'Banyak lelaki tega meninggalkan wanita
Wanita berkata tak ingin dikhianati
Mereka tak ingin lagi dibodohi lelaki
Namun mereka (wanita) kembali jatuh cinta lagi'Haechan segera meninggalkan Chenle ketika mendengar bell. Gadis -ah wanita lebih tepatnya- itu tersenyum mendapati sang sahabat karibnya berdiri didepan pintu. Haechan segera mempersilahkan Jaemin masuk.
"Tumben kau kemari dihari kerja? Biasanya kau akan sibuk dengan tumpukan berkas dan laporan di meja kerjamu, Jaeminie." Jaemin hanya tersenyum.
"Chenle mana? Apa dia tidur?" Haechan yang tak mendapat jawaban dari pertanyaannya hanya menghela nafas. Kebiasaan Jaemin jika ditanya langsung mengalihkan perhatian. Pasti ada sesuatu.
"Dia dikamarnya. Kau kesanalah dulu. Aku mau membuatkanmu minum dulu."
"Tak perlu Haechan-ah. Aku hanya sebentar. Tapi aku mau bertemu Chenle dulu. Hehehe" Haechan hanya mengangguk dan mengikuti Jaemin menuju kamar bayi kecilnya yang baru menginjak usia sebulan.
Haechan masih memperhatikan Jaemin yang sedang menggoda bayi perempuan itu. Dalam hati, ibu Chenle itu menerka kedatangan Jaemin. Jaemin selalu punya sejuta kejutan dengan sikapnya ini.
"Jadi.... ada urusan apa hingga Direktur Na yang super sibuk ini mau beranjak dari kursi panasnya untuk menemuiku?" Jaemin segera mengalihkan perhatiannya dari Chenle. Yeoja cantik itu segera meraih sesuatu dari tas-nya dan menyerahkannya pada Haechan.
"Bacalah." Haechan menautkan alisnya tak mengerti. Kenapa Jaemin memberikan undangan?
"MWO??!!! YA! Jaemin-ah! Neo michieosseo?! Kau akan bertunangan dengannya?"
"Ssttt! Jangan berteriak! Kau bisa membangunkan Chenle." Haechan mendengus. Setelah mengapit Chenle dengan dua guling bayinya, Haechan menyeret Jaemin ke ruang tengah. Dia perlu penjelasan. Dan Jaemin harus menceritakan semuanya. Ya, SEMUANYA!
Minhyung dibuat heran dengan sikap Haechan. Istrinya ini menjadi lebih pendiam dari biasanya. Ayah Chenle itu menghampiri Haechan yang duduk bersandar di headbed.
"Wae? Ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya Minhyung sambil menarik sang istri dalam dekapannya. Haechan menggeleng. Tapi helaan nafas beratnya sudah menjadi jawaban jika ratu hatinya ini sedang memikirkan sesuatu.
"Malhaebwa!" Haechan mendongak menatap Minhyung. Lalu menyamankan posisinya, siap untuk bercerita.
"Aku bingung harus bagaimana, Oppa. Besok Jaemin dan Jeno akan bertunangan. Tapi yang menjadi masalah.... Jeno sudah memiliki Herin dan hanya menganggap Jaemin temannya. Aku tak ingin Jaemin nanti tersakiti." Minhyung hanya diam sambil mengelus tangan Haechan.
"Entah mengapa, aku merasa jika ini akan berubah buruk untuk mereka. Aku.... Hah! Aku tak mengerti mengapa Jaemin bisa suka pada Lee Jeno sialan itu! Oppa tahu sendiri bagaimana sifat seorang Lee Jeno itu." Minhyung hanya terkekeh menanggapi amarah Haechan.
"Sudahlah. Biarkan saja mereka memilih jalannya. Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mereka, bukan? Jja! Kita harus segera tidur. Kau tak mau kan bangun didahului Chenle lagi?" Haechan mencibir lalu memposisikan badannya berbaring miring menghadap sang suami. Memeluk Minhyung erat.
'-*****-'
'Harusnya kau katakan bila kau tak menyukaiku
Namun kau mengelak dan aku terus percaya
Walaupun aku katakan bahwa aku sangat membencimu
Aku masih mencintaimu, karena aku adalah wanita'Hall mewah hotel bintang lima itu sudah cukup ramai. Para tamu undangan sudah banyak yang hadir. Tinggal memunggu sebentar lagi acara akan segera dimulai.
Jaehyun segera membuka acara dan memberikan sambutan serta kata-kata. Selesai dengan sambutan dan pembukaan, ayah Jeno itu menatap ke arah kumpulan keluarga Na.
"Aku ingin mengumumkan kabar gembira. Bertepatan dengan pesta ini, hari ini juga akan menjadi hari bersejarah untuk keluarga kami. Jeno, Jaemin, kemarilah." Jeno dengan wajah bingungnya menghampiri sang ayah.
Jaehyun merangkul keduanya dan mulai melanjutkan perkataannya.
"Hari ini, Jeno -anakku- akan bertunangan dengan Na Jaemin." Meriah tepuk tangan dari hadirin segera menyambut ucapan Jaehyun. Berbeda dengan sang ayah dan Gadis manis di rengkuhan kiri sang ayah, Jeno memasang wajah kaget dan bingung.
Bahkan saat acara tukar cincin pun, Jeno masih dalam mood tak percayanya. Meski semua yang diperintahkan sang ayah dilakukan, tapi otaknya masih memproses rentetan kejadian yang dialami.
Jeno menyeret Jaemin keluar dari pesta ketika acara utama berakhir. Namja Lee itu mengendarai mobil hitamnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Rasa kesal dan marah menyelimuti hatinya. Tatapan dingin dan datarnya fokus pada jalan.
Jeno menatap datar gadis didepannya. Ratapan dingin menusuk yang mampu membekukan Jaemin. Gadis itu hanya mampu menunduk mendapat tatapan seperti itu.
"Wae? Kenapa kau melakukan ini Jaemin-ah?! Wae! Wae! Wae!!" Suara tinggi Jeno memenuhi ruang tengah apartemen bungsu Lee itu.
Jeno menarik Jaemin berdiri dari duduknya. Menatap tajam gadis yang beberapa jam lalu resmi menjadi tunangannya itu.
"Jawab aku NA JAEMIN!" Jaemin berkaca-kaca. Air matanya jatuh saat Jeno mendengus kecewa.
"Aku kira kau mengerti aku, Jaemin-ah. Tapi....." Jaemin sudah sesunggukan. Jeno menghempaskan kasar genggaman eratnya ditangan Jaemin. Lelaki itu berbalik dan memunggungi Jaemin.
"Sekarang apa mau mu? Kau ingin memilikiku?" Jeno menyeringai remeh.
"Puaskan aku malam ini. Maka akan aku pertimbangkan perasaanmu itu." Jeno menyeringai melihat respon Jaemin.
Deg!!
Jaemin menatap kaget dan perasaan tak percaya mendengar ucapan Jeno.
"Bukankah kau menyukaiku, Na Jaemin?" Jeno memyeringai menang.
'-*****-'
TBC....
Malhaebwa : katakan padaku
Yuhuuuu!!! Up again! Gini nih kelakuan Youngie kalau draf udah siap. Gatel tangannya pengen pencet publish terus... hehehe...
Next part bakal Youngie private karena sesuatu. Hehehe... pasti udah pada tahulah apa itu. Dari perkataan Jeno udah bisa nebak kan?
Park Youngie. Kediri. 26 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I'm A Girl ✔ || Nomin GS!!
FanfictionHanya secercah kisah singkat tentang seorang gadis bernama Jaemin yang berjuang untuk cintanya. Nomin Area. GS!!! Songfic of song --> KISS - Because I'm A Girl