Sehun duduk dengan selimut tebal yang menutupi badannya. Chanyeol membawanya ke rumahnya. Ia memutuskan untuk tidak berangkat kesekolah, kejadian kemarin masih membuat otaknya stress. Dari balik pintu, Chanyeol muncul dengan semangkuk sup dan segelas susu.
"Sayang, kau harus makan." Kata Chanyeol sambil menyendok sup, lalu mendekatkan sendok itu kemulut Sehun. Sehun memalingkan wajahnya. Chanyeol menaruh mangkuk keatas nakas, lalu ia menekan kepala Sehun dan memaksa lelaki manis itu untuk memakan supnya.
"Uhuk, uhuk," Sehun buru-buru meminum susunya, lalu ia menatap tajam kearah Chanyeol. Chanyeol balas menatap Sehun dengan tatapan seriusnya yang membuat Sehun sedikit takut. Lama-lama isi mangkuk sup itu habis tak tersisa.
"Kau seharusnya mendengarkan apa kataku. Aku tidak akan memaksa seperti itu kalau kau menurut." Kata Chanyeol kepada Sehun yang sedang meminum habis susunya. Sehun menatap tajam mata Chanyeol.
"Aku ingin kita putus!" Teriak Sehun. Chanyeol balas menatap tajam mata Sehun, ia benar-benar kaget dengan perkataan Sehun barusan.
"Tidak! Itu tidak akan terjadi, Sehun!" Kata Chanyeol tegas.
Sehun menangis dan menjeritkan kata 'putus' berulang-ulang, yang membuat Chanyeol muak. Chanyeol berjalan menghampiri Sehun yang sedang duduk menendang-nendang sprei putih miliknya itu. Ia mengambil dua buah borgol dari dalam drawer, lalu memasangnya di tangan dan kaki Sehun, yang membuat lelaki manis itu berteriak semakin kencang. Chanyeol yang lepas kendali, menampar pipi kanan dan kiri Sehun dengan keras untuk membungkamnya. Sehun menahan isakannya -dan rasa sakit di pipi dan hatinya, dengan sekuat tenaga. Ia sangat takut menghadapi Chanyeol yang seperti itu.
"Tadi sudah aku bilang, Sehun. Aku tidak akan berbuat kasar kepadamu jika kau menurut." Kata Chanyeol pelan sambil mengelus pipi Sehun yang sedikit membengkak.
"Aku tidak bisa jika terus seperti ini, Hyung." Bisik Sehun. Chanyeol membelai wajah Sehun sambil tersenyum kepadanya, lalu ia mengecup bibir Sehun lembut.
"Kalau begitu, mari kita jalani hari-hari dengan normal mulai dari sekarang, sayang." Kata Chanyeol lirih. Chanyeol melepaskan borgol-borgol yang semula memenjarakan tangan dan kaki Sehun.
Sehun memejamkan matanya. Sekuat apapun ia mencoba untuk berpisah dari Chanyeol, ia tetaplah tidak bisa. Ia benar-benar mencintai pria jangkung itu, membayangkan satu hari tanpa hadirnya Chanyeol saja sudah membuatnya putus asa.
"Kau bisa menginap disini, sayang. Hyung akan menghubungi Eommamu." Kata Chanyeol. Sehun menganggukkan kepalanya. Disaat seperti ini berada di dalam kamar seorang diri adalah ide yang buruk.
Sehun menyelimuti dirinya. Samar-samar ia bisa mendengar suara Chanyeol yang sedang menelpon Eommanya. Sehun sadar jika ia memang tidak bisa hidup satu hari tanpa Chanyeolnya.
"Eomma mengizinkanmu menginap, sayang." Kata Chanyeol ceria. Ia ikut berbaring disamping Sehun, lalu membawa tubuh Sehun kedalam pelukannya.
"Tidurlah, sayang. Lupakan segala kejadian yang telah terjadi belakangan ini." Kata Chanyeol. Sehun tidak sempat menjawab, ia sudah terlelap di alam mimpinya.
No, you can't.
Something dark inside you is awakening.*
Sehun berjalan di koridor sekolah sambil menggenggam tangan Chanyeol dengan erat. Beberapa orang menatapnya dengan tatapan jijik, beberapa dengan tatapan bertanya-tanya. Tetapi Sehun berusaha untuk tidak menghiraukannya, Chanyeol bahkan juga membantunya untuk bersikap biasa saja dengan cara menggosok tangannya dengan ibu jarinya.
"Oh Sehun! Demi Tuhan, kemana saja kau?!" Sehun membalikkan badannya dengan malas. Ia bisa melihat Tao dan Luhan berlari menghampirinya.
"Aku mengajaknya jalan-jalan keliling Seoul." Kata Chanyeol sambil merangkul Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feathers (A Chanhun Fanfiction) (Completed)
FanfictionBukankah menyenangkan jika kita bisa melihat tubuh orang-orang menyebalkan itu terbang bagaikan bulu yang dihempas angin? -PCY Remake dari film Heathers (1988)