"Hal yang menjadi sesalku adalah mengabaikanmu. Menutup mataku akan cintamu. Kini saat aku ingin memperbaiki semua kesalahanku di masa lalu, semua sudah terlambat dan aku tak memiliki kesempatan untuk sekedar meminta maaf padamu." – penyesalan Jeno
"Bagiku, hanya Na Jaemin orang tuaku. Tak perlu adanya seoarang ayah sepertinya. Lagi pula, dia sejak awal aku ada tak pernah tahu apalagi menginginkan kehadiranku." – keputusan Jisung
Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit dengan bus, Jisung dan Lami berjalan dari halte sekitar 5 menit ke arah barat. Tepatnya ke kawasan perumahan elit yang terkenal di Seoul. Mereka berhenti di depan gerbang tinggi sebuah rumah yang Jisung yakini sebagai rumah nenek dan kakek gadis cantik adik kelasnya ini.
"Kajja, Oppa." Jisung mengangguk mengekor di belakang si gadis Lee.
Oh! Ada yang terkejut dengan panggilan itu? Perlu flashback di bus tadi? Tidak perlu! Tidak penting! Okay. Sekilas informasi saja kalau tadi dengan malu-malu, Lami meminta izin pada Jisung untuk memanggilnya dengan sebutan 'Oppa' agar lebih enak dan akrab daripada harus dengan label 'sunbae'. Dan dengan cueknya Jisung hanya mengangguk dan masa bodoh. Dia bukan orang yang gila akan sebuah pangkat atak strata. Jadi mau diapanggil 'Oppa' atau 'sunbae' dia tidak mempermasalahkannya.
Saat kedua remaja itu memasuki rumah besar keluarga Lee, mereka disambut dengan seorang wanita cantik berlesung pipi yang langsung menghampiri Lami dan memeluknya sayang. Jisung tebak pasti ibu dari gadis ini.
Wanita tadi menatap penuh tanya pada kedua remaja itu terutama pada sang gadis saat melihat Jisung yang berdiri di dekat sang gadis.
"Dia siapa, sayang?"
Lami tersenyum malu. "Eomma, kenalkan, ini Jisung Oppa."
Jisung langsung membungkuk memberi salam. "Annyeonghaseyo, Jisung imnida."
"Jisung? Jisung yang itu?" Wanita itu tersenyum misterius.
Alis remaja Na terangkat sebelah. 'yang itu?" apa mereka pernah bertemu atau memang dia pernah menjadi salah satu topik pembicaraan antara anak dan ibu ini?
"Eomma!" rengekan Lami disambut gelak tawa sang ibu. Melihat anak gadisnya merona dan mengangguk malu sudah bisa membuat wanita itu paham.
"Baiklah. Kalian bisa mengerjakan tugas yang kau bilang tadi. Eomma akan buatkan minum dulu." Wanita itu berlalu meninggalkan mereka.
"Jisung Oppa bisa tunggu di sana dulu" Lami menunjuk ruang tengah yang sepertinya menjadi ruang bersantai si sebelah kursi tamu. "Aku akan mengambil laptopku di kamar."
Jisung mengangguk. Kakinya berayun menuju meja besar area bersantai yang di lapisi karpet bulu hangat. Remaja Na itu duduk bersila dan mulai mengeluarkan ponselnya memberi kabar pada paman dan bibinya. Lalu matanya menelisik area luas itu. Design modern dipadukan dengan tatanan klasik. Terasa nyaman dan hangat.
Tak berselang lama, Lami muncul dari arah tangga dengan Laptop di pelukannya. Lalu sang Nyonya Lee membawa nampan berisi dua gelas jus dan setoples camilan.
Kedua remasa itu akhirnya bergelut dengan laptop di meja bundar itu. duduk saling berdekatan dan sesekali Jisung yang menunjuk sebuah gambar dan menjelaskan. Sedangkan Lami yang manggut-manggut mencoba mengerti setiap penjelasan sang kakak kelas.
Pintu utama keluarga Lee dibuka. Seorang lelaki paruhbaya melangkah masung sambil menenteng tas di tangan kanannya. Langkahnya santai sampai berhenti karena sebuah seruan dari sang cucu.
"Haraboji! Haraboji sudah pulang? Appa?"
Jaehyun –sang kakek- tersenyum menyambut pelukan sang cucu perempuannya.
"Sedang apa?" matanya melirik seorang remaja lelaki yang berdri disamping meja. Remaja itu membungkuk hormat dan memberi salam. Saat matanya bertemu tatap dengan manik sang remaja lelaki...
Deg!
Entah mengapa, ada yang aneh dengan tatapan itu dan... wajah itu... entah mengapa....
"Sedang mengerjakan tugas membuat design panggung untuk acara Akhir Tahun, Haraboji." Jelas Lami.
"Oh, lanjutkan. Oh iya, kau tak ingin memperkenalkan pemuda tampan itu pada kakek tersayangmu ini?" Godaan Jaehyun hanya dibalas cengiran malu oleh sang cucu.
Lami kemudian menuntun sang kakak kelas mendekati sang kakek.
"Kenalkan, Haraboji, ini Jisung Oppa, kakak tingkatku. Ketua Dewan Siswa." Lami dengan bangga dan senyum manisnya memperkenalkan Jisung pada Jaehyun. Jaehyun semakin menelisik rupa sang pemuda didepannya ini.
"Annyeonghaseyo, Na Jisung imnida." Jisung membungkuk hormat.
Deg!
"Na? Margamu Na?"
Jisung hanya mengangguk mengiyakan.
TBC....
Pendek???
Sengaja... soalnya Youngie masih belum bisa ngetik banyak ini. Jarang bisa pegang si Cerie (laptop kesayangan) hehehhe...
Kalau lanjutannya udah selesai diketik lagi bakal segera di up kog.
Menurut kalian gimna chap ini????
Lalu tebak gimana nih next chap???
Park Youngie. 08012019. Malang
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I'm A Girl ✔ || Nomin GS!!
FanfictionHanya secercah kisah singkat tentang seorang gadis bernama Jaemin yang berjuang untuk cintanya. Nomin Area. GS!!! Songfic of song --> KISS - Because I'm A Girl