19. White Rose.

12.1K 574 16
                                    

Maaf ya gais, kalau komen kalian selalu di jawab sama Eric, Dimian, Damian, Veronica atau siapapun, emang mereka tuh suka bajak-bajak gitu, katanya mau panjat:)

+++++++++++++++++++++++++++++

+Author POV+

"Oh shit!" Pekik Dimian saat melihat wajah Veronica tidak ada di permukaan air.

Dimian langsung menghampiri tubuh Veronica dan mengangkat wajah Veronica terlebih dahulu.

"Jill, are you okay? Hey! Open your eyes please..." ucap Dimian sambil sesekeli menepuk pipi Veronica.

Dimian sedikit meringis saat melihat bibir Veronica membiru, tubuhnya yang sangat dingin.

Karna tidak ada respon dari Veronica, Dimian sedikit memberi napas tapi tetap tidak ada respon akhirnya Dimian menggendong tubuh Veronica sebelum menggendong, Dimian menutup tubuh Veronica dengan handuk terlebih dahulu.

Dimian menaruh tubuh Veronica di ranjangnya, "JACK!" Panggil Dimian dengan kencang.

"Iya tuan?"

"Panggil dokter Justin, cepat! Aku tidak peduli jika dia sedang menjalankan operasi besar! Aku ingin secapatnya, jika telat sedikit saja akan kubunuh kalian semua!" Ucap Dimian dengan tajam.

"Ba-Baik tuan," ucap Jack terbata-bata karna Jack baru pertama kali melihat tuannya seperti ini karna seorang gadis.

"Dan panggil Isabella sekarang," ucap Dimian yang di angguki oleh Jack lalu berjalan keluar.

Tak lama Isabella datang, Isabella adalah salah satu maid di mansion-nya.

"Cepat pakaikan Veronica baju, saya akan menunggu di luar," perintah Dimian dengan datar, Isabella hanya mengangguk patuh, Dimian pun berjalan keluar sedangkan Isabella memakaikan baju Veronica.

Setelah selesai memakaikan baju, Isabella keluar dari kamar, Dimian pun masuk kedalam kamarnya dan melihat gadisnya yang terbaring lemah, tak lama Dokter Justin datang.

"Cepat periksa gadisku," Dokter Justin hanya mengangguk karna sudah hafal sifat Dimian yang memang menyebalkan.

"Fisiknya lemah, harus banyak minum vitamin, jangan membuatnya terluka mau fisik atau pun batin, Mr Althaf... saya takutkan dia depresi, jadi mohon jangan membuatnya terluka," saran Justin membuat Dimian mengangguk.

"Iya."

"Kalau begitu saya permisi," Dimian hanya mengangguk dengan mata yang masih terpaku kearah Veronica.

Dimian memang sengaja tidak membawanya kerumah sakit, karna percuma, Veronica akan meminta pulang sambil merengek dan jika tidak dituruti maka dia akan di diamkan, Dimian tidak bisa di diamkan oleh gadisnya.

"Eughh..." mendengar ringisan itu Dimian langsung menghampiri Veronica.

"V? Kau tak apa?" Veronica membuka matanya perlahan dan melihat Dimian yang di depannya.

Veronica mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba memfokuskan pandangannya.

"V?" Panggil Dimian karna sedaritadi Veronica tidak menyahut.

Veronica mencoba mengingat apa yang terjadi, tapi tiba-tiba dia teringat kejadian kemaren. Veronica langsung mendorong dada bidang Dimian tapi tenaganya tentu tidak berefek sama sekali.

"Pergi! Aku tidak mau melihat wajahmu!" Lirih Veronica dengan wajah kesal dan sedih bercampur.

"What's wrong V? Just tell me!" Veronica hanya diam dengan air mata yang mengalir.

My Possessive JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang