Mos

96 11 0
                                    

Mentari pagi menyilaukan mataku. Desiran lembut angin menyapu korden, menghempaskan semua sinar mentari keseluruh ruangan.

Aku pun tersadar dan membuka mataku perlahan-lahan. Mata yang masih ingin tidur ini metatap tajam pada kalender yang tergantung di dinding.

"Wah... Ternyata besok hari mos ku, harus pasang alarm nih."

Aku mulai mengatur alarm. setelah itu, aku pergi mandi dan bergegas mempersiapkan diriku untuk jogging.

"Ma.... Aku jogging dulu," tukasku sembari menuruni tangga.

"Tidak boleh," jawab Mama singkat.

"Lho, Kenapa Ma? Adekkan suka jogging ?" iawabku sembari memiringkan kepala.

"Noh, lihat jam, itu jam berapa? Mau buat badan hitam ?" jawab Mama singkat sembari menatur beberapa piring di rak.

"Hehehehe.... Ternyata udah jam 1 ya, adek gak tau," sahutku tertawa kecil.

Tadikan aku mengatur alarm, kok aku gak lihat jamnya ya heran juga, bisikku dalam hati bertanya-tanya.

"Kerjaanmu waktu liburkan cuman tidur, jadinya gak tau jam," ucap mama sambil memilah - milah baju yang kotor.

"Ya udah deh adek mau baca komik aja"

Aku bergegas kekamar dan membuka lemari koleksi komikku.

Aku memang suka mengoleksi namun, terkadang komik yang aku beli sama sekali belum terbaca olehku.

Tanganku mulai memilih dan memilah - milah komik yang belum terbaca, akhirnya aku menemukan satu komik yang menarik bagiku.

Aku membaca satu persatu halaman, tangis tawa ku rasakan dalam komik ini.

"Wah.... komiknya bagus, kisahnya tentang sma keren" ucapku penuh semangat.

'Saking kerennya aku sampai kebawa suasana sama komik ini, bagaiman ya kalau kejadian dikomik ini bisa aku alami langsung, wah pasti aku bakal seneng banget hahaha' bisikku dalam hati penuh harapan akan kejadian yang belum pasti terjadi padaku.

Di komik ini, dikisahkan tokoh utamanya bertemu dengan jodohnya pada pandangan pertama saat mos di sma dan jodohnya itu kakak kelas yang ganteng sama hits.

Andai saja ekspetasi dengan realita itu sama, pasti aku bakal percaya dengan namanya cinta pada pandangan pertama.

Tapi kebanyakan ekspetasi dengan realita itu beda jauh, boro - boro cinta pada pandangan pertama sifat cowok dikomik dengan realita aja beda jauh banget.

"Ah... Besok sudah mos, aku harus siap siap buat besok biar tidak keteteran"

Aku sangat bersemangat akan hari esok, aku berharap masa sma ku akan penuh dengan cerita.

Aku memulai dengan memasukan buku dan menyiapkan seragam, sepatu dan lainnya, Aku berharap aku tidak terlambat hari esok.

Hari ini terasa begitu cepat mentari telah digantikan oleh rembulan, malam ini akan menjadi malam yang indah dengan harapan yang baru.

***

Esok hari yang menyibukanku pun tiba, aku memulai hari ini dengan senyuman dan semangat tinggi.

"Wah... Wah... Anak mama udah siap bertempur nih"

"Ah... Mama jangan nakutin gitu dong"

"Hahaha... Lihat aja nanti ya nak, jangan kaget lho"

"Siap ma"

Sesampai di sekolah aku diarahkan masuk ke aula, disana sudah banyak sekali murid - mutid baru yang berkumpul.

Tak satupun dari mereka yang aku kenal, mungkin aku akan berdiri diam saja dan memperhatikan semua hal yang terjadi disini.

Salah satu kakak kelas datang dan memperkenalkan dirinya, dia adalah ketua osis dan perkenalan dilanjutkan oleh anggota - anggota osis lainnya.

Selesai memperkenalkan diri , Ketua osis mulai menyampaikan beberapa hal dan aturan saat masa orientasi berlangsung (mos).

Dan benar kata mama semangatku yang tadinya membara kini mulai memudar akan semua tugas gila yang disampaikan kakak pembina bagaimana tidak, tugas mos ini sungguh diluar dugaanku.

Tugas ini lebih gila dari mos smp bagaimana tidak kami harus mendiskripsikan sebuah kota dengan menggunakan bahasa daerah kota tersebut, ini diluar nalar dan melebihi kapasitas otak kami.

'Sumpah gila bener google translate aja gak nyediain, gimana mau ngerjain nya' bisikku dalam hati penuh keraguan

Aku mencoba bertahan dengan tersenyum namun tugas ini lebih parah dari smp dan diluar dugaanku, untuk mos kita harus memakai tas kardus dengan tali yang terbuat dari rafia warna jingga padahal warna itu sulit sekali ditemukan.

Belum selesai sampai disitu kita harus memakai kaos kaki yang berbeda warna gila bener masih pakek mahkota juga, wow ini ma namanya perploncoan.

Gila pasti mama bakal ketawa keras mendengar ini semua dan aku gak bisa bayangin diriku memakai itu semua.

Tetapi Positif thingking dulu aja... Mungkin saja ini dilakukan biar kita percaya diri, dan berani tampil beda dan berani didepan umum dengan keadaan apapun.

Kalau begitu apa boleh buat aku bakal ngelakuin apa yang disuruh, walau nanti aku terlihat menggelikan, bahkan cukup menggelikan dari seorang badut.

My Diary, My Story [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang