🖤💣 7 💣🖤

888 120 13
                                    

Chanyeol's Point of View

Namaku adalah Park Chanyeol. Orang-orang mungkin tidak mengenalku, tetapi mereka pasti mengenal perusahaan milik Appaku, The Park Group Hotels. Itu adalah perusahaan dalam bidang perhotelan terbesar di Korea Selatan. Aku adalah pewaris tunggal perusahaan itu, karena aku memanglah anak tunggal dari generasi terakhir keluarga Park. Dari kecil, aku terbiasa mendapatkan apa yang aku inginkan. Hanya satu kata yang perlu aku keluarkan, maka dunia bisa berada di genggaman tanganku saat itu juga.

Eommaku meninggalkanku untuk selamanya di musim panas sepuluh tahun yang lalu. Saat itu, kami sedang berlibur di Jeju. Appaku sibuk menelepon seseorang; yang aku ingat adalah beberapa kata seperti 'bom' 'hancurkan' dan 'rebut saat itu juga'. Aku yang saat itu tidak mengerti maksudnya, hanya bisa duduk menunggu di depan kolam renang sambil melambaikan tanganku kearah Eomma yang berada di lantai dua hotel. Kukira kami sedang bermain, tetapi nyatanya, yang aku lihat kemudian adalah bangunan itu yang runtuh, hancur, menghancurkan tubuh Eomma, beberapa furniture mewah milik hotel yang aku kagumi, dan hati putih bersih yang aku miliki dulu sekali saat aku masih kecil.

Aku tumbuh seperti ini karena didikan Appa, jadi, yang aku tahu adalah, jika orang yang kita sayangi membantah atau melakukan tindakan diluar persetujuan, maka aku berhak menyiksa, bahkan menghabisi nyawanya.

Aku akan melakukan apapun itu untuk mendapatkan Sehun kembali. Walaupun itu berarti aku harus merakit bom lagi untuk yang kesekian kalinya.

End of Chanyeol's Point of View

Oh Yoona berjalan dengan lesu menuju kamar putra satu-satunya. Ia sudah mendengar beberapa hal yang terjadi disekolah; itu membuatnya khawatir dengan kondisi psikis Sehun. Dua dari siswa yang bunuh diri itu adalah sahabatnya, setidaknya itulah yang ia ketahui.

"Sayang."

Yoona tersenyum lemah kepada suaminya, Oh Yeonseok. Jika ada seseorang yang merasakan kekhawatiran yang lebih darinya, itu adalah suaminya. Yeonseok membawa tubuh gemetar istrinya itu kedalam pelukannya. Sudah tiga hari Sehun memutuskan untuk mogok sekolah, dengan alasan stress dengan kejadian yang terus saja terjadi berturut-turut itu.

"Kita harus bersabar sedikit lagi. Wajar jika Sehun bersikap seperti itu, ia baru saja kehilangan dua sahabatnya." Ujar Yeonseok. Yoona mengangguk, lalu ia melepaskan pelukan suaminya.

"Aku harus mengantarkan bubur ke kamar Sehun, anak itu belum makan apapun sejak kemarin malam." Kata Yoona sambil menghapus airmatanya.

Yoona mengetuk pintu kamar Sehun, lalu membuka lebar pintu itu. Kamar Sehun adalah kamar luas bernuansa abu-abu dengan rak buku besar disudut ruangan yang menjadi primadona dari kamar membosankan itu. Sehun sedang berbaring terlentang sambil menatap kosong ke jendela yang dibiarkan terbuka.

Yoona duduk di tepi ranjang. Ia membantu menyuapkan bubur untuk Sehun. Walaupun masih susah untuk disuruh makan, kali ini Sehun tidak perlu dipaksa untuk membuka mulutnya.

Seperti orang tua kebanyakan, Yoona terbiasa meninggalkan Sehun dengan para pengasuhnya sedari ia kecil. Suaminya adalah seorang CEO, mereka diharuskan untuk berpindah-pindah tempat mengikuti urusan bisnis. Walaupun begitu, ia sama sekali tidak merasa jauh dengan putranya itu. Ia selalu menelepon, menanyakan kabar dan setia mendengarkan keluh kesah putranya itu lewat telepon. Kini, melihat Sehun dengan kondisi seperti ini, benar-benar membuatnya hampir mati.

"Terima kasih, Eomma." Kata Sehun sambil tersenyum. Perutnya sudah terisi penuh sekarang. Yoona mengusap sayang kepala Sehun, lalu bergegas membawa piring kotor menuju dapur.

*

Sudah hampir seminggu Chanyeol tidak melihat Sehun. Sudah hampir seminggu ia merasa seperti orang gila, karena ia terus menunggu di depan rumah Sehun; mengintip dari mobilnya yang terparkir di depan rumah Sehun, menunggu sampai sang pujaan hati menyembulkan kepalanya dari jendela. Tetapi yang ia lihat hanyalah seorang wanita paruh baya yang membuka atau menutup kaca jendela setiap hari.

Feathers (A Chanhun Fanfiction) (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang