Chuuya meletakkan lembar terakhir ke atas tumpukan kertas lainnya—laporan terakhir miliknya hari ini. Chuuya mengambil topi dan mantelnya, kemudian menoleh ke arah jam dinding, yang sudah menunjukkan pukul sebelas malam.
'Aku akan langsung pulang—besok Boss bilang akan memberiku misi,' pikir Chuuya melangkah keluar dari ruang kerjanya.
Kota Yokohama pada malam itu tampak ramai seperti biasa, tapi Chuuya lebih memilih untuk melewati gang sempit diantara bangunan kota, menghindari jatuhnya korban jika tiba-tiba dia diserang oleh musuh organisasi.
Alasan lainnya? Motornya diledakkan oleh Dazai, lagi.
'Semenjak pesta, aku tidak pernah melihat perempuan itu lagi.'
Chuuya menatap langit, dimana bulan sedang bersinar indah. Chuuya yang merasa aneh (karena anggota sub-eksekutif biasanya sering bersama anggota eksekutif) saat melihat bawahan Kouyou itu tidak bersama sang atasan. Menurut penjelasan Kouyou, (Name) sering diberi tugas karena kemampuannya itu.
"Karena sering diberi tugas, aku penasaran apa kemampuan perempuan itu—"
( Bruk! )
Ucapan Chuuya terpotong saat tiba-tiba ada seseorang terlempar ke tumpukan kotak yang hendak Chuuya lewati. Chuuya tentu langsung mengambil posisi bertarung, jaga-jaga dirinya tidak langsung terlibat pada masalah yang ada di depannya.
'Penyerangan?'
Namun iris azure Chuuya melebar saat melihat sosok yang keluar dari tumpukan kotak kosong tersebut, yang kini sedang mengusap kepalanya.
"(Surname)!?"
Kemudian Chuuya teringat saat dirinya bertanya pada Kouyou tadi.
"(Name) barusan pergi setelah kuberi tugas untuk 'menegur' geng yang mengganggu warga Yokohama, dia akan kosong besok sampai minggu depan. Aku tidak berencana memperbudaknya, kau tahu."
'Pembantaian ya?' pikir Chuuya kemudian mengikuti arah pandangan (Name), dimana terlihat belasan orang yang sepertinya adalah anggota geng yang Kouyou maksud.
"Apa kau baik-baik saja, (Surname)?" tanya Chuuya melihat (Name) sejenak kemudian menoleh ke arah para geng tadi, "biar kubantu—"
"Ini bukan apa-apa."
Chuuya menoleh ke arah (Name) yang kini sudah berdiri, dan memasukkan katana miliknya kembali ke dalam bungkusnya.
"(Surname)?"
(Name) hanya tersenyum, mengangguk singkat pada Chuuya—memberi hormat pada atasannya itu—kemudian menghadap para anggota geng tadi.
"Hei Ojou-chan, seperti yang kau lihat tadi—kami tidak pilih kasih pada siapapun, termasuk pada perempuan, jadi sebaiknya kau kabur sekarang bersama kenalanmu itu atau kalian berdua akan kami bunuh sekarang."
Chuuya yang mendengar itu tentu menjadi kesal, kemudian cahaya merah mulai muncul di sekitar tubuhnya dengan tatapan tajam terlukis di wajahnya.
"Haah—"
Namun Chuuya berhenti saat (Name) mengangkat sebelah tangannya—menghentikan dirinya untuk bertindak. Saat Chuuya melihat ke arah (Name), terlihat perempuan itu sedang tersenyum manis—seperti mengatakan sesuatu.
"Serahkan padaku."
Pipi Chuuya memerah saat melihat senyum (Name), tapi kemudian berdiri seperti biasa. Melihat Chuuya memercayai dirinya, (Name) pun menurunkan tangannya lalu menoleh pada kerumunan yang ada di depannya, yang sepertinya siap menggunakan kemampuan manipulasi angin mereka—kemampuan yang sempat membuat (Name) terpental tadi. Senyum (Name) mengembang, dan mulai terlihat pakaiannya bergerak, seperti mempunyai nyawa.
"Ii nouryouku: depilautum, rashoumon."
Saat itu Chuuya melihat, bahwa (Name) menjadi sub-eksekutif dalam waktu seminggu, bukan tanpa alasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Special] My Silent Fiancée (Nakahara Chuuya)
Fanfic• Chuuya × Silent!Reader • Kata-kata bukanlah segalanya, oleh karena itu dia memilih untuk tidak banyak berbicara. Namun, tiap kata yang diucapkannya, akan selalu kuingat dan kujaga seperti harta karunku sendiri. (Nakahara Chuuya version) (My Silent...