12. I'M OKAY

6.8K 393 18
                                    

       

CHRIST mengurut kontol Andy dengan penuh nafsu. Setelah tegang sempurna, ia memasukkannya ke dalam mulut. Bergerak turun naik dengan irama konstan, lidahnya menjilat-jilat ujung penis dengan lincah.

Andy bersandar di sofa sambil memejamkan mata sementara Christ sibuk dengan permainannya.

Siang itu Christ sengaja datang ke kantor Andy, mengajaknya makan siang bersama untuk kemudian meeting dengan fotografer untuk membahas rencana pemotretan preweding sebelum mereka berangkat ke Amerika. Tapi Christ malah meminta kakaknya untuk duduk di sofa dan membuka risleting celananya, katanya ia kangen dengan kontol Andy yang besar.

"Christ... jangan lama-lama... takut... ada... yang datang," ucap Andy terengah.

Christ tak menghiraukan kata-kata Andy, malah permainannya semakin liar, gerakannya semakin buas membuat Andy kewalahan. Christ kemudian membuka celananya. Kontol besar Andy yang licin berlumur liur tampak sangat menggoda dimatanya.

"Christ... jangan Christ," larang Andy, entah mengapa ia merasa tak enak hati.

Tapi Christ tak peduli. Ia naik ke atas sofa. Lubang pantatnya diarahkan ke kontol Andy. Perlahan batang licin keras itu melesak masuk membobol pantat Christ yang sudah tak sabar dientot calon suaminya itu.

Andy mengerang, Christ pun demikian. Kakak beradik yang juga calon suami istri itu nekat bercinta di ruang kerja. Perlahan gerakan Christ semakin cepat membuat Andy terbuai kenikmatan tiada tara. Pantat sempit Christ memijat-mijat batang kontol Andy memberikan sensasi luar biasa.

"Christ... Koko... Koko mau... keluar."

"Keluarin sayang, hamilin aku Ko..." desah Christ.

Tepat disaat kontol Andy hendak memuntahkan cairan sperma di dalam pantat Christ, pintu ruangan terbuka.

Christ dan Andy kaget bukan main.

*

Dave, Mike, dan Herman telah menemukan bukti-bukti terkait kejahatan yang dilakukan Andy dan Christ, diantaranya kesaksian anak Parjo yang dibayar untuk menabrak Mike dan petugas ruang ganti futsal yang disuap untuk merekam percintaan Dave dan Andy. Selain itu ditemukan pula bukti-bukti lain untuk menjerat Papa dan Mama Andy yang juga turut terlibat.

Polisi segera bergerak setelah menerima laporan itu. Dave dan Mike ikut dalam penangkapan Andy, sementara Herman bertolak ke rumah keluarga Huang untuk menangkap Papa dan Mama Andy.

"Dave, kamu baik-baik saja?" Mike menepuk punggung tangan Dave.

Dave yang sedang menyetir, menoleh dan tersenyum. "I'm okay."

Mike mengangguk-angguk. "Kita akan melakukan sesuatu yang mungkin berbahaya, syukurlah kalau kamu siap."

"Aku lebih dari siap untuk meringkus bajingan itu. Aku ingin melihat dia membusuk di penjara!" geram Dave.

Mike tidak berkomentar. Ia mengalihkan pandangannya lurus ke arah mobil-mobil polisi yang bergerak lincah menembus padatnya lalu lintas. Dalam hati ia berharap semoga semuanya berakhir dengan baik dan Dave bisa kembali menjalani hidupnya dengan tenang.

Para petugas polisi langsung merangsek ke lantai 27 diikuti Dave dan Mike. Informasi terakhir yang didapat, Andy dan Christ sedang berada disana. Tanpa ragu mereka langsung menuju kesana.

Di lantai 27 polisi langsung mengepung ruang direktur utama. Sayangnya ruangan itu terkunci dengan kunci digital yang sulit didobrak atau dihancurkan. Hanya yang tahu nomor kombinasinya saja yang bisa membuka pintu itu.

"Biar saya yang buka," ujar Dave. Ia tahu betul angka kombinasi untuk membuka pintu itu. Dulu ia sering mengunjungi papanya di kantor bahkan Dave sering menginap disana.

Mudah bagi Dave untuk membukanya. Ternyata Andy tidak menggantinya nomor kuncinya. Dengan segera Dave mendorong pintu itu dan alangkah terkejutnya ia mendapati Andy dan Christ sedang bercinta di atas sofa.

*

"Kamu menjijikkan, An," tuding Dave. Ia melihat mantan pacarnya itu seperti onggokan sampah yang berbau busuk. Kelakuannya lebih hina dari iblis.

Andy menunduk, menghindari tatapan Dave. Kedua tangannya diborgol, seorang polisi memeganginya di belakang.

"Kamu dan adikmu sama saja, kalian berdua sampah!" cerca Dave. "Aku senang karena akhirnya perbuatan busukmu terbongkar dan aku akan pastikan kamu membusuk di penjara!"

"Dave...aku...aku minta maaf," lirih Andy.

"Aku tidak akan pernah memaafkan kamu!" sentak Dave. "Sekarang nikmati saja hukumanmu di penjara sana!"

Polisi menggiring Andy keluar ruangan dengan kasar. Dave melihat kepergian Andy dengan hati gerimis. Beberapa waktu lalu, ia begitu mencintai lelaki itu. Lelaki manis yang telah mengobati luka hatinya. Tapi laki-laki itu telah menghancurkan hatinya berkeping-keping.

*

DUA MINGGU KEMUDIAN...

"Ayo Mike, kamu pasti bisa!" Dave menyemangati Mike yang sedang berusaha berdiri. Perlahan kaki Mike bergerak dan menjejak lantai sedikit demi sedikit. Mike takjub dengan perkembangannya, Dave benar ketika mengatakan dirinya akan segera pulih.

"Aku bisa jalan lagi, Dave. Aku bisa!" Mike berkaca-kaca. Selain kakinya, kedua tangannya pun sudah berangsur pulih namun tetap masih belum bisa memainkan alat musik.

Dave tersenyum. "Aku yakin satu atau dua bulan lagi kamu sudah bisa jalan, sementara kamu pakai tongkat dulu untuk menopang tubuhmu."

"Makasih Dave, makasih banyak." Mike memeluk Dave penuh haru. Tak menyangka keajaiban itu akan datang dengan cepat.

Mike merenggangkan pelukannya. Ia menatap Dave dalam dan lembut. Tanpa aba-aba, ia mencium Dave, melumat bibir laki-laki yang sangat dicintainya itu dengan sepenuh hati. Dave membalas ciuman Mike. Dalam hati ia merasakan kerinduan yang teramat besar pada lelaki itu.

Ponsel Dave berbunyi. Mike mengakhiri ciumannya dan menyusuh Dave mengangkat telepon. Nomor tak dikenal.

"Hallo Pak Dave, saya dari kantor polisi. Ingin mengabarkan bahwa saudara Andrew Huang melarikan diri!"

***BERSAMBUNG***

The Doctor CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang