SEQUEL OF FLASHBACK???

4.1K 386 170
                                    

Ini panjang banget. Jinjja! Play media untuk mendengarkan backsong-nya. Meski nggak begitu menyatu dengan cerita, tapi liriknya lumayan cocok. (Davichi – Be Warned)

Cerita ini nggak ada selingan lirik. Jadi full cerita. Moga readernim nggak bosen bacanya.

Siapkan Tissue!!!

Gomawo untuk yang udah baca, vote and comment.

Happy reading......

Typo everywhere!!!




Plak!!

"KAU!!" Yuta mendengus kasar. Nafasnya berderu cepat. Ayah satu anak itu kehilangan kata-kata. Tatapan tajam pada sang adik sudah bisa menjawab betapa marah dan kecewanya dia.

Jaemin memegang pipinya yang panas bekas tamparan sang kakak. Air matanya sudah berlomba-lomba menetes. Pandangannya menunduk takut. Rasa bersalah benar-benar menguasai hatinya. Tapi dia tak akan pernah menyesali tindakannya. Inilah pilihannya. Inilah satu-satunya cara agar Jeno mau bersamanya.

"Aku tak habis pikir kalau kau bertindak sejauh itu, Jaemin-ah. Tidakkah kau merasa bersalah pada Appa dan Eomma? Bahkan tanah makam mereka masih basah. Bagaimana jika mereka tahu hal ini, HAH?!! Beruntung mereka sudah tenang disana tanpa harus mendengar berita memalukan seperti ini. Mereka pasti kecewa saat tahu kau hamil sebelum menikah. Apalagi kau anak kesayangan mereka." Yuta mendengus. Lalu pergi begitu saja dari hadapan Jaemin.

Winwin yang melihat Jaemin masih terdiam ditempat dengan tangis sesunggukan, menghampiri sang adik ipar. Menuntun Jaemin duduk di sofa dan memeluknya. Mengelus punggung kecil itu.

"Sudahlah. Yuta nanti pasti akan mereda marahnya. Dia hanya terlalu terkejut dengan berita ini. Dia sangat menyayangimu, Jaemin-ah. Apalagi baru seminggu lalu kalian kehilangan Abeonim dan Eommonim. Jadi emosinya masih tinggi." Ucap Winwin menenangkan.

"Hiks... aku yang salah Jie. Aku terlalu egois. Aku pantas menerima kemarahan Yuta Oppa. Hiks hiks.."



Makan malam keluarga kecil Na itu sangat sunyi. Benar-benar canggung tanpa percakapan ringan seperti biasa. Yuta yang kini menjadi kepala keluarga di rumah besar itu hanya diam dan fokus pada makanannya. Jaemin yang masih merasakan aura kemarahan sang Kakak hanya bisa terdiam dan makan tanpa nafsu.

"Aku akan bicara pada Jeno. Dia harus mengetahui ini dan pernikahan kalian bisa dipercepat." Ucapan Yuta sontak membuat Jaemin menegang.

"Oppa~. Biar aku saja yang mengatakannya. Aku akan meminta Jeno dan keluarga Lee untuk mempercepat pernikahannya." Yuta mendengus. Kakak Jaemin itu meletakkan sendok dan garpunya. Menatap remeh pada sang adik.

"Kau yakin bisa membuat Jeno mau menuruti kata-katamu? Jangan kau kira aku tak tahu, Jaemin-ah. Aku tahu hubungan kalian seperti apa dan bagaimana Jeno sebenarnya padamu." Jaemin terdiam. Dia tak akan bisa mengelak.

"Tapi... Aku mohon. Biar aku saja yang mengatakannya padanya, Oppa. Aku bisa meminta Jaehyun Appa dan Doyoung Eomma untuk membantuku." Bujuk Jaemin.

"Terserah apa yang mau kau lakukan. Selesaikan sendiri masalahmu dengan mereka." Yuta berdiri dari kursinya. Meninggalkan meja makan itu dengan langkah panjang.

Winwin menatap prihatin pada sang adik ipar. Dia tahu jika Jaemin sekarang pasti sedang sedih sekali. Dan tentu bingung.

"Apa kau butuh bantuan untuk bicara dengan Jaehyun Ahjusshi dan Doyoung Ahjumma? Aku bisa mewakili Kakakmu." Jaemin tersenyum tipis pada Kakak iparnya itu. Lalu menggeleng pelan.




Because I'm A Girl ✔ || Nomin GS!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang