Mungkin hanya pintu yang menjadi penghalang mereka saat ini. Mereka terduduk dengan tangisan yang sudah lama tertahan. Baik Dahyun maupun Taehyung hanya tertunduk menangis di balik pintu apartement Taehyung.
Perlahan Dahyun beranjak dari apartement Taehyung lalu pergi meninggalkan gedung apartement Taehyung. Dia terus berjalan menyusuri jalan dengan air mata yang coba ia hapus beberapa kali. Semakin jauh ia berjalan semakin terasa sesak di dadanya, sesak menahan sakit yang ia rasakan di relung hatinya. Entah perasaan apa yang mampu mengekspresikan perasaannya saat ini. Dia terus dan terus berjalan berharap setiap inci sakit di hatinya pudar dan hilang seiring dengan jejak yang ia tinggalkan.
Sementara Taehyung kini masih tertunduk menangis mengeluarkan rasa yang tidak bisa ia keluarkan. Mungkin keputusannya saat ini bisa jadi penyesalan seumur hidupnya atau keputusan terbaik yang harus ia lakukan meskipun hatinya berat untuk melepaskan. Taehyung sangat mencintai Dahyun namun apalah daya, ia hanya bisa melepaskannya agar ia tidak tergores luka kembali. Itu yang Taehyung pikirkan saat ini.
>
Keesokan harinya Taehyung dan Dahyun seperti biasa bekerja di kantor. Namun atmosfer dulu dan sekarang sangatlah berbeda. Taehyung cenderung bersikap layaknya orang asing terhadap Dahyun dan hubungan mereka benat-benar layaknya bos dan pegawai yang tidak dekat satu sama lain. Taehyungpun sekarang lebih gila bekerja di banding dulu. Terkadang ia tidak pulang ke apartemennya hanya untuk bekerja dan bekerja.
Pagi itu Dahyun datang terlambat, namun kini Taehyung tak begitu cerewet seperti halnya dulu kini ia hanya terdiam dan memberi teguran saja.
"annyeong haseyo, maaf pak saya terlambat datang karena...." ucap Dahyun seketika masuk ke dalam ruangan Taehyung.
"tidak apa, kau bisa duduk di tempat kerjamu..." ucap Taehyung dingin.
"ah, ne... Apa aku harus berlembur karena terlambat?" tanya Dahyun.
"tidak, kau bisa pulang seperti karyawan lainnya..." ucap Taehyung tak melihat lawan bicaranya dan hanya berkutat pada dokumen yang ia kerjakan.
"ah... Ne" jawab Dahyun singkat.
Sudah beberapa hari Taehyung bersikap dingin dan itu membuat Dahyun frustasi karena ia tahu ini bukan Kim Taehyung yang ia kenal. Bahkan ketika Dahyun melakukan kesalahan Taehyung hanya menanggapinya dengan dingin tanpa marah yang berapi-api seperti biasanya. Taehyungpun menjadi jarang tersenyum. Ia cenderung pasif saat tidak ada orang memancingnya untuk bicara.
Dahyun tidak bisa tahan dengan sikap Taehyung sekarang yang terus menerus berkutat dengan dokumen dan cenderung diam dan dingin. Sebelum pamit pulang Dahyun melontarkan beberapa patah kata untuk Taehyung.
"kau tidak usah berusaha terlalu keras untuk melupakanku... Bersikaplah seperti biasanya, jika kau marah padaku marahlah, jika kau kesal padaku bilanglah.. Jika kau ingin menangis, menangislah. Kau bukan robot Taehyung-ah... Hiduplah selayaknya manusia... Aishhh.. Kau benar-benar membuatku frustasi" ucap Dahyun yang terus memainkan intonasi bicaranya.
Taehyung menghentikan aktivitasnya sesaat ia mendengar ucapan Dahyun.
"Jika kau tidak suka, kau bisa resign dari berusahaan ini.. Tidak ada yang akan menahanmu" jawab Taehyung dingin.
"ne??? Bu.. bukan itu maksudku. Aku hanya ingin kau bersikap seperti biasanya... Itu saja" ucap Dahyun.
"sikap yang mana yang kau maksud, Dahyun-ssi?" tanya Taehyung yang kini mulai menatap lawan bicaranya.
"si... Sikap kau yang dulu yang selalu marah ketika aku melakukan kesalahan.. Tersenyum jika kau mendengarkan sesuatu yang.. Yang lucu.. Menghukumku ketika aku datang terlambat.." ucapan Dahyun terpotong ucapan Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Relationship ✔
Fanfiction[COMPLETED]- Karya pertama- Ini berantakan sih ketikannya tapi secara cerita lumayan lah. Cast : Dahyun Oc: chaeyoung Taehyung Jaebum Jungkook Tzuyu keti...