merenung maupun beristirahat.

"Dave..." sebuah suara memanggil. Suara Andy. "Aku... aku nggak tahu mesti ngomong apa..."

"Sudahlah, An. Aku lagi ingin sendiri," cetus Dave tanpa menoleh.

Andy menghela napas. Ia sudah mengetahui semuanya. Andy memaksa Christ bicara dan adiknya itu mengakui semuanya. Tiba-tiba ia merasa bersalah pada Dave atas semua kelakuan adiknya.

"Katakan, apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahan adikku?" Andy menatap punggung Dave.

Dave berbalik dan menatap Andy. "Kumohon, An. Biarkan aku sendiri, aku ing..."

Andy menyergap mulut Dave. Membungkamnya. Lalu nekat melumatnya.

Dave kaget dengan serangan itu, ia mendorong Andy sekuat tenaga hingga punggung cowok itu membentur tembok. Dave menatap kesal pada Andy.

"Sudah aku bilang tinggalin aku sendiri!" Dave membentak Andy. "Adik kamu sudah merusak semuanya. Dia menghancurkan semuanya!"

"Dave, tolong tenanglah!"

"Cukup, An!" Dave tak bisa lagi membendung kemarahannya. "Aku tahu semuanya. Kamu sekongkol sama adikmu buat ngehancurin hidup aku kan? Kamu datang tiba-tiba, ngajak kenalan, ngajak jalan, ngajak pacaran, ujung-ujungnya kamu bakal nyakitin aku, iya kan?"

Andy menggeleng-geleng. "Kamu salah Dave. Aku nggak tahu apa-apa."

"Sudahlah, aku nggak mau dengar lagi." Dave berbalik dan langsung pergi. Andy memanggil-manggil namanya tapi Dave tak peduli. Ia menghilang dibalik pintu tangga darurat.

*

Dave masuk ke kamar dokter jaga, menguncinya, dan menangis sejadi-jadinya. Ia tak menyangka hari ini akan kembali mendapat kejutan yang tidak menyenangkan.

Tadinya ia berpikir untuk melupakan semua masa lalunya dan memulai hidup baru bersama Andy. Tapi melihat kenyataan Andy ternyata kakak kandung orang yang sudah merusak hubungannya, Dave merasa illfeel. Ia marah, kecewa, dan benci padanya.

Untuk beberapa saat Dave menumpahkan semua kepedihannya. Sepasang mata bulat berwarna coklat terang itu basah oleh air mata. Dave tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.

Telepon kamar dokter jaga berdering. Dave mengusap matanya dan mengangkatnya.

"Halo," ujarnya dengan suara serak. "Apa? Baik. Saya segera kesana." Dave bergegas mencuci muka lantas melesat menuju kamar pasien.

"Dok, pasien ngamuk," perawat menyambut Dave dengan wajah panik.

Dave mendorong pintu kamar. Setengah berlari ia menuju ranjang pasien dan mendapati Mike tengah meronta-ronta di atas tempat tidurnya. Spreinya kusut, selimut berserak di lantai bersama tiang infus dan cairannya yang tumpah kemana-mana.

"Mike...tenang!" Dave mengguncang bahu Mike.

Cowok itu menatapnya, kedua matanya merah dan basah. "Aku nggak bisa main musik lagi, Dave. Nggak bisa! Sebaiknya aku mati saja!"

"Nggak Mike, semua akan baik-baik saja, kamu pasti sembuh!"

"Tapi aku lumpuh. Aku nggak bisa main musik lagi!"

Dave tak bicara lagi. Ia meraih kepala Mike dan mendekapnya. Mike tergugu dalam pelukannya.

"Tenanglah Mike, aku yakin kamu pasti segera sembuh dan bisa bermain musik lagi. Kamu harus sabar." Dave mengelus kepala Mike. Hati Dave terasa sakit melihat Mike yang rapuh. Mike yang selalu ceria dan gagah perkasa kini lebih mirip sehelai daun kering yang diterbangkan angin.

Mike mengurai air mata di pelukan Dave. Baginya musik adalah hidupnya, jiwa raganya. Ia mencintai musik sama seperti mencintai hidupnya sendiri.

*

"Sayang, aku buatin lagu buat kamu. Judulnya Dokter Ganteng." Mike mulai memetik gitarnya dan bersenandung.

Dave duduk di depannya, mendengar syair lagu ciptaan Mike yang konyol tapi terdengar romantis.

"Gimana? Kamu suka Sayang?"

"Sukaaaa banget!" Dave menghambur ke pelukan Mike dan menghujaninya dengan ciuman. "Kamu hebat, Yang. Makasih banget lho udah dibikinin lagu spesial buat aku."

Mike mendekap Dave. "Aku juga beruntung bisa punya kamu Sayang. Aku mau kita seperti ini sekarang dan selamanya. Aku bahagiaaa banget bisa punya pacar seorang dokter ganteng kayak kamu."

"Gombal ih!" Dave mencubit hidung Mike hingga Mike menjerit.

"Yang..." panggil Mike.

"Hmm.?" Sahut Dave.

"Yang..." panggil Mike lagi.

"Apa?"

"Yuk!"

"Yuk kemana?"

"Ini," Mike menunjuk kontolnya yang menegang. "Ada yang kangen pengen ngewek."

"Iiiihhh.. kamuuu... ayooo!"

***BERSAMBUNG***

The Doctor CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang