CHAP 21. WILLIAM AND FANNY

1.2K 51 22
                                    

🎶You are the reasson :Calum Scott

Fanny menarik nafas panjang. Setelah menyelesaikan kelas terakhirnya tadi, dia memutuskan untuk mengecek keadaan William di kediaman  pria itu.

Dengan Ragu-ragu ia mulai menekan bel yang ada di samping pagar besar menjulang tepat di hadapannya 

Tett...tett

Setelah beberapa kali menekan bel, akhirnya Nampak seorang pria paru baya, yang sebelumnya pernah menyambutnya di hari pertama Fanny saat mengantar cake, sedang membukakan gerbang.

" ada apa nona?"

"Pak, William ada?"

Bapak itu mengangguk " iya non, dia lagi didalam kamarnya. Tuan William sedang tidak enak badan"

mendengar itu Fanny kembali merasa bersalah, Ia berfikir bahwa itu pasti karena dirinya. " sakit apa pak?" Tanyanya khawatir

" panas tinggi non, dan tuan muda tidak mau keluar sejak kemaren dari kamarnya, sampai sekarang dia tidak mau membukakan pintu" jelas bapak dengan wajah memelas

Lagi-lagi Fanny kembali merasa bersalah " dia sudah makan belum pak?"

" belum non"

Tebakan Fanny tertanya benar. Pasti pria itu belum makan sejak kemaren

" kalau gitu biar aku yang nyuruh dia makan ya pak?"

" iya-iya non, silahkan" dengan antusias, bapak itu segera melebarkan gerbang agar Fanny bisa leluasa memasuki gerbang itu.

Sedikit ragu, Fanny mulai menaiki tangga, karena tempat tidur William berada dilantai 2.

Fanny menarik nafas kasar, hingga kemudian ia mulai mengetok pintu kamar yang berwarna putih dihadapannya dengan ragu-ragu

" Will " panggil Fanny pelan. Tidak ada tanda-tanda bahwa pria itu menyautinya dari dalam

" William... " panggil Fanny lagi

Karena belum terdengar sautan dari dalam setelah beberapa kali memanggil, dengan tidak sabaran, Fanny memutuskan untuk membuka pintu itu sendiri dengan pelan

. "Will...." panggilnya pelan, sembari menonjolkan kepalanya di sekitar pintu yang terbuka sebelum masuk kedalam kamar sepenuhnya

Fanny mulai melangkah mendekati ranjang, terlihat William sedang tak berdaya disana. bibir sexynya yang memucat, wajahnya dipenuhi oleh keringat, serta selimut tebal yang hanya menutupi kakinya.

Hal pertama yang Fanny lakukan adalah memperbaiki letak selimut, hingga menutupi seluruh tubuh William sampai dibawah lehernya.

Lalu Perlahan Fanny menempelkan telapak tangannya di atas dahi William. Mengecek suhu tubuh pria itu

" astaga dia panas sekali " gumamnya khawatir

Tanpa pikir panjang Fanny segera berlari menuruni tangga dan mengambil air hangat menggunakan baskom untuk mengompres pria itu.

William sedikit menggeliat, merasakan sesuatu yang panas di atas dahinya, namun tidak berniat untuk membuka matanya karena itu sangat sulit

" Fanny maaf, maaf, maafkan aku Fanny" racaunya asal

Fanny menghembus nafas panjang " sttt... William, kamu istirahat dulu ya" bisiknya lembut, sembari mengelus sayang rambut William

William membuka matanya perlahan, mendengar suara gadis yang selalu berada dalam pikirannya hingga membuatnya sakit itu telah memberikannya sedikit kekuatan. " Fanny kau kah itu?" Gumamnya serak, sembari menatap Fanny sendu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY AMNESIA'S BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang