[4]

4.4K 647 24
                                    

(Name) memandang makanan yang ada di depannya dengan datar, sebelum akhirnya mengangkat kepalanya—menatap sosok yang ada di depannya, Chuuya.

"Ada apa, (Surname)? Apa kau tidak suka makanannya? Tapi kau belum memakannya—apa kau tidak suka suasananya?"

Kini mereka berdua sedang berada di salah satu restoran mewah di Yokohama. (Name) hanya menggeleng singkat, kemudian mulai memakan pasta yang dihidangkan untuknya. Sudah sebulan semenjak kejadian di ruang kesehatan, dan sudah sebulan juga Chuuya sering mengajak (Name) untuk makan bersama.

'Tetap saja,' pikir Chuuya melirik sejenak (Name) yang tampak menikmati pasta yang dia makan, 'aku tidak bisa menebak apa yang perempuan ini pikirkan.'

Namun pikiran Chuuya segera terhenti saat melihat tangan (Name) melambai di depannya.

"Ada apa, (Surname)?" tanya Chuuya memakan makanan pesanannya, steak.

(Name) memandang Chuuya cukup lama, sebelum akhirnya meletakkan garpunya di atas piring makannya, lalu menopang dagu dengan tangan kanannya. Chuuya tidak mengatakan apa-apa, hanya mulai menyesap minumannya sambil menunggu jawaban dari (Name).

"Mulai sekarang, tolong panggil aku dengan nama pertamaku."

Chuuya langsung tersedak oleh minumannya, membuat dirinya terbatuk-batuk dan menarik perhatian orang-orang yang ada di sekitarnya. Saat Chuuya sudah mulai lebih tenang, dirinya melihat (Name) dan melihat perempuan itu sedang menyeringai.

Melihat itu, Chuuya langsung merasa kesal.

'Mempermainkanku ya?' pikir Chuuya menghela napas panjang.

"Jika itu yang kau inginkan, maka baiklah," ucap Chuya kembali memakan makanannya, "mohon bantuannya mulai sekarang, (Name)."

Mulut (Name) sedikit terbuka, namun tidak ada kata yang keluar dari sana. Chuuya yang menyadari respons diam (Name) kemudian kembali menatap perempuan yang ada di seberangnya.

"Ada apa, (Name)—"

Chuuya menghentikan ucapannya saat menyadari (Name) menatap dirinya dengan wajah terkejut. Beberapa saat kemudian (Name) tersentak kaget, membuat Chuuya ikut terkejut. Perempuan itu sempat panik sejenak, sebelum akhirnya memakan makan malamnya sambil menunduk, menghindari kontak mata dengan Chuuya. Sementara Chuuya hanya memandang heran (Name), sebelum akhirnya menyeringai, sebuah ide jahil muncul di kepalanya.

"Hm, kenapa dengan reaksimu itu, (Name)?"

(Name) terlonjak kaget saat mendengar pertanyaan Chuuya, dan hanya bisa menggeleng, membuat Chuuya semakin ingin menjahili sang perempuan.

"Apa kau tidak menyangka aku mengingat nama pertamamu? Sudah hampir enam bulan berlalu, kau pikir aku akan lupa semudah itu?"

(Name) kembali menggeleng, kali ini lebih kuat dari sebelumnya—sampai Chuuya sedikit khawatir perempuan itu akan merasa pusing karena menggelengkan kepalanya.

"Lalu? Oh, jangan-jangan kau suka saat aku memanggil namamu tadi?"

Setelah mendengar itu, tiba-tiba (Name) terdiam. Dia menatap Chuuya cukup lama, namun seketika wajahnya memerah seperti tomat, lalu (Name) kembali memakan pastanya—tapi sebelum itu dirinya sempat mengangguk kecil, mengiyakan pertanyaan terakhir Chuuya.

Kali ini iris Chuuya melebar, dan tanpa sadar pipinya sedikit merona.

'Apa-apaan dia ini, imut sekali!'

[Special] My Silent Fiancée (Nakahara Chuuya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang