4. I KNOW WHO YOU ARE

10.6K 516 11
                                    

ANDY tak paham kenapa Dave tiba-tiba mendorongnya. Andy berpikir mungkin Dave tersinggung dengan perbuatannya. Mereka baru kenal tapi Andy langsung 'menyerangnya'.

Andy hendak meminta maaf ketika Dave tiba-tiba menerjangnya dan mendaratkan ciuman beruntun di dadanya. Andy tersenyum rupanya Dave ingin mengambil kendali permainan.

Dengan lincah Dave memainkan jari-jarinya di atas tubuh Andy, membuat cowok bermata sipit itu menggelinjang keenakan. Puting Andy yang berwarna merah muda dilumatnya dengan buas. Andy merasa dirinya melayang-layang di surga kenikmatan.

Dave menelusuri perut kotak-kotak Andy, berhenti sejenak di lubang pusarnya untuk memainkan lidah, lalu kepalanya bergerak ke bawah. Dave membuka celana jeans Andy, menggigit pelan kontolnya yang berdesakan di dalam celana boxer ketat berwarna abu-abu. Andy semakin tak kuasa menahan dirinya. Dadanya buncah oleh debar jantung yang semakin memburu, menikmati kelihaian permainan Dave.

Tak puas hanya dengan menikmati celana dalam, Dave melepas celana dalam Andy. Dave takjub melihat ukuran penis Andy yang menurutnya sangat menggoda itu. Tak menunggu lagi, Dave melahapnya, menjilatnya, menggigitnya manja, memperlakukannya seolah mainan baru yang sangat diinginkannya.

"Enak Dave... enak Sayang..."

Dave pun merasakan hal yang sama. Ia menyukai sensasi mulutnya penuh oleh kelamin pria. Walau membuat napasnya agak sesak karena tenggorokannya nyaris tertutup oleh kontol Andy, tapi Dave menyukainya. Dave kemudian memijatnya dan mengocok kontol yang licin dengan air liurnya itu.

"Dave sayang, aku... aku mau... mau keluar..." erang Andy.

"Keluarin di mulut aku, An." Dave bergegas memasukkan kontol Andy ke dalam mulutnya tepat ketika spermanya muncrat, Dave langsung menelannya. Ia menjilati kontol Andy yang basah dengan cairan sperma layaknya anak kecil menjilati es krim.

Andy mengangkat tubuhnya dan terduduk. Napasnya masih terengah, jantungnya berdebar kencang. Andy meraih bibir Dave dan mencumbunya.

*

"Kalau aku jadi pacar kamu gimana?"

"Kamu nembak aku?"

"Yaaa... kurang lebih."

"Nggak mau ah nggak romantis."

Andy terbahak. "Jadi kamu maunya gimana Sayang?"

"Ya menurut kamu?" Dave memutar bola matanya. "Pokoknya nggak di atas kasur begini, nggak telanjang, nggak bau iler."

"Itu kan kamu yang ngiler!" Andy mencubit hidung bangir Dave.

Dave manyun.

"Iya iya, nanti aku siapin momen spesial buat nembak kamu. Yang nggak akan terlupakan." Andy mengerling pada Dave.

Dave mengangkat bahu. "Kalau aku nolak gimana?"

"Kalau kamu nolak, aku bakal nangis seminggu. Nggak makan nggak minum, biar nanti sakit dan dirawat di rumah sakit terus ketemu kamu dan aku nggak akan minum obat sebelum kamu nerima aku."

"Nakal!" Dave mencubit puting Andy. "Kamu pikir badan kamu ini mainan? Nggak boleh gitu!"

"Ya kamu terima dong kalau begitu."

Dave memutar bola matanya. "Dasar!" lantas tersenyum.

Menjelang siang, Dave pergi ke rumah sakit untuk bekerja. Ia ditemani Andy yang memaksanya ingin mengantar. Sepanjang perjalanan mereka berbicara banyak hal termasuk pengalaman cintanya masing-masing.

Dave bercerita tentang Mike yang diputuskannya setelah membuatnya kecewa. Andy sendiri pernah berpacaran dengan seorang pemain sepakbola tapi putus karena pacarnya itu pindah ke klub di luar pulau dan hubungan jarak jauh itu tidak bisa mereka pertahankan.

Andy berharap bisa kembali menemukan seseorang yang bisa menjadi temannya berbagi kasih sayang.

"Dan aku harap itu kamu..." Andy menoleh dan tersenyum, lantas kembali menyetir.

Dave tersipu. Sungguh kehormatan yang luar biasa jika Andy bisa menjadi miliknya. Andy yang begitu tampan, manis, ramah, hangat, siapapun tak akan menolak untuk menjadi pasangannya. Tapi entah mengapa Dave tidak bisa langsung mengiyakan permintaan Andy. Dave merasa belum sepenuhnya yakin apalagi Andy belum lama dikenalnya.

Mobil Jazz merah itu masuk ke area parkir. Tepat ketika mobil berhenti, ponsel Andy berbunyi.

"Iya Koko baru nyampe, tungguin bentar!" katanya langsung menutup telepon.

"Siapa?" tanya Dave.

"Adik aku. Dia lagi disini, jenguk temannya yang sakit." Jawab Andy. "Nanti aku kenalin ya."

Dave mengangguk.

Mereka berdua masuk ke loby lantas berpisah. Dave menuju ruang dokter jaga dan Andy menuju kamar pasien.

Siang ini Dave akan ke kamar Mike lebih dulu, melihat kondisinya yang menurut catatan perawat mengalami kemajuan. Dave segera menuju kamar VVIP di lantai 5.

"Siang, Dok." Sapa seorang perawat.

"Siang Sus, saya mau ke kamar 501."

"Kamar Pak Michael Alby?" ucap suster. "Disana lagi ada itu lho Dok, siapa tuh? Member boyband Style99 yang paling ganteng tuh?"

Alis Dave bertaut. Member boyband Style 99?

Dave beranjak, mengabaikan suster yang masih meracau tentang member boyband itu. Dave merasa tidak perlu membahasnya karena ia tahu siapa yang dimaksud suster.

Dave membuka pintu pelan. Ia kaget mendapati Andy berada di dalamnya.

"Hai, Dave?" sapa Andy sambil melambaikan tangannya. "Ini nih kenalin adikku, ternyata dia temennya basis kece ini lho!" candanya.

Adik yang dimaksud Andy itu berbalik dan melempar senyum padanya.

Dave mematung di tempatnya, tak membalas senyumannya. Dave tahu siapa dia.

Namanya Christ Huang.

Dia adalah cowok yang berselingkuh dengan Mike.

***BERSAMBUNG***

The Doctor CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang