Hari-hari Revano ia habiskan hanya di rumah tanpa melakukan apapun. Padahal ia sudah merasa jauh lebih sehat semenjak kambuhnya beberapa hari yang lalu.
Tapi mau gimana lagi orang tuanya terlalu overprotektif kepadanya. Terutama Dahlia. Ia akan selalu di rumah hanya untuk melarang Revano untuk melakukan banyak hal.
Begitupun sarapan pagi ini begitu hening. Irsyad dan Dahlia menikmati sarapannya dengan hikmat, sementara Revano hanya menatap enggan sarapannya kali ini.
''Revan kenapa kamu gak makan sarapanmu hmm?'' tanya Dahlia yang melihat Revano enggan memakan sarapannya. Dahlia takut terjadi hal yang buruk seperti halnya kemarin.
''bosan..''
''hah.. Bosan..kamu bosan sama makananya?''
''ihhh bukan itu pa.. Aku bosan di rumah terusss''. Revano merengut dengan sebal. Ia benar-benar bosan dengan peraturan kedua orang tuanya yang melarangnya ini itu.
''lalu kamu mau apa hmm?'' tanya Irsyad.
Revanno mengerucutkan bibirnya sambil menggeleng ''tidak tahu'' jawab Revanno. Sebenarnya ia juga bingung dengan dirinya sendiri, ia bosan tapi tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk membunuh rasa bosannya.
''hmmm gimana kalau kamu bantu papa?. Kebetulan tadi putra pak kanta datang kemari, dia bilang pak karta sakit dan papa tidak bisa datang kesana karena harus segera ke rumah sakit. Kamu bisa kan..?" usul Irsyad.
Revano tampak berpikir sebentar. Sebelum menganggukkan kepalanya. Tanda dia menyetujuinya. Meskipun Revano tidak kuliah, tapi Irsyad membekali Revano dengan ilmu medis.
Tiga tahun yang lalu, saat Revano bangun dari tidur panjangnya. Irsyad menyuruhnya untuk mempelajari ilmu kedokteran.
Dan untungnya saat itu, ada guru privat yang kebetulan tinggal di desa tempatnya tinggal kini. Dan terkadang juga Irsyad membantunya dengan cara mengajaknya ke klinik untuk belajar langsung bagaimana menjadi seorang dokter. Karena itulah Irsyad sering mengajaknya ke klinik.
Dari situlah Revano belajar tentang ilmu medis. Irsyad beruntung Revano tak pernah menolak maupun membantah kepada Irsyad.
Karena Revanopun juga sadar, di desa terpencil ini tidak ada namanya universitas. Jikapun ia ingin pergi kuliah, Revano harus rela pergi ke kota.
Dia tidak mau, apalagi harus berpisah dengan kedua orang tuanya. Toh lagi pula kedua orang tuanya juga melarangnya.
"tidak bisa gitu donk pa.. Nanti kalau terjadi apa-apa sama Revano bagaimana? Dan juga rumah pak karta itu jauh pa.." Dahlia dengan keras menolaknya.
Dia hanya tidak mau terjadi hal buruk yang membahayakan kesehatan Revano. Setelah mendengar pernyataan Irsyad waktu itu, Dahlia jadi sering parno sendiri.
Revano memutar bola matanya malas begitupun dengan Irsyad yang menghela nafasnya melihat keoperprotectivan Dahlia. Meskipun begitu Irsyad tahu Dahlia hanya khawatir dengan Revano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember US
RomanceSequel Tentang Bintang. Yang penasaran langsung mampir aja. Cerita hasil imajinasi sendiri. No plagiat...