CHAPTER 05

476 43 8
                                    

Pintu ruangan Kelvin terbuka dan itu mengangetkanny. Kelvin mendengus saat tahu yang masuk itu adalah Kiara kekasihnya yang kini tengah nyengir memamerkan giginya.

Kelvin langsung mengusap kasar air matanya "tumben kesini..?" sindir Kelvin kepada kekasihnya itu, yang baru menginjakkan kakinya di ruangannya semenjak ia menjadi dokter.

Mendengar itu Kiara mengerucutkan bibirnya kesal "aku tuh sibuk ya Kev, jadi maklumi ajalah kalau aku baru bisa kesini...!"

"terserah kamu dech.."

Nexxtt....


Kelvin dan Kiara memutuskan memakan makanan yang di bawa oleh Kiara di ruangan itu sambil bercerita tentang banyak hal.

"barusan ada adik kakak yang mengambil hasil check up adiknya. Tapi sayangnya hasilnya cukup membuatnya tak percaya. Adiknya mengindap kanker hati.."cerita Kelvin di tengah-tangah acara makan mereka.

Kiara bisa melihat mata Kelvin berkaca-kaca dan Kiara tahu apa yang akan Kelvin katakan setelahnya.

"aku jadi ingat masa-masa tiga tahun lalu. Aku juga bisa melihat diriku pada kakaknya itu. Dia sama seperti ku. Sama-sama menyedihkan"

"Kelvin aku gak suka kamu terus-terusan seperti ini. Ini sudah tiga tahun Kev.. Belum bisakah kamu iklasin semuanya.. Bintang sudah pergi dan itu bukan salahmu ini semua sudah takdir.."

"aku belum bisa terima ini.. Ini gak mudah buat aku..!" Emosi Kelvin bergejolak dan berakhir membentak Kiara dan Kiara juga tak marah akan itu. Sudah biasa melihat Kelvin seperti ini.

Selalu menyalahkan dirinya sendiri setelah kejadian itu. Menurutnya jika saja saat itu ia lebih keras melarang Bintang liburan ke pantai mungkin kejadian itu tak terjadi.

Kiara selalu membantah akan semua itu. Karena ia yakin meskipun mereka tak berliburan waktu itu, Bintang akan tetap berada dalam bahaya karena semua itu di rencanakan. Tapi apa yang bisa ia lakukan, hanya mungkin Kelvin membutuhkan waktu yang lebih banyak.

Setelah selesai makan dan sedikit menenangkan diri, Kelvin pun memutuskan untuk pulang setelah seharian ini berada di rumah sakit di ikuti Kiara yang berjalan di sampingnya.

Kelvin menunggangi motor sport merah milik Bintang, di belakangnya Kiara memeluk erat Kelvin, tak Kiara perdulikan gerutuan Kelvin yang merasa itu berlebihan.

"diamm Kev.. Aku kedinginan tau gak sih.. Lagian kamu itu sekali-kali romantis gitu napa..?".

Kelvin mendengus di balik helm fullfacenya. Mana bisa romantis kalau hati saja masih berceceran kemana-mana. Sungguh kejadian tiga tahun yang lalu tak mungkin bisa Kelvin lupakan begitu saja.

Kelvin langsung merebahkan tubuhnya di kasur yang ada di apartementnya, setelah tadi mengantarkan Kiara pulang ke rumahnya dan setelah ia juga mandi membersihkan tubuhnya. Tak beberapa lama Kelvinpun tertidur menyelami alam mimpinya.

"BINTANG.." Kelvin membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang ini. Bintang berdiri di pinggir rooftop dengan seseorang yang menodongkan pisau tepat di jantung Bintang. Bahkah Kelvin bisa melihat darah yang membasahi kemeja putih yang di kenakkan Bintang.

Remember USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang