MENEMUKAN TYPO? KOMEN DI INLINE, YA😉😉😉
Happy reading😊
***
Jason terbangun, ketika merasakan guncangan. Dia melirik ke luar rupanya jet baru saja mendarat. Dia menoleh, melihat keponakan-keponakannya yang tertidur. Tidak menyadari mereka semua sudah sampai di Korea.
Pramugari mendekatinya dan mengatakan mereka sudah sampai di Seoul. Sekarang jam tujuh malam waktu Korea. Mereka sampai beberapa jam lebih cepat dari perkiraannya. Dia merenggangkan tubuhnya yang kaku, dibantu pramugari dia membangunkan keponakan-keponakannya.
Freya mengusap matanya. Dia masih mengantuk, tetapi saat melihat ke luar jendela dan melihat gedung-gedung pencakar langit dengan papan iklan besar bergambar wajah oppa-oppa dan eonnie-eonnie kesayangannya. Dia memekik senang. Mereka sudah sampai di Korea.
Nicholas mengelus kepala Cherie, menyanyikan lagu lullaby. Mata adik kecilnya itu berkaca-kaca dan siap menangis, pasti karena kelaparan.
"Oke, karena ini sudah malam kita akan langsung ke hotel dan besok baru jalan-jalan." Jason menepuk tangannya, menarik perhatian Freya dan Nicholas. Freya merengut tampak tidak setuju, baginya oppa-oppa sudah tidak bisa menunggu lagi. "Tak ada bantahan," sambungnya tegas.
Freya menunduk lesuh. Nicholas tersenyum lembut. "Kita masih punya banyak waktu, besok pasti akan lebih menyenangkan."
Freya menurut saja saat Nicholas menggandengnya turun dari pesawat. Limusin sudah menunggu mereka, paman kesayangannya duduk di depan, di samping sopir sedangkan mereka di belakang.
Freya mengusap perutnya "Uncle, Freya lapar."
"Sabar, Princess. Sebentar lagi kita sampai di hotel dan kita akan makan malam."
Freya tidak menyahut. Dia sibuk memperhatikan pemandangannya dari balik kaca mobil. Di Korea masih musim dingin sama dengan New York, itulah kenapa mereka semua mengenakan mantel. Pemadangan supermarket yang bercahaya terang menarik perhatiannya.
"Uncle, ada supermarket. Berhenti sebentar, Freya mau beli minum, Freya haus."
Jason menyuruh supir berhenti, mereka keluar dan Freya melangkah gembira sambil sesekali melompat. Dia membuka pintu dan terpana melihat banyaknya makanan dengan berbagai macam warna. Tidak lagi memedulikan apa pun, dia mengambil keranjang dan memasukkan berbagai macam snack.
"Princess, inikah definisi haus yang kau katakan tadi?"
"Ya, karena sudah terlanjur masuk lebih baik beli makanan dan minuman, bukankah itu sangat efisien?" Suara Freya tidak terlalu jelas, gadis kecil itu sudah tidak lagi terlihat.
Nicholas menyentuh sebuah alat di dekat meja kasir. Alat berbentuk kotak dengan dengan layar bundar yang menampilkan angka-angka semacam temperatur.
"Itu adalah alat untuk memasak ramyeon," gumam sopir sekaligus pemandu wisata mereka.
"Maksudmu, membeli ramyeon dan memasaknya di sini?" Tanya Jason tertarik sekaligus takjub.
Sopir itu tersenyum ramah. "Anda juga bisa menambahkan telur jika ingin."
"Wah, luar biasa. Tadi Freya melihat banyak ramyeon. Uncle malam ini kita makan ramyeon saja, kapan lagi membeli dan memasak ramyeon di supermarket. Tentunya ini akan menjadi pengalaman langka dan tak terlupakan." Freya muncul dengan keranjang penuh berisi berbagai macam snack.
"Hanya untuk malam ini, Mommy kalian pasti marah jika tahu kalian makan ramyeon. Sekarang pergilah mengambil ramyeon kalian, sementara Uncle mencari bubur instan untuk adik kalian."
Freya mengajak Nicholas ke rak ramyeon. Tanpa pikir panjang dia mengambil sebungkus ramyeon bergambar keju.
Nicholas melihat-lihat sebentar dan pilihannya jatuh pada sebungkus ramyeon dengan gambar kepiting.
Jason membayar barang-barang mereka. Dia sudah menemukan bubur instan untuk anak umur satu tahun.
"Freya mau ramyeon dengan dua telur, Uncle!" Freya berlari sambil menunjukkan bungkus ramyeon dan dua butir telur yang baru diambilnya.
Jason mengacak rambut Freya, dan mulai memasak ramyeon. Jason membuka bungkus mie, menuangkan bumbu dan sayuran kering ke dalam wadah khusus anti panas. Freya dan Nicholas memperhatikan dengan takjub air yang keluar dari alat seperi keran kecil, Jason memencet tombol menunggu mie setengah matang, lalu menambahjan telur. Tidak butuh waktu lama ramyeon dan bubur sudah siap dimakan.
"Hati-hati ini panas." Jason memberikan ramyeon dengan hati-hati ke tangan Freya dan Nicholas.
Mereka duduk di bangku panjang dan mulai memakan ramyeon masing-masing. Cherie yang duduk di sebelah Jason mengulurkan tangannya ingin meraih ramyeon Jason.
"Tidak boleh, Cherie. Kau belum bisa makan mie, sekarang makan bubur." Cherie mengembungkan pipinya. Freya tertawa, mencubit pipi Cherie dan memakan ramyeon-nya dengan lahap di depan Cherie.
"Princess," tegur Jason melihat keisengan Freya.
"Wow, pedas sekali. Air, air, mana air?" Freya mengeluarkan lidahnya, mengambil air mineral di dekat kembarannya, meminumnya sampai tersisa setengah. "Pedasnya tidak hilang malah makin pedas!"
"Minum susu, jangan air, karena air malah semakin menyebarkan rasa pedas kalau kamu minum susu rasa pedas itu akan dinetralisir oleh susu." Nicholas mengusap air mata Freya, adiknya itu bahkan tidak sadar jika dia menangis. Dia membantu Freya meminum susu, wajah adiknya sangat merah dan keningnya berkeringat saat malam hari di musim dingin.
Freya terengah-engah. Seperti kata kembarannya, rasa pedas yang dia rasakan perlahan menghilang.
Jason tertawa, Cherie menjulurkan lidahnya membuat Freya melotot. "Lihatlah keisenganmu, Princess. Kau malah kepedasan."
"Itu bukan salahnya Freya. Ramyeon yang salah, di bungkusnya ada gambar keju, tetapi rasanya pedas. Itu namanya penipuan publik, Freya akan melaporkannya kepada oppa, atau jangan-jangan Uncle memasukkan cabai ke dalam ramyeon Freya?" Freya bersedekap, menatap curiga pamannya.
Jason menyentil dahi Freya dengan gemas. "Sembarangan, kau lihat sendiri saat Uncle memasaknya."
Freya memegang dahinya, bibirnya dimajukan. Dia memalingkan wajahnya dengan marah. Nicholas menarik Freya duduk. "Makanlah ramyeon milikku, ini tidak pedas. Biar aku yang memakan ramyeon-mu."
Mata Freya berbinar-binar. "Wah, Nic Nic baik sekali. Tidak seperti Uncle tua yang tidak laku itu."
"Siapa yang Princess sebut tua dan tidak laku?" Tanya Jason.
"Menurut Uncle, siapa?" Freya menyeruput ramyeon-nya sampai habis. "Uh, Freya kenyang." Dia menepuk-nepuk perut datarnya yang terasa penuh.
***
<TBC>
Wattpad Freya: FreyaAvrielly
31 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Secretary [COMPLETED]
RomanceWarning: zona 21+⚠️ Plagiat? Semoga harimu Senin selamanya! Ingat karya curian itu tidak berkah. [PRIVATE MODE ON] Follow untuk membaca part di-private, jika belum muncul silakan log out lalu log in back. Mohon maaf jika cerita tidak sesuai selera k...