babe • dodeca

1.9K 490 170
                                    


Dika is totally fucked up. Messed up. Or whatever it is.

Setelah bertengkar dengan Lisa, ia pulang pukul dua pagi, diantar June menggunakan CBR kesayangannya. Pagi-pagi Dika bangun dengan badan masuk angin, juga kepala yang rasanya dijatuhi berton-ton batu. Sialnya lagi, Dika salah belajar. Mata ujian hari pertama adalah Matematika dan Pemrograman Web, sementara Dika malah belajar Kimia dan Kesenian.

Sepulang ujian, Dika langsung konsul ke GO sampai malam. Istirahat sebentar, lalu lanjut belajar. Karena ia terlalu memforsir diri sejak sebulan sebelum ujian, Dika tumbang di hari keempat ujian. Demam tinggi. Jadwal belajarnya berantakan. Tapi dia tetap kukuh datang ke sekolah dan enggan ikut ujian susulan.



Bagaimana dengan Lisa?

Sama berantakannya, tapi tentu saja jauh lebih woles dibandingkan Dika. Kalau Dika menahan kantuk mati-matian saat ujian karena belajar semalaman, Lisa tidur saat ujian karena malamnya keluyuran. Ia yang awalnya sudah bertekad berubah, kembali menjadi bodo amat semenjak kejadian malam itu.

Ngomong-ngomong soal malam itu, tidak ada yang tahu apa yang terjadi sebenarnya. Bahkan June dan Kenzo sekalipun. Mereka hanya tahu Dika dan Lisa cekcok di depan toilet. Tidak ada yang tahu adegan tampar-menampar, maki-memaki. Lisa dan Dika menyimpan itu semua rapat-rapat di dalam mulut mereka.


Lisa kesal pada Dika yang selalu mengatakan bahwa ia tidak apa-apa padahal sudah sangat jelas dia sedang ditimpa masalah. Lisa jadi merasa tidak dapat dipercaya sebagai tempat berkeluh kesah.

Lisa kesal pada Dika yang selalu memikirkan dirinya sendiri.

Lisa kesal pada Dika yang selalu merasa dia adalah orang paling menderita sejagad raya.

Lisa kesal pada Dika yang berani-beraninya menamparnya malam itu.

Percaya atau tidak, sekejam apapun senior melabrak Lisa, Lisa tidak pernah balas mengatai mereka dengan kata-kata kasar. Tapi malam itu, saat Dika menampar Lisa, gadis itu spontan memaki Dika—orang yang paling ia sayang enam bulan belakangan. Mungkin karena pengaruh alkohol, entahlah, Lisa juga tidak tahu.



***



Hari ini hari pembagian rapot.

Teknus memiliki peraturan yang agak sedikit menggelikan bagi Lisa; anak-anak yang 'baik' boleh mengambil rapotnya sendiri, sementara anak-anak yang dikategorikan 'nakal', 'bermasalah', dan sejenisnya harus mengambil rapot didampingi orang tua. Dan percaya atau tidak, karena peraturan konyol itu, selama kelas sepuluh Lisa tidak pernah tahu bagaimana isi rapotnya, karena ia tidak pernah mengambilnya.

Tahun ini, mamanya berinisiatif mengambil rapot. Gabut di rumah, katanya. 

Baru kali ini entah kenapa Lisa jantungan saat mamanya memasuki ruang kelas, tempat pengambilan rapot. Pagi itu adalah kali pertama Lisa takut nilainya mengecewakan, atau laporan sikapnya mempermalukan mamanya. Kalau Lisa pikir-pikir, bagaimanapun mamanya adalah orang tua biasa. Orang tua yang ingin melihat anaknya setidaknya berkelakuan baik di sekolah.

 Entahlah, mungkin Lisa sudah termakan ucapan tak berperikemanusiaan Dika malam itu.



Nama lengkap Lisa dimulai oleh abjad A, jadi Lisa dan mamanya tak perlu lama menunggu giliran. Wali kelas Lisa menunjukkan hasil rapot Lisa yang tentu saja seperti laporan berdarah—alias merah semua. Disertai lampiran laporan guru Bimbingan Konseling mengenai sikap Lisa. Tanpa wali kelasnya sebutkanpun Lisa sudah hafal track record-nya di mata BP yang katanya 'bermasalah'.

[2] Barium Beryllium; Donghyuk x LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang