Sequel | The Moment That Can't Go Back | Part 4

2.7K 317 112
                                    

"Hal yang menjadi sesalku adalah mengabaikanmu. Menutup mataku akan cintamu. Kini saat aku ingin memperbaiki semua kesalahanku di masa lalu, semua sudah terlambat dan aku tak memiliki kesempatan untuk sekedar meminta maaf padamu." – penyesalan Jeno

"Bagiku, hanya Na Jaemin orang tuaku. Tak perlu adanya seoarang ayah sepertinya. Lagi pula, dia sejak awal aku ada tak pernah tahu apalagi menginginkan kehadiranku." – keputusan Jisung








Jaehyun tak habis pikir. Pemuda tadi bernama Na Jisung. Bermarga Na. Di Korea ini hanya segelintir orang yang memiliki marga itu. Na, mengingatkannya pada sebuah keluarga sang sahabat. Setelah sang sahabat meninggal dan kedua anaknya pindah, Jaehyun sudah tak bisa menghubungi atau bahkan mendengar kabar mereka. Perusahaan NA Corp yang berada di Korea telah diambil alih oleh sepupu Yuta dan Jaemin bernama Lucas. Meski masih bekerja sama, tapi berita tentang Na bersaudara seakan disembunyikan dengan rapat.

Saat melihat pemuda bernama Jisung tadi, Jaehyun sepeti tersedot dalam dimensi masa lalu. Wajah itu... sangat menyerupai Jeno kecilnya. Hanya pipinya yang lebih kelihatan berisi. Sekilas, tatapan mata sang remaja tampan mengingatkannya pada tetapan teduh dan kalem si bungsu Na, Na Jaemin.

Tapi.. sekali lagi, bagaimana bisa perpaduan Jeno dan Jaemin ada pada Jisung?

Mungkinkah....

Jaehyun menggeleng kuat, mengenyahkan pemikiran mustahil yang tadi terlintas dibenaknya.

Lelaki parubaya itu melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Membersihkan diri dan memeriksa keadaan sang istri yang dari kemarin mengeluh tak enak badan.

Saat membuka pintu kamar, didapati sang istri yang sepertinya sudah cukup sehat dan nampak baru selesai mandi. Jaehyun tersenyum lalu memeluk sang istri.

Doyoung –wanita paruhbaya yang berstatus istri Lee Jaehyun- tersenyum.

"Kau pulang cepat?" Jaehyun menggangguk dan mendeham mengiyakan. "Mau aku siapkan air untuk mandi?"

"Aniya. Kau baru saja sembuh. Aku pulang cepat juga karena menghawatirkanmu, yeobo." Doyoung tersenyum. Meski usia mereka sudah tak muda lagi bahkan sudah memiliki cucu, sikap romantis Jaehyun tak pernah luntur.

"Baiklah. Aku akan membantu Herin menyiapkan makan malam saja. Oh! Apa Jeno juga ikut pulang bersamamu?"

"Ani. Dia akan pulang menjelang makan malam nanti. Katanya masih ada yang harus dia selesaikan tentang proyek bersama Lucas." Doyoung mengangguk mengerti.

Setelah menyiapkan baju ganti untuk Jaehyun, ibu Jeno itu turun menuju dapur. Membantu sang menantu yang sepertinya sudah mulai mempersiapkan hidangan makan malam.

Saat melewati ruang tengah, matanya tak sengaja menangkap suasana disana. Dilihatnya sang cucu, Lami, entah bersama siapa sedang berdiskusi. Karena posisi dua remaja itu memunggunginya, Doyoung tidak dapat melihat rupa pemuda yang bersama sang cucu perempuannya.

"Herin-ah, siapa pemuda yang bersama Lami di ruang tengah?"

Herin tersenyum manis. "Kakak tingkat Lami. Pemuda yang pernah Lami ceritakan itu, loh, Eommonim."

Doyoung mencoba mengingat-ingat. Ah benar. Lami pernah bercerita kalau dia sedang menyukai seorang pemuda kakak tingkatnya yang menjabat sebagai Ketua Dewan Siswa di sekolahnya. Bahkan sang cucu juga memuji si pemuda yang cerdas, keras, pendiam, baik hati, tampan, tinggi dan menjadi incaran hampir semua siswi sekolah baik sunbae maupun honbae. Doyoung hanya mengangguk mengingatnya. Apa itu berarti sang cucu berhasil memenangkan hati sang kakak tingkat itu?

Kedua wanita itu lantas sudah disibukkan dengan berbagai bahan dan alat dapur untuk membuat hidangan makan malam.

Di ruang tengah, Jisung dan Lami sepertinya sudah menyelesaikan design panggung untuk acara akhir tahun. Jisung mulai mengemasi laptop dan alat tulisnya. Menyimpannya ke dalam tas punggung.

Entah mengapa menyadari kebersamaan mereka yang habis, wajah Lami sedikit sendu. Seperti tak rela jika sang kakak kelasnya itu pulang.

"Ibumu sedang sibuk kah? Aku ingin berpamitan." Tanya Jisung yang melihat Lami masih bergeming di tempatnya.

Lami dengan terpaksa berdiri dan meminta Jisung menunggu disana. Memanggil sang ibu yang ia yakini sedang berkutat di dapur.

Tak berselang lama, Lami datang dengan Herin dan Doyoung di belakangnya. Jisung yang menyadari langkah dari belakangnya menoleh.

Deg!

Doyoung tertegun. Langkahnya terhenti saat melihat remaja lelaki yang disukai Lami itu.

Na Jisung.

Sang cucu dari Na Jaemin.

"Kau sudah akan pulang Jisung-ssi?" Herin menghampiri Jisung yang membungkuk hormat.

"Ye, Ahjumma. Hari sudah sangat sore. Saya tidak ingin Paman dan Bibi khawatir." Herin mengangguk. Mata bulatnya menatap keluar jendela.

"Eh? Tapi diluar sedang hujan. Sebaiknya kau tunggu reda dulu. Sekalian makan malamlah bersama kami. Bagaimana Jisung-ssi?" tawar Herin pada sang remaja.

"Gamsahamnida, Ahjumma. Geundae..." Pandangan Jisung jatuh pada seseorang dibelakang Lami dan Herin. Seorang wanita paruhbaya yang sering datang padanya. Wanita itu berdiri kaku menatapnya. "Halmoni?" guman Jisung lirih. Kedua mata mereka bertemu.

Saat itu juga, dua suara dari arah berbeda mendekat. Jaehyun dengan pakaian santainya turun dari tangga dan seorang lelaki dewasa lain yang berjalan masuk dari pintu utama.

"Jisung?"

Suara itu menjadi alih fokus mereka. Semua orang menatap lelaki dewasa dengan setelan jas mahal yang baru saja memasuki rumah dan menyebut nama si remaja.





TBC again.... wkwkwkkwk....






Gimana gimana gimana???

Jeno dan Doyoung udah nongol. Apa kiranya yang akan terjadi???

Mau Double UP????



Park Youngie. 09012019. Malang

Because I'm A Girl ✔ || Nomin GS!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang