Na Jaemin duduk di kedai sama Mark. Dalam diam mereka makan Tteokboki.
"Nana..."
"Ya hyung?" jawab Jaemin sambil tersenyum manis.
"Boleh aku jujur sama kamu?"
"Boleh. Tentang apa hyung?" tanya Jaemin penasaran.
"Aku suka sama kamu, Nana."
Jaemin tersenyum mendengar pernyataan Mark.
"Kenapa?" tanya Jaemin ingin tahu.
"Sejak aku melihat kamu menangis malam itu, rasanya aku ingin melindungi kamu dari dunia ini."
Jaemin tersenyum mendengar penjelasan Mark.
"Kamu yang mencoba tegar di kantor, tapi malah bengong di kafe. Kamu yang selalu tersenyum didepan semua orang padahal kamu ingin menangis. Aku rasanya bisa melihat isi hati kamu."
Jaemin menatap Mark sambil tersenyum.
"Aku merasa tenang bersama hyung. Aku memegang teguh janjiku untuk tidak menangis sendiri, berkat hyung."
Mark balas tersenyum.
"Aku merasa harus segera mengatakan ini sebelum orang lain menarik perhatian mu, Nana."
"Tenang saja hyung. Perhatianku sudah tertuju kepada hyung. Aku tipe orang yang sekalinya fokus, tidak akan mudah digoyang."
Mereka saling tatap dan tersenyum.
"Apa aku masih harus mengucapkan kalimat itu?" tanya Mark.
Jaemin pura-pura berpikir.
"Mungkin, bagaimanapun aku suka hal yang romantis." Jawab Jaemin dengan senyum nakal.
"Baiklah. Dengarkan aku karena hanya akan kukatakan sekali. Na Jaemin, aku mencintaimu, maukah kamu jadi kekasihku?"
Mark menatap Jaemin lekat. Senyum Jaemin mengembang.
"Aku mau, Hyung."
Jaemin menjawab pernyataan Mark.
Mereka berdua hanya saling menatap sambil menggenggam kedua tangan lawan bicaranya.
"Mulai sekarang tolong jauhi Lee Jeno. Aku dengar dia yang dulu membuat kamu menangis ya?"
Jaemin terkejut.
"Siapa yang bilang?"
"Renjun."
"Ahhh Injun ituu...." Jaemin kesal.
"Dia terlambat. Aku nggak akan biarkan dia datang dan pergi sesuka hatinya."
"Hyung...." Jaemin rasanya sesak karena bahagia mendengar kata-kata Mark.Esoknya Mark dan Jaemin berangkat bareng. Sampai di lobby orang-orang yang melihat langsung berbisik. Sangat jarang ditemukan Mark dan Jaemin jalan bareng, karena mereka beda divisi dan beda lantai.
"Pagi...whoa...siapa ini." Jaehyun menyapa keduanya.
"Pagi hyung." Jawab Mark dan Jaemin bersamaan.
"Ini...apa? Ada apa?"
"Hmm? Nggak ada apa-apa, ya kan Na?" tanya Mark. Jaemin juga mengiyakan.
"Nggak ada apa-apa. Kenapa hyung?"
"Kalian kombinasi yang nggak biasa." Jawab Taeyong.
"Mulai sekarang tolong biasakan ya hyung." jawab Mark.
"Maksudnya?" Jaehyun dan Taeyong sama-sama bertanya.
"This will be daily view from now on." Jawab Mark sambil menggandeng tangan Jaemin, meninggalkan Jaehyun dan Taeyong yang masih tidak percaya. Jaehyun dan Taeyong saling menatap dan langsung mengejar Mark untuk minta penjelasan.Berita tentang Mark dan Jaemin sudah tersebar di seluruh divisi. Renjun mendatangi meja Jaemin meminta penjelasan.
"Bisa jelaskan kenapa pagi ini aku dicegat oleh satu lift, meminta informasi mengenai Mark dan Jaemin yang bergandengan masuk kantor?"
Jaemin tersenyum malu.
"Berkat tteokboki." Jawab Jaemin singkat.
"Semalam?" tanya Renjun.
"Ya, kamu bilang aku harus segera menyudahi permainan nasib ini, jadi aku yang memutuskan nasibku sendiri. Well, sebenarnya dia yang memulai pembicaraan."
Renjun menatap sahabatnya dengan bahagia.
"Selamat ya Nana. Aku senang kamu sudah menemukan orang yang tepat."
"Berkat kamu Jun. Kamu selalu menyemangati aku."
"Kamu harus mengenalkan Mark hyung ke kami semua secara resmi." Tuntut Renjun.
"Iya iya, nanti kita atur jadwalnya."Istirahat siang Jeno menghampiri meja Jaemin.
"Siang Jaem."
"Oh, siang Jen."
"Ada waktu sebentar?"
"Ya? Duduk Jen." Jaemin menawarkan. Jeno duduk di kursi tamu.
"Aku dengar kabar burung pagi ini tentang kamu."
Jaemin tersenyum.
"Ah...aku jadi malu semua orang tahu."
"Jadi itu bener? Kamu sama Mark hyung?" tanya Jeno.
Jaemin mengangguk.
"Jadi aku terlambat ya Jaem?"
"Hmm? Terlambat apa?" tanya Jaemin.
"Aku baru saja mau menyatakan perasaanku sama kamu."
Jaemin tersenyum sedih.
"Maaf ya Jen..."
"Nggak apa-apa. Itu hak kamu. Hanya saja kadang aku merasa kalau kamu juga suka sama aku, Jaem."
Jaemin tersenyum kecil sebelum menjawab.
"Ada benarnya Jen. Tapi itu dulu, waktu kamu baru masuk. Waktu itu aku tertarik sama kamu. Tapi aku bukan tipe orang yang bisa menunjukkan ke semua orang kalau aku sedang jatuh cinta. Jadi aku mendekati kamu dengan gayaku. Tapi kamu malah jatuh untuk sahabatku. Sejak saat itu aku memutuskan untuk melupakan perasaanku sama kamu. Saat itu juga Mark hyung hadir di hidupku."
Jeno yang mendengar penjelasan Jaemin menatap tidak percaya.
"Jadi...dulu aku punya kesempatan?"
"Dulu, ya. Sekarang tidak." Jawab Jaemin tegas.
Jeno masih menatap Jaemin.
"Apa kamu tidak mau memberi aku kesempatan sekali lagi Jaemin?" pinta Jeno.
"Lee Jeno, aku adalah orang yang bila sudah fokus sama sesuatu, nggak akan beralih ke hal lain. Tapi saat aku berhenti untuk fokus akan sulit lagi buatku kembali fokus ke hal yang sama. Maaf ya Jen. Sepertinya saat ini jodoh kita hanya sebatas pertemanan."
Jeno mencoba untuk mencerna semua perkataan Jaemin. Akhirnya ia tersenyum, menyerah.
"Baiklah. Terimakasih dulu sudah menyukaiku, maaf telah menyakitimu, dan terimakasih sudah jujur kepadaku. Semoga kamu bahagia selalu dengan dia."
"Thanks Jeno."
Jeno pun akhirnya meninggalkan meja Jaemin.Dulu Jaemin selalu berharap Jeno akan melihat ke arahnya, tapi Jeno tidak pernah menoleh.
Kini Jeno akhirnya melihat ke arah Jaemin, tapi Jaemin sudah berpaling dari Jeno.That's life. Selalu berputar. Begitu pula cinta. Datang dan pergi tanpa disadari.
*end*
This is the end. Terimakasih untuk para pembaca. Actually cerita ini terinspirasi dari real life nya author. Author jatuh cinta sama anak baru, tapi anak baru itu malah jatuh cinta sama sahabat author yang sudah berkeluarga. Endingnya aja dibuat beda karena sampe sekarang authornya masih jomblo hehehe.
Terimakasih untuk semuanya. Bonus para cast untuk kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lihatlah Aku Disini, Lee Jeno
ФанфикSekalinya Na Jaemin jatuh cinta, ia terjatuh untuk Lee Jeno, anak baru yang matanya hanya tertuju kepada Huang Renjun, sahabat Na Jaemin yang sudah berkeluarga. Akankah Na Jaemin berhasil menarik perhatian Lee Jeno?