Sequel | The Moment That Can't Go Back | Part 2

2.7K 283 44
                                    

"Hal yang menjadi sesalku adalah mengabaikanmu. Menutup mataku akan cintamu. Kini saat aku ingin memperbaiki semua kesalahanku di masa lalu, semua sudah terlambat dan aku tak memiliki kesempatan untuk sekedar meminta maaf padamu." – penyesalan Jeno

"Bagiku, hanya Na Jaemin orang tuaku. Tak perlu adanya seoarang ayah sepertinya. Lagi pula, dia sejak awal aku ada tak pernah tahu apalagi menginginkan kehadiranku." – keputusan Jisung



Begin.....





"Jisung-ah!"

Panggilan itu menghentikan langkah Jisung. Belum juga dia menoleh, pundaknya sudah dirangkul seseorang.

"Wae?"

Guanlin –yang memanggil Jisung tadi- menggeleng. "Kau ingin ke kantin, kan? Aku ikut. Jeongin meninggalkanku tadi." Tak lupa senyum manis ala Pangeran Lai disertakan.

Jisung hanya mengangguk. Guanlin menghela nafas, temannya ini kenapa sangat pendiam dan terkesan dingin sekali?

"Jisung-ah, nanti ada rapat Dewan Siswa (OSIS). Kita akan membahas acara Festival Akhir Tahun." Jisung menoleh, alisnya terangkat sebelah.

"Kenapa mendadak sekali? bukannya seharusnya masih minggu depan?"

"Samuel dan Somi ingin mendiskusikan beberapa acara tambahan. Apalagi dua minggu lagi kau pasti sudah sibuk dengan persiapan Lombamu itu." Jisung hanya mengangguk.

"Bagaimana dengan proposalnya?"

Guanlin tersenyum lebar. "Sudah beres, Pak Ketua!" tak lupa tambahan gestur hormat.

Keduanya tertawa.





"Jadi, untuk kepanitian acara ini akan dipimpin oleh Samuel dan Guanlin. Daehwi mengurus perbendaharaan. Untuk persiapan dan konsep panggung kita serahkan pada Lami. Bagaimana? Setuju?" Tanya Somi pada anggota Dewan Siswa. Semua mengangguk.

Lami mengangkat tangannya menginterupsi.

"Ya, Lami?"

"Sunbae, aku tidak tahu seperti apa penataan panggung dan bagaimana merancangnya." Somi menghela nafas. Gadis blesteran itu menatap Ketua Dewan Siswa.

"Jisung-ah, kau yang sangat paham kondisi dan konsep panggung, kau bantu Lami mengerjakan konsep panggung."

Jisung melotot. Menunjuk dirinya sambil berkata "Aku? Bukankah aku tak diikut sertakan karena akan ada lomba Sains?"

"Hanya membantunya sebentar Jisung-ah. Lagi pula lombamu masih 2 minggu lagi." Samuel ikut angkat bicara.

"Arrasseo."







Mendengar jawaban Jisung, Lami tak bisa menahan senyumnya. Senggolan Minjung malah menambah rona merah di kedua pipinya.

Tepat setelah bell pulang berbunyi, Lami langsung bergegas keluar kelas dan mencari keberadaan seseorang. Mata sipitnya menangkap sosok yang dicari, segera teriakan semangat keluar dari bibir kecilnya.

"Jisung Sunbae!"

Lami berlari mengejar langkah lebar sunbae favoritenya. Ah atau lebih tepatnya pujaan hatinya –Na Jisung. Sementara Jisung langsung menghentikan langkahnya mendengar namanya disuarakan.

"Ne? Apa apa, Lami-ssi?" si gadis tersenyum salah tingkah.

"Ehm... kapan sunbae jadi mengajariku konsep panggung?"

"Aah! Itu, kau ada waktu kapan?"

Lami menatap Jisung antusias. "Bagaimana kalau sekarang? Kita kerjakan di rumah nenekku. Rumahnya tak jauh dari sini. Sekalian menunggu Appa dan Eomma menjemputku. Apa sunbae keberatan?"

Jisung terdiam sebentar sambil menimbang. Beberapa detik setelahnya, si tampan Na itu mengangguk setuju. "Okay. Kita naik bus, tak apa?." Lami mengangguk antusias lagi.

Ah, membayangkan dia naik bus berdua dengan Na Jisung pulang membuat perutnya seperti diterbangi seribu kupu-kupu dan langkahnya menjadi seringan kapas. Bagaimana nanti kalau tiba-tiba mereka tak sengaja menempel –berpeluk- saat sopir busnya mengerem mendadak? Membayangkan adegan drama itu membuat kedua pipi gadis Lee itu bersemu pink.

Saat sampai di halte, mereka bertemu dengan Chenle yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Menunggu Renjun hyung?"

Chenle menoleh. Melihat Jisung yang menanyainya tadi, putri Minhyung dan Haechan itu tersenyum lalu mengangguk ceria. Pandangan sepasang kelereng hitam gadis cantik itu jatuh pada seseorang yang berjalan disamping Jisung. Senyum misterius langsung terpasang di wajah cantiknya.

"Ehem! Cieee... uri Jisungie sudah tak sendiri lagi?" Jisung menatap sang calon iparnya tak mengerti.

"Hm?" Chenle melirik Lami yang sedang tersenyum malu.

"Kau Lami, kan?" yang ditanya mengangguk malu. "Aigoo... Jisungie sangat beruntung." Rona merah makin terlihat jelas di pipi Lami.

Jisung berdecit. "Ya! Renjun Hyung sudah datang, tuh. Oh iya, sampaikan pada Renjun hyung, aku ke rumah teman dulu. Mengerjakan tugas panitia acara Akhir Tahun."

Chenle menacungkan OK sign. Gadis itu melangkah mendekati mobil Renjun dan melambai pada Renjun dan Lami dengan cerianya.

Tak lama setelah mobil Renjun malaju, bus yang mereka tunggu datang.

"Kajja!" Lami mengangguk dan mengikuti Jisung menaiki bus.







Tbc....

Part setelah ini bikin tegang!!!
Jisung akan ketemu Jeno. Dan Doyoung(?).....

Tunggu aja dech.. hehehe



Park Youngie. 05 Januari 2019. Malang

Because I'm A Girl ✔ || Nomin GS!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang