❤❤❤
Kedekatan ini membawa dimana aku bisa merasakan hidup kembali
THWH Episode Keempat
❤❤❤
•
•"Bella" panggil seseorang saat bella ingin berjalan dilorong menuju kelasnya, iapun menoleh kesamping dan melihat jika lelaki yang dikenalnya tengah terengah-engah menghampirinya
Bella tersenyum dan membatin Dylan kalau lagi keringetan kenapa makin ganteng ya?
Dylan melihat Bella tengah tersenyum, senyum yang teramat manis namun juga terlihat aneh. Dylan melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Bella. Dan Bella mengerjab-ngerjabkan matanya.
"Kenapa?" tanya Dylan sambil mengelap keringat yang ada didahinya, Bella yang peka segera mengambil saputangan yang ada dikantong roknya dan menyeka keringat Dylan dengan saputangan miliknya
Dylan mengamati wajah Bella yang cantik dan imut, rasa kenyamanan itu ada, tapi hanya didalam diri Bella. Dylan akan merasa damai berada didekat gadis itu. Bahkan jantung Dylan berdetak bukan dua kali lebih cepat, detakan jantung Dylan berada pada nomor lima yang berarti jantung Dylan berdetak lebih cepat dari orang lain punya. Apa Dylan memiliki kelainan jantung?
Bella merasa diperhatikan, iapun menunduk dan benar jika Dylan tengah menatapnya dalam dengan senyum yang terukir disana, mata abu-abu dan mata cokelat lelaki itu tidak sengaja bertemu dan beradu pandangan satu sama lain. Bella sampai hanyut hanya karena tatapan hangat yang Dylan berikan padanya.
Dylan bahkan mampu membuat malam Bella tidak tenang, Bella sering tidak bisa tidur karena kepikiran lelaki itu. Bella seperti orang gila senyum-senyum sendiri dikamar, sampai ia malu karena Daniel memergokinya tengah bahagia. Dylan memutuskan kontak mata dengan Bella karena merasa tidak enak, Bella pun juga sama dengan Dylan.
"Habis ngapain?" Bella mencoba bersuara untuk memecahkan kecanggungan yang tercipta diantara mereka
"Main basket" jawab Dylan singkat, Bella hanya ber-oh ria saja karena bingung harus mengutarakan percakapan apa lagi
Mereka berdua terdiam!!
Dylan berdehem "Dua hari kemaren kata Gaby kamu izin nggak masuk karena sakit, memangnya benar?"
Bella mengangguk, ya dua hari kemaren setelah penolakan yang Alaska yang tidak mau mengantarnya kesekolah dan lebih mementingkan anak keduanya itu, Bella jatuh sakit dan Bella tahu apa penyebabnya.
"Sakit apa?"
"Hanya pusing karena pagi itu aku lupa sarapan dirumah, buru-buru menahan papa buat mengantar aku kesekolah tapi malah kata papa dia nggak bisa karena ada metting pagi itu" balas Bella, tentunya ada benar sebagian yang ia ucapkan, Bella tidak mungkin menjelaskan kejadian sebenarnya tentang betapa malangnya hidupnya yang seperti seorang gadis tak mempunyai orang tua
"Sekarang masih sakit?" Bella terkekeh pelan sambil mencubit hidung mancung lelaki itu, Dylan sangat menggemaskan jika sedang cerewet seperti itu. Dylan menahan gejolak aneh dan detakan tidak karuan didadanya. Apa Dylan akan mati karena detak jantungnya yang saat ini sedang merajalela? Jika bisa Dylan sangat ingin pingsan
Dylan masih waras dan tidak ingin malu didepan Bella.
"Aku baik-baik aja, kalau aku masih sakit kakak aku nggak mungkin mengizinkanku masuk hari ini"
Dylan tersenyum dan Bella juga membalasnya "Mau temani aku main basket?"
"Sekarang?" balas Bella dengan kekehan kecil
Dan yang Dylan lakukan adalah menggandeng tangannya dan menariknya dengan lembut, Bella masih terkekeh saat Dylan menariknya, Bella jadi sangat suka Dylan berada didekatnya. Seakan-akan Bella tidak ingin Dylan jauh darinya, meskipun itu hanya beberapa meter
"Dylan" seru Bella pada Dylan yang masih menarik tangannya
Dylan membalas dengan deheman tanpa menoleh kebelakang kearah Bella, lagi-lagi Bella terkekeh geli "Aku belum bilang mau loh nemani kamu main basket"
Dylan tersenyum menoleh kearah Bella "Aku nggak butuh persetujuanmu, karena aku sudah yakin jawaban kamu adalah 'iya' "
"Kamu benar, Dylan peramal ya? Kok tahu isi pikirannya Bella?"
Mereka sampai ditribun tempat duduk penonton didalam gedung basket, Dylan meminta Bella untuk duduk, Bella menurutinya dengan tersenyum. Satu lagi yang Bella suka dari Dylan yaitu perhatian lelaki itu.
Dylan mengusap puncak kepala itu membuat Bella mendongak "bukan peramal ataupun pembaca pikiran, aku hanya melihat jawaban didalam binar matamu yang indah"
Bella salah tingkah dan wajahnya memerah, dengan kepolosan yang ia miliki Bella menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dylan tertawa kecil melihatnya, Bella adalah gadis yang berbeda dari gadis yang pernah ia temui, bahkan disekolah Bella satu-satunya gadis yang membuatnya nyaris melayang dan diterpa angin.
Intinya Bella adalah hidupnya, kehidupannya. Jika Bella tidak ada maka kehidupan Dylan yang sudah sempurna akan hilang sebagian. Karena Bella lah pelengkap separuh hidupnya.
"Nanti pulang sekolah tunggu didepan, temani aku lagi untuk main musik" pinta Dylan kepada Bella, Bella membuka wajahnya dengan perlahan, lalu mengangguk jika ia setuju menemani lelaki itu.
***
🎶🎶🎶
Taylor Swif - Mine
🎶🎶🎶
Salam,
Istrinya Song Yoon Hyung
KAMU SEDANG MEMBACA
The Happier With Him
RomanceMerasa diasingkan, diabaikan dan tidak dianggap ada oleh orangtuanya. Itulah yang dirasakan oleh seorang gadis berusia (17thn), Bella Anthonia Chaves, gadis yang kini tengah bersekolah dengan mengambil jurusan dalam bidang seni itu mempunyai kisah y...