01

457 41 5
                                    

"Rin-ah apa kau yakin ingin terus seperti ini?" tanya jeno yang juga tengah melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Yah, sama seperti yang herin lihat

"Apa kau tak ingin menghampiri mereka dan meminta mereka untuk menjelaskan semuanya?" lanjutnya. Herin hanya diam saja menatap kedepan, jujur hatinya merasa teriris melihat pemandangan yang kini terpampang di hadapannya

"Tak perlu jen. Aku yakin mark pasti akan jujur dan menjelaskan semuanya padaku" ucap nya tenang. Padahal kini hatinya tengah menangis --bahkan untuk yang kesekian kalinya

"Tapi kapan rin? Ini bahkan sudah hampir setahun, apa kau tak lelah dengan semua ini?" ucap jeno frustasi

"Entahlah aku juga tak tau, tapi aku akan tetap menunggu sampai aku sendiri lelah menunggu. Dan jika saat itu datang, aku akan benar-benar melepaskannya" ucap herin sambil tersenyum, membuat kedua lubang yang ada di pipinya terlihat jelas

"Mengapa?" tanya jeno membuat herin bingung dan mengalihkan pandangannya menjadi menatap jeno

"Mengapa apanya?" tanya herin sambil mengerutkan alisnya

"Mengapa kau sampai seperti ini? Mengapa kau tak kunjung melepaskan mark hyung? bahkan setelah semua yang ia lakukan padamu" tanya nya sendu. Herin kembeli tersenyum, namun kali ini senyumnya terlihat miris dan menyedihkan

"Bukankah kau sudah tau jelas alasannya jen? Aku benar-benar mencintainya. Aku tak bisa melepaskan nya begitu saja bahkan setelah apa yang sudah ia lakukan padaku-" ia menghela napas sebentar "bahkan ketika aku sudah lelah dengan semua ini, hatiku masih tetap mencintainya, masih tetap memilihnya. Kau fikir aku mau seperti ini? Tidak lee jeno, ini benar-benar melelahkan. Membuatku seperti di bunuh secara perlahan" ucapnya

Perlahan-lahan pertahanan nya runtuh, ya, pertahanan yang selama ini ia bangun susah payah, akhirnya runtuh juga. Ia sudah benar-benar tak kuat lagi menahannya, mencoba untuk pura-pura tidak tau, dan mencoba terlihat baik-baik saja di hadapan semua orang, itu benar-benar melelahkan

Jeno langsung membawa herin ke dalam pelukannya. "Hiks Hiks Sakit jen.. Hiks Rasanya sungguh sangat menyesakan" herin menangis sejadi-jadinya di pelukan jeno sambil beberapa kali memukul dada bidang milik jeno. Jeno hanya bisa mengusap-usap rambut dan punggung herin untuk menenangkannya. Hatinya sungguh sakit melihat seseorang yang ia cintai seperti ini

"Ssstt Sudah jangan menangis lagi, aku akan selalu ada di sisimu" ucap jeno menenangkan, setelah beberapa menit herin menangis, kini tangisannya mulai mereda. Saat jeno merasakan tangisan herin mulai mereda, ia melepaskan pelukannya dan menangkup wajah herin, ia menghapus jejak air mata di wajah cantik herin menggunakan ibu jarinya

"Sudah jangan menangis lagi, kau akan terlihat tambah jelek jika menangis" ucap jeno meledek sambil tersenyum memperlihatkan eye smile miliknya. Herin menepuk bahu jeno sambil cemberut

"Enak aja kalau ngomong" rajuknya

"Hehe Makanya jangan nangis, princess nya jeno tidak boleh menangis. Kita beli eskrim aja gimana?" ucap jeno yang di tanggapi anggukan antusias oleh herin

"Ayo Ayo" lalu herin menarik tangan jeno menuju taman terdekat, jeno hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala nya. Ia senang, bahwa ia bisa membuat herin kembali tertawa lagi.

👦👧👦

👦👧👦

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang