Chapter 2

2.3K 152 8
                                    

Baru saja Inojin menyampaikan pesan dari medic-nin yang menjadi satu-satunya murid dari Hokage ke-5 kepada putri semata wayangnya. Kebetulan ia bertemu dengan Sarada di jalan. Tak perlu susah payah menuju apartemen kediaman keluarga yang berlambang kipas merah – putih itu.

Sarada baru saja selesai membuat makan malam. Nasi kare. Satu-satunya alasan Sarada memasak kare yaitu selain masakan ini merupakan masakan yang mudah, juga karena kare dapat dihangatkan sewaktu-waktu. Mana tau mama tiba-tiba pulang lebih cepat dan lapar, pikir gadis berkacamata merah itu.

TING TONG!

Segera Sarada menuju pintu depan. "He? PAPA!" serunya.

Pria tampan yang ia sebut 'Papa' itu berdiri tegap dengan muka datarnya. "Tadaima."

"Okaeri papa!" nada Sarada terdengar riang. Setelah ujian chuunin selesai, ayahnya kembali pergi untuk misi – yang – ia – tak – tahu itu. Ia sangka ayahnya akan pergi untuk waktu yang lama seperti dulu.

Sasuke memasuki apartemen milik keluarganya. Sebenarnya ia hampir saja menuju rumah lama mereka. Sampai saat ini ia belum mendapatkan penjelasan dari Sakura awal mula hancurnya rumah mereka. Ia ingin bertanya, tapi gengsi yang terlalu besar miliknya membuatnya memilih untuk diam. Ia berharap bukan akibat Sakura dan Sarada bertengkar hebat hingga terjadi perkelahian fisik.

"Mama mu mana?" Sasuke baru saja membuka jubahnya dan melihat ke sekeliling ruangan yang tampak sepi. Sarada yang sedang menyiapkan makan malam untuk ayahnya masih terlihat sibuk di dapur. Tak menghiraukan pertanyaan ayahnya.

"Mama lembur. Makan malam siap! Ayo makan bersama, pa!" jawabnya setelah meletakkan piring berisi kare untuk ayahnya. Sasuke terdiam sebentar sebelum mengambil posisi untuk makan malam. Ia sempat melihat ke piring karenya.

"Kenapa pa? Tidak suka kare?"

"Tidak. Aku hanya mencari potongan tomat."

Sarada masih sibuk mengunyah. "Oh! Aku tak memasukkan tomat. Aku tidak suka dengan buah merah dan sangat berair itu." Sarada menjawab santai.

Kali ini Sasuke terdiam mematung. Sepertinya ia cukup syok mendengar pengakuan anaknya yang memiliki selera yang berbeda dengannya.

Ia memutuskan untuk makan kare buatan anak semata wayangnya. Tak apa tanpa tomat, setidaknya ia bisa menikmati makan malam berdua dengan anak yang selama ini ia lewatkan pertumbuhannya. Sesekali Sarada menceritakan kegiatannya disela makannya. Ia ingin berbagi aktivitasnya kepada ayahnya. Kesempatan langka.

Jam sudah menunjukkan angka 10 malam. Sasuke baru saja selesai mandi.

"Ne papa, aku tidur dulu. Oyasumi," ucap Sarada. Sasuke menoleh ke putrinya yang sudah siap dengan piyama putih bergambar strawberry. Sangat imut.

"Hn. Oyasumi."

To Have A Place To Go HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang