"Supporter sejati terlihat disaat tim kebanggaanya kalah."
Hari dimana Timnas U 19 bertanding telah tiba.Tepatnya pukul 16.30 kedua kesebelasan telah tiba di stadion. Kini stadion pun sudah cukup ramai. Di sepanjang jalan menuju ruang ganti, timnas Indonesia disambut oleh ratusan fans perempuan. Mereka rela berdesak desakan sambil berteriak histeris demi mendapatkan foto langsung dari idolanya.
Sedangkan supporter laki laki lebih memilih untuk menyanyikan lagu "Garuda Di Dadaku" sambil saling merangkul untuk menyemangati pasukan garuda muda sebelum bertanding."Sebelum memasuki lapangan, alangkah baiknya kita berdoa dulu, berdoa menurut kepercayaan masing masing, berdoa mulai."
"Selesai."
"Siapa kita!"
"INDONESIA!"
"Lakukan yang terbaik, bermain dengan sportif, apapun yang hasilnya kita tetap satu Indonesia. Mengerti!"
Ucap Coach Indra untuk menyemangati Garuda Muda sebelum bertanding."Mengerti coach!" Ucap para pemain dengan serentak.
Waktu hampir menunjukan pukul 19.00 WIB. Lagu kebangsaan kedua kesebelasan sudah selesai dinyanyikan. Ada rasa bangga ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan.
Merinding, air mata dari beberapa pemain dan supporter pun ikut menetes. Apalagi pemain yang satu ini, Egy Maulana Vikri. Pemain yang baru saja pulang dari Polandia tak henti hentinya meneteskan air mata hingga lagu selesai dinyanyikan. Ia pulang untuk membela Timnas Indonesia di perempat final piala AFF 2018 ini.Tepuk tangan dari ribuan penonton serta terikan "INDONESIA dung dung dung dung dung" juga ikut meramaikan malam itu.
Wasit sudah meniup peluit, tanda kick of babak pertama antara Indonesia vs Malaysia sudah dimulai.
Baru beberapa menit berjalan, pemain dari Malaysia sudah melakukan pelanggaran, hingga membuahkan tendangan penalti untuk Indonesia. Egy Maulana mendapat kesempatan untuk mencoba mencebloskan bola ke gawang Malaysia. Dengan tendangan kerasnya kiper dari Malaysia yaitu Azri tidak berhasil menangkapnya. Alhasil skor berubah menjadi 1-0. Skor masih belum berubah hingga babak pertama selesai. Kedua kesebelasan diberi waktu untuk break.
"Sepak bola itu olahraga tim bukan individu. Jadi kalian harus kerja sama, tetap jalin komunikasi antar pemain, jangan egois. Mengerti!"
Ucap Coach Indra untuk kembali membakar semangat anak asuhnya."Mengerti Coach!" Teriak anak anak dengan serentak.
Di babak kedua, permainan kedua kesebelasan berjalan semakin sengit. Bertubi tubi serangan dilakukan oleh kedua tim. Hingga pada menit ke 76, Malaysia berhasil menyamakan skor menjadi 1-1.
Permainan terus berlanjut, beberapa kali Egy dan pemain Indonesia lainnya dilanggar oleh pemain lawan. Hingga menit ke 78, seorang Egy Maulana yang bernomor punggung 10 digantikan oleh pemain anak santri yaitu M. Rafli Mursalin.
Keadaan Egy sudah tidak lagi memungkinkan untuk melanjutkan pertandingan. Terlihat beberapa kali Egy juga harus mendapatkan bantuan dari tim medis sebelum akhirnya harus keluar lapangan pada menit ke 78.Peluit panjang sudah dibunyikan, tanda pertandingan telah usai.
Namun sampai 2x45 menit selesai papan skor masih belum berubah yaitu 1-1. Ini membuat harus dilakukannya tendangan penalti.
Kedua tim diberikan waktu sebentar untuk merancang strategi, untuk menentukan siapa siapa saja yang akan diberi kesempatan menendang bola.
"Tidak ada tim mana pun yang mau bertanding dengan akhir adu penalti, kalian sudah melakukan yang terbaik, hasilnya kita serahkan kepada tuhan. Siapa kita!"
"INDONESIA!"
Lampu stadion sejenak dimatikan, suasana menjadi hening, cahaya ponsel dari ribuan supporter menghiasi stadion di tribun penonton.
Tendangan pertama di lakukan oleh pemain dari Indonesia yaitu Rafli, kemudian Abimanyu yang berhasil menembus ke gawang lawan.
Giliran penendang ke 3 yaitu Wittan nomer punggung 8, namun sayang sekali tendangannya berhasil di tangkap oleh kiper dari Malaysia, point menjadi 2-3, kini tinggal penendang terakhir dari Indonesia yang akan menendang yaitu Sagara. Ia harus berhasil membobol gawang dari Malaysia jika ingin melanjutkan adu penaltinya.Namun sayang sekali, tendangan dari Sagara masih dapat di tangkap oleh kiper dari Malaysia.
Teriakan dan kebahagiaan di rasakan oleh Malaysia.
Sedangkan seluruh pemain dan masyarakat Indonesia merasakan beribu kekecewaan. Tangis haru tak dapat mereka bendung.
Perjuangan selama 90'+ di lapangan belum berhasil mengantarkan mereka meraih kemenangan. Namun apresiasi setinggi tingginya harus tetap di berikan kepada pasukan garuda muda yang sudah berjuang untuk Indonesia.
Viking Claps, tetap mereka berikan untuk Timnas Indonesia.Next?
Vote dan komen ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua karena Sepak Bola (SKSB)
Ficção AdolescenteKetikan peluit panjang pertama telah dibunyikan, ketika itu juga 11 pemain harus berjuang di lapangan. Hanya 90 menit waktu yang mereka punya, untuk meraih kemenangan atau justru kekalahan. 90 menit memang waktu yang panjang bagi mereka yang unggul...