💣🖤 1 🖤💣

2.3K 200 22
                                    

Dear diary,

Hari ini adalah hari yang sangat menyebalkan. Bagaimana tidak? Ini masih pagi, tetapi Baekhyun sudah menyuruhku untuk melakukan aksi paling bodoh sedunia nanti saat jam makan Siang. Tunggu, aku akan melanjutkan ini nanti malam, Pak Siwon sudah datang.

Sehun menutup buku hitam kecilnya —diarynya. Ini sudah menjadi kebiasannya sejak kecil, ia tidak pernah melewatkan satu hari bersejarah dalam hidupnya tanpa menuliskannya di buku diarynya. Relik semasa hidup, katanya.

Sehun yang mulai fokus dengan pelajaran Matematika, merasa terganggu dengan colekan seseorang dari belakangnya. Siapa lagi kalau bukan Baekhyun?

"Sstt, Sehun! Jangan lupa dua tugasmu!" Bisik Baekhyun. Sehun mengangguk tanpa menolehkan kepalanya. Ia sebenarnya sudah muak berurusan dengan Baekhyun dan teman-temannya.

Sebenarnya apa yang salah, mengapa Sehun sangat membenci Baekhyun dan teman-temannya? Well, Baekhyun, Luhan, dan Tao hanya berteman dengannya karena mereka merasa membutuhkan Sehun. Mereka menganggap Sehun bisa mereka andalkan untuk melakukan hal-hal usil —yang terkadang melewati kata wajar.

Sehun bisa meniru tulisan tangan siapapun dengan sempurna. Apakah sudah terpikirkan dibenakmu keusilan apa yang mereka perbuat?

*

"Aku sudah tidak mau melakukannya! Itu sudah basi, sangat kekanak-kanakan! Bukankah kita ini akan lulus SMA tahun depan?! Grow the fuck up, Baek!" Omel Sehun.

Baekhyun memutar bola matanya. Sehun sudah mengatakan itu lebih dari sepuluh kali, tetapi nyatanya ia masih tetap melakukannya setiap kali ia desak.

"Ayolah, Sehun! Kau harus melakukannya! Luhan, pinjamkan punggungmu dan jadilah meja untuk Sehun!" Suruh Baekhyun. Luhan sontak membungkuk didepan Sehun.

"Cepat, tulis apa yang aku katakan." Desak Baekhyun. Tao menyodorkan selembar kertas dan pulpen kepada Sehun, yang langsung diterima Sehun dengan tatapan kesalnya.

"Yixing, aku sangat mencintaimu, dan aku sangat menginginkan dirimu diatas ranjangku. Aku harap kau menerima cinta tulusku ini. Tertanda, Kim Junmyeon." Dikte Baekhyun. Sontak ketiga sahabat itu —Baekhyun, Tao dan Luhan tertawa terbahak-bahak dengan apa yang baru saja Baekhyun diktekan.

Sehun menyodorkan kertas itu, masih dengan tatapan kesalnya. "Dan aku masih mempunyai tugas lagi!" Katanya dengan kesal.

"Baek, cepatlah! Itu Yixing sedang berjalan kearah kita!" Seru Tao. Baekhyun dengan cekatan melemparkan kertas itu keatas nampan Yixing —anehnya, ia tidak menyadarinya. Baekhyun, Tao, dan Luhan memperhatikan detik-detik saat Yixing duduk di salah satu bangku cafeteria, membuka kertas kecil itu, mencuri pandang kearah Junmyeon, lalu berjalan mendekati kursi Junmyeon.

"Man, what the fuck?! Aku tidak pernah menulis ini! Aku bukan gay! Dasar bodoh, pergi sana! Kau itu sangat menjijikkan, kau tahu itu!" Teriak Junmyeon ketika Yixing menunjukkan kertas itu kepadanya, yang sukses membuat anak-anak satu sekolah mengerubungi kursi yang ditempati Junmyeon dan Kris —dua atlit sepak bola kebanggaan sekolah. Yixing berlari meninggalkan cafeteria dengan matanya yang berair

Baekhyun, Tao, dan Luhan tertawa terbahak-bahak. Sehun benar-benar tidak habis pikir dengan ketiga orang itu. Ketika Sehun hendak berlari menyusul Yixing, Tao mencengkram tangan Sehun.

"Kau pikir tugasmu sudah selesai semua?!" Bentak Tao.

"Kau tahu kan apa yang harus kau tanyakan kepada orang-orang?" Tanya Baekhyun. Sehun menelan ludahnya sambil mengangguk.

"Hush, you go, Tiger!" Kata Baekhyun lagi, sambil mendorong Sehun. Luhan menggandeng tangan Sehun, lalu mengajaknya mengitari cafeteria.

Sehun tidak tahu kalau ada seseorang yang memperhatikan dirinya sedari tadi.

Tunggu, apa sudah terbayang diotakmu kebodohan apa lagi yang akan Sehun lakukan, no? Well, you'll see.

*

"Ini mungkin terdengar bodoh, tetapi kalian sebagai siswa SMA Soomanhits seharusnya tahu bahwa kami selalu mengadakan Question Friday. Kalian hanya perlu menjawab pertanyaannya." Jelas Luhan kepada segerombolan orang yang sedang menikmati makan siang mereka di cafeteria. Luhan menyikut Sehun.

"Ah, jika kau diberikan uang sebanyak seratus juta won dihari yang sama dengan kedatangan Alien, dan mereka mengatakan bahwa mereka akan menghancurkan bumi besok hari, apa yang akan kalian lakukan?" Tanya Sehun. Tuhan, jika bumi terbelah dua saat itu, Sehun ingin sekali masuk kedalamnya.

"Aku akan membeli berlusin-lusin liptint, lalu aku akan membagikannya secara cuma-cuma kepada para Alien." Jawab Jinyoung sambil memakan baksonya.

"Aku akan membayar Mariah Carey untuk berduet denganku." Jawab Jongdae.

"Aku akan membakar uangnya." Sahut Guanlin.

"Aku akan menghabiskannya untuk beramal!" Timpal Minseok.

*

Luhan menarik tangan Sehun ke sudut cafeteria. Mereka sudah berkeliling menanyakan pertanyaan bodoh itu ke semua orang kecuali—

"Park Chanyeol, anak baru. Aku berada dikelas Bahasa Inggris yang sama dengannya." Jelas Luhan. Sehun menolehkan kepalanya kearah orang yang ditunjuk Luhan.

"Mmh, Sehun, aku rasa kali ini kau harus menanyakannya sendiri, aku ingin ke toilet." Kata Luhan, lalu ia melengos ke toilet.

Sehun menghembuskan nafasnya dengan kasar. Satu orang lagi, dan tugas bodoh ini selesai. Ia berjalan mendekati Park Chanyeol. Lelaki itu menggunakan coat besar berwarna gelap, dengan rambut yang ditata dengan model slicked back. Dan wajahnya, kenapa wajahnya tampan sekali?!

"Hai, Park Chanyeol." Sapa Sehun sambil tersenyum.

"Greetings and salutations." Sahut Park Chanyeol. Ia mengeluarkan kedua tangannya yang semula berada dikantong coatnya.

"Karena kau anak baru, aku akan memberi tahukanmu bahwa kami memiliki Question Friday. Kau hanya diperkenankan untuk menjawab pertanyaannya." Jelas Sehun.

"Aku tahu, aku sudah memperhatikan dosa yang diperbuat olehmu dan teman-temanmu." Kata Chanyeol kalem. Sehun merasakan pipinya memanas.

"Mungkin pertanyaan ini akan terdengar bodoh—"

"Tidak, Sehun. Tidak ada pertanyaan bodoh didunia ini." Potong Chanyeol.

"Kau tahu namaku?" Tanya Sehun, tidak percaya.

"Temanmu heboh memanggilmu dengan nama itu dari tadi, Sehun-ah. Aku memiliki dua pasang telinga yang berfungsi dengan normal." Jelas Chanyeol.

"Ba-baiklah, mmh, jika kau diberikan uang sebanyak seratus juta won dihari yang sama dengan kedatangan Alien dan mereka mengatakan bahwa mereka akan menghancurkan bumi besok hari, apa yang akan kau lakukan?"

Chanyeol menggaruk kepalanya. "Itu pertanyaan yang sangat bodoh, Sehun. Tetapi aku sepertinya akan pergi camping, lalu membeli sebuah record player baru, album baru, dan sebotol red wine. Itu mungkin akan menjadi hari terakhirku bisa menikmati cantiknya bintang-bintang kecil di langit malam yang cantik juga." Jawab Chanyeol.

"Sangat bijaksana." Sahut Sehun.

"OH SEHUN! Kenapa lama sekali?!" Baekhyun datang sambil menarik tangan Sehun. Ia melirik tidak suka kearah Chanyeol. Chanyeol menggaruk kepalanya; benar-benar awkward.

Sehun melambaikan tangannya pelan kearah Chanyeol, yang langsung dibalas dengan lambaian tangan juga.

You'll be on all fours tonight, begging me to fuck you hard, baby boy.

TBC
Hai, ini Minra! Jadi, ini adalah fanfic terbaruku. Ide Fanfic ini bukan pure dari aku, karena ini adalah sebuah Remake dari film Heathers. Semoga kalian suka! 🖤

Feathers (A Chanhun Fanfiction) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang