[Jadi kau sudah menjemput Chuuya? Dari lingkungan sekitarmu, sepertinya kau berada di bar yang ada di dekat Port Mafia, benar?]
(Name) mengangguk singkat, membuat Kouyou yang sedang meneleponnya menghela napas lega. Kini (Name) sedang berada dalam perjalanan ke apartemen Chuuya, dan sedang memegang handphone miliknya—dimana dia sedang melakukan video call dengan Kouyou.
Kouyou tahu menelepon biasa akan percuma, jadi dia berinisiatif dengan videocall saja.
[Setelah mengantar Chuuya, pulanglah ke apartemenmu jika tidak terlalu larut. Kau ada tugas besok di pelabuhan. Jika terlalu larut, menginaplah di apartemen Chuuya. Aku yakin dia tidak akan bisa apa-apa setelah tertidur seperti itu.]
(Name) melirik ke belakangnya, dimana Chuuya sedang terlelap. Setelah itu (Name) kembali menoleh ke arah Kouyou lalu mengangguk untuk kedua kalinya, membuat sang atasan terkekeh.
[Kalau begitu hati-hati, pakailah Golden Demon jika kau berada di jalan sepi.]
Panggilan dimatikan, dan (Name) pun menyimpan handphone miliknya ke dalam saku sebelum akhirnya kembali membawa Chuuya pulang ke apartemennya.
___
Setelah membuka apartemen Chuuya dengan kunci yang (Name) hafal dimana letaknya, (Name) masuk dan berjalan menuju kamar tidur Chuuya. Derap langkah kecil (Name) tampak memenuhi suasana apartemen Chuuya yang sepi.
"(Name) ...?" Chuuya membuka matanya dengan perlahan.
(Name) berhenti saat mendengar Chuuya, kemudian sedikit melirik ke belakang.
"... kau yang membawaku pulang, ya?" gumam Chuuya berusaha turun dari punggung (Name), mengingat sang perempuan menggendongnya di punggung.
(Name) tidak mengatakan apa-apa, hanya membiarkan Chuuya turun, namun tangannya tetap memegang lengan Chuuya—jaga-jaga sang laki-laki akan tumbang.
"Terima kasih sudah membawaku, (Name)—tapi aku bisa sendiri," gumam Chuuya mencoba berjalan menuju kamarnya sendiri, mengingat mereka sudah berada di depan kamar Chuuya jadi sang laki-laki hanya perlu berjalan ke kasurnya.
Namun baru selangkah jauh dari (Name), keseimbangan Chuuya goyah dan membuat laki-laki itu hampir jatuh ke lantai, namun hal itu tidak terjadi karena (Name) memegang lengan Chuuya. Sementara (Name) sendiri tidak mengatakan apa-apa, hanya menghela napas singkat lalu membantu Chuuya, kali ini meletakkan tangan Chuuya di pundaknya lalu mereka memasuki kamar tidur Chuuya.
Setelah sampai di sebelah kasur Chuuya, (Name) lalu meletakkan Chuuya di atas kasur dan berencana untuk pulang—mengingat hari sudah semakin larut dan (Name) punya tugas besok. Namun iris (Name) melebar saat pergelangan tangannya ditarik, dan begitu (Name) sadar—dia sudah berada di atas kasur, dengan Chuuya yang memeluk erat dirinya.
"Mau kemana kau, (Name)?" gumam Chuuya sebelum akhirnya kembali terlelap.
(Name) tidak menjawab, dia hanya mencoba melepaskan diri dari pelukan Chuuya. Namun pegangan Chuuya semakin kuat, sampai (Name) merasa sulit bernapas. Saat tangan (Name) terangkat untuk memukul Chuuya [lagi], tangannya terhenti saat melihat wajah tidak tenang Chuuya. (Name) terdiam sebelum akhirnya tangannya memukul pelan kepala Chuuya, lalu mengusap rambutnya pelan.
"Tenang saja, aku tidak akan meninggalkanmu seperti rekanmu dulu, Baka Chuuya."
Bagai mendengar ucapan (Name), pelukan Chuuya perlahan melonggar, dan senyum kecil terlukis di wajah tidur Chuuya. (Name) yang melihat itu hanya bisa ikut tersenyum. Perlahan (Name) merasa matanya menjadi berat, sebelum akhirnya tertutup total.
Hari itu, (Name) melupakan tugas dari Kouyou karena kesiangan dan harus menemani Chuuya menghadapi hangover pertamanya, serta Chuuya dimarah habis-habisan oleh Kouyou karena membuat anak buahnya bolos.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Special] My Silent Fiancée (Nakahara Chuuya)
Fanfiction• Chuuya × Silent!Reader • Kata-kata bukanlah segalanya, oleh karena itu dia memilih untuk tidak banyak berbicara. Namun, tiap kata yang diucapkannya, akan selalu kuingat dan kujaga seperti harta karunku sendiri. (Nakahara Chuuya version) (My Silent...