Bibir Sasuke menuju leher jenjang Sakura. Ia menjilat dan menghisapnya. Memberi tanda kepemilikan pada nyonya Uchiha. Tanda yang banyak sekali dan sesekali terdengar erangan sang Nyonya. Dengan aktivitas yang sama,Sasuke merubah posisi mereka. Sakura berada di bawahnya saat ini. Sasuke masih terus mencium dan menghisap leher istrinya dengan sesekali menggigit kecil telinga sang Istri. Tangan Sasuke mengelus perut ramping istrinya dan berputar-putar pada pusar. Tubuh Sakura mulai menggeliat menahan sensasi geli dari perlakuan sang Suami.
Jari-jari Sasuke mulai membuka kancing-kancing baju Sakura...
"Nee anata... kamu masih sakit. Bagaimana kalau kita lanjutkan setelah kau sehat?" Sakura mengelus pipi suaminya dengan lembut. "Nanti kita lakukan sampai kau puas."
Sasuke masih terdiam dan memandangi Sakura lekat-lekat. Sangat terlihat dari matanya bahwa ia masih begitu takut jikalau Sakura meninggalkanya.
"Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku mau merawatmu sampai sembuh anata..." lanjutnya tersenyum dan masih mengusap pipi suaminya dengan lembut. Sasuke menurut dan kembali memejamkan mata untuk beristirahat.
Seharian itu Sakura lebih banyak menghabiskan waktu di kamarnya. Merawat Sasuke yang masih demam. Tangan Sasuke yang sebelumnya memegang erat pergelangan tangan wanitanya itu kini menggenggam kelima jari lentik wanita berlambang kipas merah – putih itu. Setiap Sakura hendak pergi untuk ke toilet atau mengambilkan obat untuk suaminya, tangan suaminya akan menggenggam erat telapak tangan Sakura dengan kencang. Ia masih takut. Takut akan ditinggal pergi oleh satu-satunya wanita yang mengisi hatinya. Tingkah Sasuke seperti anak kecil dan menjadi lebih manja. Seperti anak yang menempel kepada ibunya ketika sakit. Sakura tersenyum tipis sambil mengusap kepala pria yang menjadi cinta pertamanya dengan lembut.
"Papa, Mama, aku pergi misi ya!" Sarada muncul dari balik pintu dengan baju ninja dan tas punggungnya.
"Ah, kapan kau akan pulang?"
"Dua hari lagi. Kami akan pergi ke Suna," jelas Sarada. "Nee Papa, cepat sembuh." Sarada memamerkan deretan gigi putihnya. Sasuke memandang putrinya dengan tersenyum tipis.
Sarada membalikkan badan dan segera menuju pintu depan rumahnya.
"Ah aku akan mengan–," Sasuke kembali menggenggam tangan Sakura. Ia tak mau ditinggal.
"Tidak apa-apa Mama. Ittekimasu!"
Sakura membalas pamitan Sarada dari dalam kamar.
Kini, hanya ia dan suaminya berada di rumah.
Sasuke masih menggenggam erat tangan Sakura. Sakura sedikit bingung dengan suaminya yang begitu overprotektif.
"Aku sudah sembuh. Ayo lakukan," pinta Sasuke dengan muka memelas.
Sakura yang awalnya sedikit terkejut kini tertawa kecil.
"Nee anata... baiklah. Ayo kita lakukan sampai kau puas."
Sasuke kembali membuat tanda di leher jenjang Sakura. Menandai di tempat yang sudah tertandai. Ia tak peduli jika Sakura kerepotan untuk menutupi lehernya nanti. Tangan Sasuke pun aktif untuk membuka kancing-kancing baju Sakura. Tangan Sasuke memang hanya satu, namun ia begitu lihai untuk memuaskan istrinya dengan satu tangannya.
Dada Sakura terekspos sempurna setelah bra putih berenda itu berhasil disingkirkan Sasuke. Sakura membuang mukanya –malu– Mereka sudah puluhan bahkan ratusan kali melakukan seks, namun ia selalu malu jika suaminya melihat tubuh polosnya.
Bibir Sasuke menuju salah satu dada istrinya dan menghisapnya kasar –seperti bayi kehausan–
"Uhnggg..."
Tangan Sasuke mulai melepaskan celana Sakura. Kini hanya celana dalam berenda senada dengan bra-nya lah yang tersisa. Jari Sasuke menyelinap masuk ke celah celana dalam Sakura dan mulai memasukkan satu jarinya ke dalam liang kenikmatan sang istri dan mengocoknya perlahan. Lalu ia menambahkan jarinya lagi. Kini sudah 3 jari di dalam liang Sakura.
"Auuh... A-anata... ja-jangan..."
"Kau sangat basah Sakura..." nada seduktif Sasuke terus menggema di telinga Sakura. Ia menarik jarinya yang sudah basah dan menjilatnya dengan gaya yang sensual lalu membuka seluruh pakaiannya dan memperlihatkan tubuh atletisnya, serta kejantannnya yang sudah tegak.
Kini mereka bersiap untuk menyalurkan kasih sayang dan cinta, lalu menuju alam kenikmatan.
-o-o-o-o-o-o-o-o-
Jam masih menunjukkan pukul jam 6 pagi. Sinar matahari masuk melalui celah gorden kamar tidur yang bergoyang karena hembusan angin pagi. Pemilik kamar tidur itu bangun dari tidurnya. Ia duduk hingga terlihat dada dan perutnya yang terbentuk sempurna. Ia meraba dahinya. Memeriksa apakah badannya masih panas seperti sebelumnya. Suhu tubuh normal. Ia sudah pulih. Pria itu menutup mukanya yang memerah. Ia teringat dengan kejadian kemarin. Ya, ia ingat dengan jelas dan lengkap ketika ia menjadi sangat manja dan ketakutan jika Sakura pergi. Ia tidak tahu mengapa dirinya berubah menjadi seperti anak kecil. Apakah karena pengaruh demam?
Ia menoleh ke samping tempat ia tidur. Wanita bersurai pink tengah tidur dengan pulas. Selimut tebalnya masih menutupi tubuh polos wanita cantik itu. Semalam mereka menghabiskan malam yang panas.
Sasuke tersenyum lembut dan mengusap kepala wanita yang sudah belasan tahun menjadi istrinya kupu-kupu yang berhasil melewati fase metamorfosisnya, rasa takut yang menghantuinya menjadi hilang ketika melihat istrinya yang tidur dengan terus memperhatikan istrinya dengan pandangan yang teduh. Ia tidak akan pernah bisa mengungkapkan dengan kata-kata bahwa Sakura –entah sejak kapan– selalu menjadi tempatnya untuk pulang.
Kehilangan Sakura itu berarti mengulang kejadian pahit masa kecilnya. Kehilangan orang-orang yang ia sayangi. Tak punya tempat untuk pulang. Tak memiliki arah dan tujuan.
Masih ia ingat dengan jelas perasaannya saat itu. Sangat menyakitkan. Berkali-kali lipat menyakitkannya ketika ia mendapat serangan jutsu ketika juga teringat, setelah meninggalkan Konoha diumur 13 tahun, akhirnya ia bisa merasakan lagi seperti apa rasanya punya tempat untuk pulang. Nyaman. Menenangkan. Ada jumlah yang sama untuk setiap 'Tadaima' dan 'Okaeri'. 'Ittekimasu' dan 'Itterasai'.
Sakura is love.
Sakura is home.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Have A Place To Go Home
Любовные романыRumah tangga itu merupakan hubungan yang rumit dan kami pun semakin renggang. "Sepertinya lebih baik kami berpisah...." / SasuSaku Fanfiction collab with Andromeda no Rei / rate M LIME. RNR! Cover by screenshot from Boruto eps 66