Bab IV : Penyesalan

184 19 5
                                    

Di Taman, kampus

Entah ini hari keberuntungan atau hari kesialan bagi Shania. Sebab tanpa diduga Nabil yang tadinya marah terhadap Shania.
Tiba-tiba mendekati dan....

"Chup" sebuah ciuman yang hangat mendarat tepat di kening Shania.

Shania yang mendapat perlakuan tidak terduga dari Nabil, tiba2 reflek memejamkan matanya dan menikmati ciuman yang Nabil berikan untuknya.

Berbeda dengan Shania, Boby dan Cindy justru tidak senang atas perlakuan Nabil terhadap Shania, dan mereka lebih memilih untuk pergi dari sana.

Hufft... BT gw, lebih baik gw pergi aja deh. Nabil liat hadiah apa yang bakal lo terima dari gw, batin Boby.

Ih... Ayang Bibil bikin aku kesel aja deh. Tadi katanya mau marah tapi kok malah dicium sih. Aku pergi aja deh. Sebel... Sebel... Sebel ucap Cindy dari dalam hatinya.

Setelah Nabil mencium kening Shania, lalu Nabil pun mengatakan sesuatu kepada Shania dengan cara berbisik.

"Sebreng*ek2nya gw, gw akan berusaha menjadi orang yang baik. Dan gw juga akan berusaha memperbaiki semua kesalahan yang telah gw perbuat. Oiya, hari ini gw udah janji mau jemput Ve, lo mau kan tukeran kendaraan sama gw"

"Iya gw mau dan ini kuncinya" ucap Shania seperti terhipnotis oleh kata2 dari Nabil.

"Ya udah klo begitu gw jemput Ve dulu ya, bye Shania sampai jumpa di apartemen ya"

"Bye" ucap Shania membalas lambaian tangan Nabil.

*****

Di Singapura

Di balkon apartemen terlihat Devan yang sedang kecewa, karena panggilan telpon dan pesan yang di kirimnya belum juga direspon oleh Ve.

"Udah di balas, Dev?" tanya Farish sahabat sekaligus teman satu atap Devan di apartemen.

"Belum"

"Coba telepon!"

"Udah tapi engga dijawab"

"Sibuk kali"

"Hm.... Sibuk! Kaya engga deh. Karena menurut gw sesibuk-sibuknya Ve, pasti dia bakal ngeluangin waktunya buat ngebalas dan menjawab telepon dari gw. Terlebih lagi sekarang hari ulang tahunnya dia"

"Iya juga ya! Biasanya dia kan selalu nunggu'in ucapan selamat ulang tahun dari lo"

"Nah itu lo tau. Hm... Engga tau kenapa ya, kok gw merasa klo Ve mulai menjauhi gw"

"Menjauhi lo! Ah... Itu cuma perasaan lo doank kali"

"Bener Ris, ini bukan cuma perasaan gw doank kok. Buktinya nih ya, udah sebulan, Ve jarang menghubungi gw. Sekalinya gw yang menghubungi, dia yang mengakhiri pembicaraan. Dan sekarang lo tau sendiri, pesan dan panggilan telepon dari gw, engga ada yang direspon"

Antara Perjanjian Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang