Pangeran melangkah menuju parkiran dengan tenang, kedua tangannya ia masukan kedalam saku. Dengan wajah datar dan tatapan tajam khas seorang Pangeran.
"Lo apain, si Gista?"Tanya Aldo untuk kesekian kalinya, sembari menyamai langkah Pangeran.
Pangeran menoleh sesaat, lalu kembali menatap depan. Tak berniat menjawab pertanyaan Aldo.
Aldo mendelik, ia menghela nafas panjang. "Gista gak masuk kelas sampe bel balik, setelah ketemu sama lo."
Pangeran masih diam, tak peduli dengan ucapan Aldo. Namun Aldo masih melanjutkan ucapannya, walaupun Pangeran tak peduli.
"Sheva bilang, dia sakit dan lagi di UKS."Aldo melirik Pangeran, dengan tatapan curiga. "Bukan karena lo kan, Ran?"
Pangeran menghentikan langkahnya, ia berbalik menatap Aldo dengan tatapan datar. Sedetik kemudian ia kembali melangkah menuju motornya.
"Ran, sialan." Umpat Aldo emosi. "Gue lagi nanya ini, bukan lagi ngedongeng."Katanya menendang ransel Pangeran dari belakang.
Pangeran mengumpat pelan, ia naik keatas motornya. Lalu memakai helm hitam miliknya, Aldo masih berdiri disamping motor Pangeran dengan bibir terus menggerutu kesal.
Pangeran mengerakan kaki kirinya menaiki standar motor, dan langsung menyalakan mesin motor tersebut.
Sebelum benar-benar pergi, Pangeran menatap Aldo. "Kalo pun itu karena gue, gue juga gak akan peduli."
Aldo menangkat wajahnya, bibirnya terbuka ingin mengucapkan sesuatu. Namun kalah cepat karena Pangeran sudah melaju dengan motornya.
"Emang kurang ajar, gue mau ngomong malah di tinggal."Kata Aldo mendelik kesal, ia langsung melangkah menuju motornya.
Saat ia menyalakan mesin motornya, matanya beralih menatap kearah lain. Tepat dimana, Gista dan ketiga temannya berjalan.
Melihat Gista berjalan tertatih dengan kedua tangan melingkar di leher kedua sahabatnya, membuat Aldo ikut meringis dan merasa khawatir.
Aldo masih diam ditempat, memperhatikan keempat perempuan itu. Hingga mereka masuk kedalam salah satu mobil. Mobil putih itu berjalan keluar dari halaman sekolah, dan saat itu lah Aldo juga melajukan motornya pergi mengikuti mobil putih itu.
Beberapa menit mengikuti mobil itu, dan disini lah Aldo saat ini. Di depan salah satu rumah sakit, ia masih diam diatas motornya. Sementara mobil yang sedari tadi ia buntuti sudah terparkir dihalaman parkiran rumah sakit tersebut.
Aldo menaikan alisnya, ketika melihat empat perempuan keluar tadi mobil itu. Masih dengan Gista yang berjalan tertatih dengan sedikit membungkukkan punggungnya.
Getaran disaku celananya membuat Aldo mengalihkan perhatian pada ponselnya. Dahinya berkerut melihat nama Alka tertera disana.
Tanpa menunggu lama ia langsung mengangkat panggilan Alka.
"Apaan Ka?"
"..."
"Dimana ya? gue juga gak tau. Nyasar kayanya gue."
"..."
"Iya gue kesana, berisik bener."
"..."
"Sabar setan!"
Panggilan terputus, Aldo mendelik menatap ponselnya. Lalu mengumpat tanpa suara, karena Alka.
Disisi lain, Alka pun mengumpat tanpa suara menatap layar ponselnya.
"Dimana si Aldo?"Tanya Bastian, mendudukan dirinya disamping kiri Alka.
"Dia bilang, dia nyasar gak tau dimana. Bego gak sih?"Sahut Alka jadi kesal lagi ketika ngingat ucapan Aldo barusan.