MENEMUKAN TYPO? KOMEN DI INLINE, YA😉😉😉
Happy reading😊
***
Jason mendengus kesal, meletakkan berkas-berkasnya dengan sembarangan. Suara bel yang ditekan berulang-ulang terdengar dan itu menganggu konsentrasinya. Demi Tuhan, orang gila mana yang bertamu di Minggu pagi?
Dia melangkah ke ruang tamu, mengintip dari balik interkom, dan mundur beberapa langkah dengan kaget. Yang pertama kali dia lihat di layar adalah mata biru besar dengan bulu mata yang lentik. Apakah anak-anak tetangga mengerjainya? Tidak mungkin, mansion-nya dibatasi pagar tinggi dan hanya dengan menggunakan kartu khusus maka pagar tinggi dan akan terbuka dengan sendirinya, tanpa perlu dibukakan oleh security dan para pelayan yang sedang dia liburkan.
Tunggu sebentar... orang yang dia kenal memiliki mata besar dan biru itu adalah... kembali mendengus, dia membuka pintu dan benar saja. Gadis kecil itu sedang membelakakanginya tampak berbicara dengan wanita cantik berwajah oriental yang sangat dia sayangi.
"Mommy, sepertinya Uncle tidak ada di rumah. Huh, tangan Freya sampai sakit menekan bel terus-menerus." Freya mengerucutkan bibirnya, sedikit kesal dengan kejahilannya tidak membuahkan hasil. Padahal dia sudah sangat bersemangat menekan bel kuat-kuat untuk menganggu paman kesayangannya itu, tetapi paman kesayangannya tidak ada di rumah.
"Hey, gadis nakal. Uncle sudah bilang jangan menekan bel seperti itu." Jason menarik bahu mungil itu, membalik tubuh Freya sampai menghadapnya. Mata biru lentik itu terbelalak, dan bibirnya mengeluarkan suara pekikan ketika Jason dengan gemas mencubit pipi merona dan sedikit berisi itu.
"Uncle, sakit! Mommy, Uncle Jason menyakiti Freya!" Freya memberontak, Jason melepaskan cubitannya lalu bersedekap memandang Xavier dan Chelsea bergantian.
"Apa yang kalian lakukan sepagi ini di rumahku?" Jason menyipit curiga, tetapi dia tersenyum melihat Cherie yang sedang digendong Xavier menjulurkan tangannya yang mungil ke arahnya.
"Kami mau berbulan madu, jadi kami akan menitipkan Freya, Nicholas, dan Cherie bersamamu," jawab Xavier santai.
Jason tercengang, setelah kesadarannya kembali dia menatap dua orang dewasa di depannya dengan dongkol. Sepasang suami-istri itu mau menjadikannya babysitter lagi?
"Aku menolak, kalian bisa berbulan madu dengan membawa anak-anak."
Freya mengelus pipinya. Dia yakin pipinya pasti sudah merah seperti tomat busuk. Nicholas yang ada di sampingnya dengan lembut menurunkan tangannya dan menempelkan jus kemasan yang membeku. Freya tersenyum, kembarannya itu memang baik. Hanya Nicholas pria terbaik di dunia ini.
"Kakak, aku mohon. Kami ingin menikmati waktu berdua. Kami sudah menikah hampir dua tahun dan waktuku banyak kuhabiskan bersama anak-anak dan Xavier sibuk bekerja untuk mengembangkan perusahaannya." Chelsea menatap kakaknya penuh permohonan. Sebenarnya dia juga tidak tega meninggalkan anak-anaknya, tetapi dia ingin memberi hadiah kepada suaminya. Xavier sudah bekerja keras dan dia tahu dalam hati terdalam suaminya itu ingin menghabiskan waktu berdua dengannya tanpa gangguan.
Jason memejamkan matanya. Dia tahu pasti tidak akan sanggup menolak permintaan adiknya. "Berapa lama?"
"Hanya dua minggu."
"Aku tidak punya pilihan lagi. Oke, kemarilah, Cherie, kau akan menghabiskan dua minggu penuh bersama Uncle." Jason mengangkat bahu pasrah, mengambil Cherie dari gendongan Xavier. Cherie melingkarkan tangan mungilnya di lehernya. Dia heran tumben sekali Cherie mau berjauhan dari ayahnya.
"Terima kasih, Kakak. Ini adalah koper berisi pakaian anak-anak dan tas berisi botol susu dan popok Cherie. Aku akan melihat persediaan ASI Cherie di kulkas kakak." Chelsea menarik koper, melangkah masuk ke dalam dan membuka kulkas. Mungkin ada sekitar 30 atau 45 kantong ASI beku di kulkas kakaknya. Setidaknya cukup untuk dua minggu ke depan.
"Ya, dan susu untuk Nicholas dan Freya juga ada." Jason mengintip dari balik punggung adiknya, bagian atas kulkasnya memang didominasi oleh tumpukan ASI adiknya. Keponakan-keponakannya itu memang sering bermain ke rumahnya bahkan bermalam, karena rumahnya dan rumah adiknya hanya terpisah dua rumah—mereka bertetangga.
"Sampai jumpa, Sayang. Ingat, jangan nakal dan menyusahkan Uncle Jason." Chelsea menunduk menatap Freya dan Nicholas lekat. Nicholas mengangguk, pandangannya berhenti kepada gadis kecilnya yang tampak tidak fokus dan sibuk cengar-cengir.
"Freya, dengar apa yang Mommy bilang?" Tanya Chelsea tegas.
Freya mengangguk cepat dan tersenyum lebar. "Freya dengar, jangan lupa oleh-olehnya, Mommy."
Chelsea tertawa. Dia mengecup pipi Nicholas dan Freya bergatian. Xavier merangkulnya, mengelus kepala Freya dan Nicholas. Pandangannya melembut membayangkan kehidupannya yang bahagia. Mereka Berjalan mendekati Jason yang sedang menggendong Cherie.
"Cherie, Mommy dan Daddy pasti merindukanmu." Xavier menatap anaknya yang paling kecil. Cherie menatapnya dan tersenyum polos.
"Daddy... Daddy," celoteh Cherie. Xavier tersenyum bahagia, daddy adalah kata pertama yang bisa putri kecilnya ucapkan. Dia bahagia, Cherie sangat menyukainya dan tidak mau lepas darinya.
"Aku rasa kalian harus pergi kalau tidak ingin ketinggalan pesawat." Jason mengingatkan pasangan itu sambil memainkan jari-jari kecil Cherie.
Xavier mengangguk, setelah berpamitan dengan tidak rela dia mengajak istrinya pergi. Dia masih sempat menoleh, melihat Cherie yang melambaikan tangannya dengan semangat—anaknya sangat lucu.
***
<TBC>
Ig: @dessychandra3103
Wattpad Freya: FreyaAvrielly30 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Secretary [COMPLETED]
RomanceWarning: zona 21+⚠️ Plagiat? Semoga harimu Senin selamanya! Ingat karya curian itu tidak berkah. [PRIVATE MODE ON] Follow untuk membaca part di-private, jika belum muncul silakan log out lalu log in back. Mohon maaf jika cerita tidak sesuai selera k...