3. Work.

33.8K 1.4K 9
                                    

+Author POV+
Veronica memutuskan keluar dari kamar untuk menyusul Dimian, "Kau..—" ucapan Dimian terpotong saat mendengar namanya di panggil oleh Veronica.

"Dimian?" Dimian menoleh ke sumber suara itu.

"Sedang apa kau disini? Aku sudah menyuruhmu untuk diam di kamar!" Tanya Dimian dengan dingin dan tajam, tapi Veronica mengabaikannya.

"Ahm... maaf, ah hallo," sapa Veronica dengan senyum manis ke wanita itu.

"Kau gadis yang waktu itu?" Veronica mengangguk, sedangkan Dimian menaikan sebelah alisnya.

"Kau mengenal dia?" Tanya Dimian dengan nada datar.

"Ya, dia menyelamatkanku waktu itu, saat itu aku pulang berkerja dan pulang larut malam, lalu ada sekelompok perampok, mereka menggodaku, kalau saja wanita ini tidak membantuku, mungkin aku sudah habis," ucap Veronica dengan lemah mengingat itu.

"Ah kenapa kau tidak membiarkannya masuk?" Tanya Veronica dengan bingung.

"Dia tidak pantas menginjakan kaki di rumah ini," Veronica bingung, ada apa dengan Dimian?

"Keluar!" ucap Dimian dengan kesal dan sedikit mendorong wanita tadi, lalu menarik Veronica menuju kamarnya.

"Hey! Kau tidak sopan! Kenapa kau kasar dengannya?" Tanya Veronica tidak terima karna wanita tadi di dorong Dimian.

"Kau. Tidak. Perlu. Tau."

"Kenapa?"

"Bukan urusanmu," Veronica mendengus kesal, kenapa laki-laki di depannya penuh dengan misteri?

"Katakan! Apa dia ibumu?" Dimian terdiwm sebentar.

"Aku sudah bilang itu bukan urusanmu," Veronica menatap Dimian dengan kesal.

"Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi jika kau menerima syaratku!" Tiba-tiba muncul ide hebat di kepala Veronica.

"Apa syaratmu?" Apa dia sangat membenci wanita itu? Padahal wanita itu sangat baik.

"Lepaskan aku," Dimian diam, membuat Veronica sedikit takut.

"Kau sudah tau jawabanku V!"

"Cih! Dulu saja kau dengan mudah melepaskanku. Terserahlah, aku mau berkerja," ucap Veronica sambil menghembuskan nafasnya.

"Siapa yang meng-izinkanmu?" Tanya Dimian dengan alis terangkat sebelah.

"Aku tak butuh izin dari siapa-siapa," ucap Veronica dengan nada menantang.

Dimian mendorong Veronica ke dinding lalu mencengkram bahu Veronica, "Jangan menantangku!"

Air mata Veronica menetes lalu menunduk menahan nangis, Dimian pun sadar lalu melepas cengkramannya.

"Baiklah kau boleh berkerja," mata Veronica bersinar.

"Tetapi....," ah sial selalu saja penuh dengan syarat.

"Apa?" Jawab Veronica kesal sambil menyilangkan tanganku di perut.

"Berkerja di perusahaanku," Veronica menatap horror pria di depannya.

"Tidak-tidak, aku tidak ingin, dan tidak bisa, aku mau bekerja tetap di Café, atau apapun itu," ucap Veronica dengan sedikit memohon.

"Baiklah, kau akan bekerja di Café ku," Veronica mengangguk senang, ya setidaknya dia tidak bermain dengan komputer sialan.

"Ah iya, kau pura-pura tidak kenal aku ya," ucapku dengan nada memohon.

"Tapi—."

"Pleaseeee....," ucapku dengan tatapan memohon.

My Possessive JerkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang