Chapter 29: Meet You Again

10 5 0
                                    

14:25 KST, 08 Desember 2013.

Hujan salju baru saja mereda, Jin Hee tiba di depan rumah kosong. Berdasar informasi yang diperoleh lewat Yamoto dan Kim, tempat ini adalah rumah lama orang tua Jin Hee dan Sun Woo. Rumah tanpa kenangan masa kecil.

Jin Hee memperhatikan rumah yang berdiri tepat di sebelah rumah Min Joon itu dengan seksama. Selama bersama Min Joon dia selalu ke sini dan tak pernah sekali pun Min Joon mengingatkannya tentang rumah ini. Benar-benar pembohong yang berbakat. Apa aku pernah tinggal di sini? Pikirnya mengingat.

“Kenapa aku tidak bisa mengingatnya, saat itu kau siapa? Lim Jin Hee atau Kim Jin Hee?” gumamnya melihat ke langit mengisyaratkan agar tak boleh ada air mata yang menetes.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tegur suara yang tak asing baginya.

“Aku .…”

“Aku melihatmu dari jendela kamar,” selanya mendekat.

“Ah, Park Min Joon? Itu … Ibumu? Bagaimana kabarnya?” ucap Jin Hee kikuk mencoba berbasa-basi. Wanita yang datang berapi-api itu kini malah tampak malu seperti kucing yang baru saja dimarahi pemiliknya karena mencuri ikan.

“Dia ada di rumah sakit,” jawab Min Joon dengan ekspresi wajah yang datar. Mencoba datar lebih tepatnya, karena tak ingin gadisnya merasa tak nyaman jika dia bersikap berlebihan. Menjaga jarak.

“Aah ... itu tentang? Apa kotak barang-barangku ada padamu?” tanya Jin Hee menghampirinya.

“Ya, kau ingin mengambilnya? Mampirlah ke rumahku!”

“Tidak. Aku tunggu di depan pagar rumahmu saja!”

“Baiklah! Tunggu sebentar." Sesekali menengok ke belakang untuk memastikan wanita berbaju oranye itu adalah nyata, dan dia memang nyata. Aroma parfum Jin Hee terasa berbeda, namun aroma badannya tak bisa tersamar lebih lama. Itu Lim Jin Hee, yakinnya membatin.

Beberapa menit kemudian Min Joon keluar membawa kotak barang, beserta beberapa benda di atasnya.

“Ini apa?” ucap Jin Hee saat melihat beberapa bahan tambahan yang diberikan Min Joon padanya.

“Ini hadiah yang aku berikan padamu, aku menemukannya di rumah lama beberapa bulan yang lalu?” jawabnya sedikit tersenyum sambil menunjuk salah satu benda dengan wajah yang gugup.

“Hhh! Seharusnya kau tidak perlu mengembalikannya, secara teknis itu milkmu!” ucap Jin Hee mengangkat kotak. “Apa ini? Harusnya aku memakinya ‘kan?” batinnya tiba-tiba. Dan diam dalam dunianya sendiri, sambil memerika isi kotak.

“Aku tidak mengembalikannya, aku hanya ingin kau mengingat! Itu saja.”

“Tapi, ini milikmu?” paksa Jin Hee menyodorkan beberapa boneka kepada Min Joon.

“Hey hey, aku tidak suka boneka …,” ucapnya menantang Jin Hee.

“Baiklah, aku akan membuangnya.” Jin Hee mengambil semua barang dan masuk ke mobil seolah tak terjadi apa-apa.

“Aku juga akan membuang yang lainnya!” ancam Min Joon berharap Jin Hee keluar dari mobil. Dengan kekanakan Jin Hee mengabaikan ucapan Min Joon dan tetap mencoba melajukan mobil.

“Dia pasti kedinginan,” seru Min Joon saat melihat Jin Hee telah pergi, “Hah … Apa yang sudah kulakukan? Bukankah seharusnya aku minta maaf?” gerutunya melirik mobil Jin Hee yang mulai menjauh, “Dia bahkan membuang egonya untuk datang ke sini! Kau bodoh sekali Min Joon!” gumamnya kesal.

Menyisakan penyesalan karena telah menyia-nyiakan waktu yang singkat saat bertemu Jin Hee, waktu di mana dia bisa mengajak Jin Hee untuk berbicara empat mata. Waktu untuk dapat Menumpahkan apa yang dirasakannya. Sebuah penyesalan, kerinduan dan kekhawatiran yang menjadi satu.

****

13 September 2013.

Setelah Min Joon menghentikan investigasi pada ponsel Jin Hee, meninggalkan pertanyaan yang membingungkan bagi Sun Woo. Saat pulang ke rumah selepas makan malam bersama di rumah Dong Soo, Sun Woo mengikuti Min Joon yang pergi ke arah berbeda dari tempatnya tinggal.

Setelah menunggu hampir sejam, Min Joon keluar dari dalam rumah orang tuanya dengan air muka yang tak enak dipandang. Min Joon lebih terkejut saat mendapati Sun Woo berada di hadapannya. Pertanyaan singkat Min Joon berhasil ditangkis pria tampan itu.

“Aku hanya penasaran, mungkin kau tidak kembali ke tempatmu. Benar saja, kau datang ke rumah ini?”

“Aku hanya berkunjung!”

“Soal rekaman yang kudengar? Apa kau mau jujur kepadaku?”

“Itu—”

Dengan berat hati Min Joon memberikan rekaman ponsel Jin Hee, mendengarnya Sun Woo terdiam, tak membalas apa pun. Melihat reaksi temannya yang lesu, Min Joon memberikan sebuah janji.

“Aku akan memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi jika aku bisa menggali lebih lagi dari mereka! Tapi kumohon, tolong maafkan Ayahku!” ungkap Min Joon meminta.

“Aku mengerti, aku pergi!” ringkasnya mencoba meninggalkan Min Joon.

“Sun Woo, bagaimana jika tinggal bersamaku?” tawar Min Joon ragu. Sun Woo menolak. “Beri aku kesempatan untuk membuktikan padanya aku tidak bersalah!” 

“Aku percaya padamu!”

“Tinggallah denganku sampai kita menemukan Jin Hee!”

“Jika kau berjanji tidak akan merahasiakan apa pun dariku!”

“Aku berjanji!”

***

28 November 2013.

Beberapa minggu berlalu. Tanpa disadari, mereka telah berhasil menemukan Jin Hee yang datang dengan sendirinya menemui Ji Yeon dan Dong Soo. Membuat Sun Woo merasa semakin dekat dengan orang berharga dalam hidupnya itu.

***

08:00 KST, 29 November 2013.

Hari ini adalah hari di mana Sun Woo dimintai oleh Jin Hee untuk bertemu di pagelaran seni musim dingin, melalui Ji Yeon dan Dong Soo rencana ini berjalan dengan mulus. Datang sedikit terlambat, Sun Woo rupanya meluangkan waktunya untuk mengajak Min Joon datang ke pagelaran seni.

Min Joon menolak untuk pergi. Jiwanya benar-benar tak sanggup bertemu Jin Hee. Hatinya masih terpukul dengan tindakan Jin hee kemarin. Min joon memilih mengintropeksi diri sendiri, mencari kesalahannya agar mampu menghadap Jin Hee.

“Aku ingin memberitahukan sesutau padamu,” tahan Min Joon kepada Sun Woo.

“Katakanlah!”

“Itu tentang ibuku,” ucapnya menundukkan kepala dan memainkan tangannya yang terlihat sedikit gemetar.

“Ada apa dengan Ibumu?” tanya Sun Woo khawatir.

“Dia sakit! Ternyata dia sakit!” seru Min Joon yakin dengan satu kali napas menatap Sun Woo yang beridiri di sebelah, “Semua masalah yang terjadi saat ini adalah ulah Ibuku!” lanjutnya sedih.

“Apa maksudmu?” Sun Woo memerhatikan Min Joon dengan seksama.

“Di malam saat kita mendengarkan rekaman Jin Hee, sejujurnya aku menyadari sesuatu.”

“Apa?”

“Aku menghubungi nomor yang tidak dikenal itu dan terkejut saat ponselnya yang berbunyi, tapi saat itu dia menyangkal dan berkata bahwa hanya memberikan semangat kepada Jin Hee. Tidak Lebih. Tapi, menurutku bagaimana bisa dia munggunakan dua nomor berbeda untuk menghubungi Jin Hee?” ungkapnya pasrah.

“Lalu, apa Ibumu tahu sesuatu?” tanya Sun Woo resah.

“Bukan hanya mengetahui sesuatu, dia juga sudah melakukan sesuatu. Semalam dia sudah mengakui semuanya.”

Setelah menceritakan apa yang didengar dari Ayah dan Ibunya kepada Sun Woo Min Joon merasa telah kehilangan harga dirinya.

“Maafkan aku, mulai hari ini aku tidak sanggup tinggal bersamamu! Keluargaku sangat berdosa padamu dan Jin Hee.” 

“Min Joon!” serak Sun Woo memanggilnya. Namun, Min Joon tertegun diam, “Park Min Joon?” lanjutnya geram menarik kerah baju Min Joon dengan penuh kemarahan.

“Maafkan aku!” singkat Min Joon mencoba melepaskan tangan berurat itu.

“Minta maaflah kepada Jin Hee, dia yang paling menderita karena perbuatanmu!” 

“Aku mencintainya, sungguh! Aku ingin memulai semua dari awal. Tapi aku tidak sanggup melihatnya. Aku terbayang semua kejahatan Ibuku, dia terlalu jahat dan itu menyiksaku,” ungkapnya dengan kepala tegap, mengisyaratkan suatu rasa yang ada dalam hati yang tengah diuji, sanggup tidaknya, dia menahannya. “Besok Ayah akan membawa Ibuku ke rumah sakit! Jadi, aku akan kembali ke rumah mereka, tinggallah di sini sebagai permintaan maafku!”

“Temui Jin Hee!” Sun woo memaksa.

“Aku akan menemuinya jika sudah siap,” jawab Min Joon pasti.

“Katakan kau meminta maaf atas perlakuan orang tuamu kepadanya. Katakan kau ingin kembali padanya! Katakan kau menyesal untuknya.” 

“Aku merasa mungkin cintaku kepadanya bukanlah cinta yang sesungguhnya, Sun Woo. Mungkin saja Ibuku benar, itu hanya sebuah bentuk penyesalan. Aku butuh waktu untuk kembali padanya, aku ingin menghapus semua penyesalan dan memulainya dari awal lagi!” Min Joon mencoba meyakinkan.

“Kau pikir Jin Hee bersedia kembali padamu? Dia sudah melepasmu! Jin Hee orang yang tegas dalam mengambil keputusan. Apa katamu? Menghapus penyesalan? Kau harus hidup dalam penyesalan Min Joon.”

“Aku tahu!” tegasnya pergi meninggalkan Sun woo. Keputusan Min joon untuk berhenti memerjuangkan cintanya, semakin menambah kebingungan Sun Woo, harus berdiri di sisi siapa? Adik atau Sahabat. Memilih, itulah yang bencinya.
****


Jin Hee yang kembali ke rumah, tak sengaja mendengar cerita Sun Woo kepada Yoon. Detil yang dikisahkan tentng Min Joon dan keluarganya.

Dia hanya berdiri di balik pintu masuk. Menyadari apa yang sebenarnya terjadi, Jin Hee tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun, tak mampu membela maupun menyangkal apa yang didengarnya tersebut.

Love Sign [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang