Sequel | The Moment That Can't Go Back | Part 6

3.1K 307 128
                                    

"Hal yang menjadi sesalku adalah mengabaikanmu. Menutup mataku akan cintamu. Kini saat aku ingin memperbaiki semua kesalahanku di masa lalu, semua sudah terlambat dan aku tak memiliki kesempatan untuk sekedar meminta maaf padamu." – penyesalan Jeno

"Bagiku, hanya Na Jaemin orang tuaku. Tak perlu adanya seoarang ayah sepertinya. Lagi pula, dia sejak awal aku ada tak pernah tahu apalagi menginginkan kehadiranku." – keputusan Jisung

Saran!!! Hayati arti lagunya baru baca chap ini. Pasti rasa mengumpati Jeno lebih tinggi. Wkwkwk....

Lagu ini tentang perasaan Jaemin ke Jeno. Play media 👉 Baek Ji Young - That Woman OST Drama Secret Garden




Tulisan tercetak miring adalah flashback in Jeno side (dengan sudut pandang author. Wkwkwk)





Jeno melangkah menuju kursi dekat jendela. Meletakkan makanan pesanannya lalu menyeruput jusnya sedikit. Kantin belum terlalu ramai. Bagaimanapun, ini belum memasuki jam makan siang. Masih ada 30 menit lagi sebelum ruangan favorite mahasiswa ini dipenuhi penghuni kampus fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Ditengah kenyamanan makannya, tiba-tiba telinganya mendengar suara familiar dan menyebut namanya.

"Mau sampai kapan kau menyukai si Jeno itu, Nana?" bukan jawaban, tapi kekehan dari lawan bicaranya yang terdengar.

"Anggap saja aku terjebak Cinta buta. Aku terlalu nyaman dengan Jeno, Haechanie. Sejak kecil kami sering menghabiskan waktu bersama. Tak heran jika rasa itu muncul bukan?" dengusan dari gadis yang dipanggil Haechan itu Jeno dengar.

Jeno masih asyik menyantap makan siangnya. Tak berniat berbalik dan bergabung dengan kedua gadis yang menjadi temannya itu –menurutnya. Lagi pula dia ingin mendengar pembicaraan kedua gadis itu tentangnya.

"Tapi kau tahu kalau Jeno hanya menganggapmu teman. Tak lebih! Bahkan dia sekarang dekat dengan gadis bernama Herin itu. Apa kau akan terus bertahan?" Jeno membenarkan perkataan Haechan. Memang itu perasaannya. Tapi entah mengapa Jaemin tak pernah mau mengerti tentang itu. Atau Gadis Na itu memang mengabaikan fakta itu?

Jangan kalian kira Jeno tidak tahu kalau sahabat kecilnya bernama Na Jaemin itu menyukainya. Jeno sangat tahu. Hanya saja, perasaannya tak bisa berbohong. Dia hanya menganggap Jaemin sebatas teman atau adik saja. Tidak lebih.





Ternyata kegilaan Jaemin tak hanya sampai terus mendekati Jeno dan perhatian pada Jeno. Malam ini, tepat perayaan hari jadi Lee Corp, sang ayah mengumumkan pertunangannya dengan Na Jaemin. Jeno sangat marah. Sungguh! Jika bukan karena memikirkan perasaan dan reputasi Lee Corp dan kedua orangtuanya, Jeno sudah pasti akan membuat keributan agar acara itu batal. Jeno yakin jika dibalik semua ini Jaemin memiliki peran di dalamnya.

Setelah acara utama selesai, Jeno menyeret Jaemin ke apartementnya. Meminta perjelasan dari gadis yang baru sejam lalu menjadi tunangannya.

Jeno tak habis pikir, Jaemin ternyata memiliki sisi seperti ini. Jaemin yang Jeno kenal adalah gadis ramah, baik, manis dan tak pernah mementingkan egonya. Apa itu hanya topeng untuk menutupi sifat aslinya saja? Nyatanya Na Jaemin yang sekarang adalah gadis egois dan tak berperasaan –menurut Jeno.

"Sekarang apa mau mu? Kau ingin memilikiku?" Jeno menyeringai remeh. Terpikir ide paling keji yang tak pernah hinggap diotaknya dulu. "Puaskan aku malam ini. Maka akan aku pertimbangkan perasaanmu itu."

Jeno melihatnya. Wajah kaget Na Jaemin. Harapan Jeno, Jaemin akan menyerah karena permintaan konyolnya itu. Setahunya, Na Jaeminadalah gadis yang menjunjung tinggi adat dan kebudayaan Timur. Jeno pernah mendengar sendiri betapa teguhnya prinsip seorang Na Jaemin tentang pergaulan dan arti sebuah keperawanan.

Because I'm A Girl ✔ || Nomin GS!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang