Proses

345 14 0
                                    

"Keberhasilan tercipta dari kerja keras, latihan dan doa."

Panas mentari mulai meninggi. Udara yang semula sejuk sudah berganti menjadi panas. Energi pagi kinipun sudah mulai berkurang, begitu juga dengan segerombolan anak manusia di sana. Tepatnya di pojok lapangan sepak bola. Wajahnya kini terlihat mulai mengerutkan mata akibat sinar mentari yang menyilaukannya.

"Sore besok kita akan mencoba mencicipi kondisi rumput untuk laga AFF Championsip U 19 tahun ini. Apa kalian siap?"

"Siap Coach!" Teriak skuad Timnas U 19 dengan serentak.

"Baik, latihan pada hari ini cukup sekian, sekarang kalian boleh istirahat." Tambah Coach Indra menutup latihan hari itu.

Lalu mereka kembali ke mess tempat mereka menginap. Disetiap kamar mess terdapat 2 kasur ukuran sedang yang masing-masing kamar dihuni oleh 4 orang. Ukuran kamar terbilang cukup besar, apalagi desain kamar yang simple membuat kesan kamar semakin luas saja. Di salah satu sisi dinding ruangan juga terdapat 1 televisi, 1 kamar mandi dan 2 jendela yang menghadap keluar.

"Siapa yang mau mandi duluan, kalo nggak ada ya udah gue dulu." Ucap Firza bergegas mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi.

"Ehh apaan, nanya sendiri dijawab sendiri. Gua dulu" Ucap Sagara dengan tangan dibentangkan untuk menghadang Firza.

"Nggak bisa, lu pada kelamaan jawabnya. Awas minggir lu Gar." Sambung Firza.

"Elu yang kelamaan." Abimanyu tiba-tiba ikut menyambar sambil berlari dan sengaja menabrak mereka.

Kemudian denga cepat ia menutup pintu kamar mandi, tidak lupa Abi pun berdadah-dadah ria untuk mengejek Firza dan Sagara yang masih beradu mulut.
Sedangkan di depan tv ada Feby yang hanya melirik sambil menggelengkan kepala melihat keributan kecil yang dibuat oleh rekan-rekannya.

Di ruangan lain juga tidak kalah ributnya. Witan dan Rafli sedang asik bernyanyi dan berjoget ria. Sedangkan Lutfi tak ingin kehilangan moment lucu yang dibuat oleh rekannya itu. Ia tak lupa mengabadikan moment itu dengan cara merekamnya.

Dalam rekaman Lutfi berkata, "Mereka baru berdua aja udah goyang semua ini lantai, apalagi kalo udah ada elu Gy."
Ucapnya kepada Egy yang masih berada di Polandia, kemudian ia post di instastorynya.
Kadek yang baru saja selesai mandi pun tiba-tiba ikut bergabung dengan Witan dan Rafli untuk menggoyangkan mess ini.

Waktu sudah menunjukan pukul 19.00 WIB. Para pemain timnas u 19 beserta pelatih dan sederet assistennya bergegas berkumpul ke ruangan yang sudah disediakan untuk makan malam bersama. Setelah itu mereka kembali beristirahat dan mempersiapkan diri untuk besok.

Keesokan harinya tepat pukul 15.30 WIB mereka semua berkumpul di ruangan kemudian bergegas menuju bus yang telah disediakan untuk menuju stadion seperti yang sudah diintruksikan Coach Indra kemarin. Cukup 15 menit waktu yang ditempuh dari mess sampai ke stadion.

"Pada latihan kali ini kalian akan saya bagi menjadi 2 tim, yaitu tim merah dan tim putih."
Kata coach Indra yang kemudian membagi mereka.

Dengan kaos hijau dan bawahan hitam mereka berlatih ditemani sinar mentari yang mulai meredup. Suasana semakin adem membuat mereka semakin semangat untuk berlatih.

Tidak terkecuali Sagara, pemain kelahiran 8 September 1999 asal Bojonegoro itu juga sangat semangat. Rambutnya kini tak lagi rapi akibat berlari kesana-kemari, terombang-ambing oleh hembusan angin yang memang cukup kencang. Namun hal itu tak mengurangi ketampanannya.

Hari sudah semakin sore, mereka beristirahat sebentar kemudian kembali ke bus untuk perjalanan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah semakin sore, mereka beristirahat sebentar kemudian kembali ke bus untuk perjalanan pulang.
Di dalam bus suasana cukup hening, tidak seperti ketika berangkat. Sebagian ada yang tertidur, bermain smartphone, mendengarkan lagu menggunakan aerphone, ada juga yang masih memiliki tenaga untuk bercanda ria.

Terlihat disana di kursi nomer 3 dari belakang, ada Sagara yang sedang tertidur. Kepalanya terangguk-angguk ketika bus yang ditumpanginya berbelok. Beberapa kali juga kepalanya kejedot kaca bus, namun itu tak membuatnya bangun. Ia hanya membenarkan posisi duduknya dengan kondisi mata masih tertutup.
Rachmat Irianto yang duduk disampingnya tidak mau kehilangan momen ini. Karena kebiasaan Sagara yang ketika capek selalu tidur dengan mulut terbuka, Rachmat dengan sifat jailnya pun memfotonya kemudian membagikannya ke grup mereka.

Next? Vote dan komen ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next?
Vote dan komen ya!

Semua karena Sepak Bola (SKSB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang