MENEMUKAN TYPO? KOMEN DI INLINE, YA😉😉
Happy reading😊
***
Jason menatap kedua keponakannya. Freya duduk di sofa sibuk dengan buku sketsanya dan Nicholas tidak jauh berbeda, keponakan laki-lakinya itu fokus membaca buku yang sangat tebal. Pasti ensiklopedia, pikirnya.
"Princess, kenapa stroberi dan snack kesukaanmu tidak dimakan?"
Freya mendongak, menatap paman kesayangannya dengan sedih bercampur kesal. Jason kebingungan, sebelum dia sempat bertanya suara Nicholas terdengar.
"Uncle, gigi atas Freya sedang goyang. Jadi, dia tidak mau makan makanan yang teksturnya keras karena takut giginya lepas," jelas Nicholas.
"Coba buka mulutmu, biar Uncle lihat." Freya membuka mulutnya, lidahnya mendorong gigi atasnya yang goyang. "Ini bisa dicabut pakai cara tradisional."
"Cara tradisional?" Tanya Freya tertarik. "Sakit tidak, Uncle?"
"Tidak, bahkan saat gigimu lepas kau tidak akan merasa apa-apa. Dulu Uncle dan Mommy-mu mencabut gigi menggunakan benang yang dikaitkan di sepeda, saat Uncle mengayuh sepeda gigi Mommy-mu terlepas. Uncle punya motor, tinggal cari benang dan-"
"Freya tidak mau, itu sakit..." Freya beringsut menjauh, menatap paman kesayangannya ngeri.
"Tidak sakit, bagaimana kalau Uncle membawamu ke dokter?"
"Tidak mau, itu lebih parah Dokter gigi itu menyeramkan, peralatan mereka tajam-tajam dan menyeramkan. Freya lebih baik menunggu peri gigi saja."
Jason melirik keponakannya dengan tatapan tidak percaya. "Princess masih percaya dengan peri gigi?"
Freya mengangguk dan kembali sibuk menggambar di bukunya.
"Jangan bilang Princess juga percaya dengan Santa?"
"Kurcaci, kelinci paskah, Mommy peri, dan pangeran berkuda putih."
Jason mengambil mangkuk berisi bubur stroberi, kesukaan Cherie. Dia memasang celemek bayi dan mulai menyuapkan bubur itu.
"Princess, bagaimana rasanya tinggal di negeri dongeng?"
"Luar biasa menyenangkan," gumam Freya ceria.
Tidak ada lagi pembicaraan. Jason sibuk membersihkan bibir Cherie yang berlepotan. Cherie baru saja merayakan ulang tahunnya yang pertama sebulan yang lalu, sekarang keponakannya itu sudah mulai bisa berbicara dan berjalan beberapa langkah sebelum terjatuh karena kakinya yang belum kuat.
"Uncle lihat gambarmu semakin bagus." Jason melirik desain gaun yang baru saja digambar Freya.
"Hmm, Mommy juga bilang begitu." Freya termenung, memandangi gambarnya dengan sedih.
Jason pernah dengar Freya suka menggambar karena Chelsea. Keponakannya itu ingin gambarnya sebagus Chelsea, tetapi seperti anak-anak pada umumnya ketakutan selalu ada dan keponakannya itu takut mengecewakan ibunya.
"Nicholas, Uncle dengar kau peringkat satu?"
Nicholas menutup ensiklopedianya. "Ya, Uncle."
"Tidak hanya itu, pihak sekolah menawarimu program akselerasi karena kau sudah bisa melakukan pembagian, kuadrat, akar, dan rumus matematika rumit untuk tingkat akhir di saat kau masih kelas tiga?"
"Sebenarnya, aku dan Daddy masih mendiskusikannya. Menurut Uncle bagaimana? Apakah aku harus mengambilnya?"
Jason terdiam, mengusap dagunya yang lancip. "Menurut Uncle selagi kau bisa dan sanggup kenapa tidak? Jangan lupa kesempatan yang sama tidak akan datang dua kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Secretary [COMPLETED]
RomanceWarning: zona 21+⚠️ Plagiat? Semoga harimu Senin selamanya! Ingat karya curian itu tidak berkah. [PRIVATE MODE ON] Follow untuk membaca part di-private, jika belum muncul silakan log out lalu log in back. Mohon maaf jika cerita tidak sesuai selera k...