Ch 4

4.8K 407 112
                                    

Levi's POV

Setelah kami berbincang, aku memutuskan untuk pergi kebelakang sebentar.

Ketika aku mencuci tanganku, terdengar suara decitan pintu yang terbuka, ternyata itu Jean, suami sialan Mikasa. Ia sempat menatapku melalui pantulan cermin.

Ketika aku hendak pergi, tiba-tiba ia angkat bicara. Suaranya berat dan sedikit serak--menambah kesan seksi yang terpancar.

"Kau adik Mikasa?"

Aku menjawabnya dengan anggukan kecil.

"Ia ingin bertemu denganmu"

Persetan.

"Kita sudah bertemu"

"Namun kalian tak saling bicara"

"Apakah itu harus?"

"Ini hari bahagia kakakmu, tidakkah kau memberinya ucapan selamat?"

"Kalau begitu katakan padanya, selamat menempuh hidup baru, dimana ia tak perlu menjual harga dirinya demi uang dan memikirkan adiknya yang menyusahkan"

Alisnya mengernyit. Ia tampak bingung dan ngeri.

"Kau sangat berbeda dari yang kudengar"

"Ia mengatakan sesuatu tentangku?"

"Kupikir kau orang yang baik"

"Hah? Jangan bercanda"

"Kebetulan sekali, aku memang tidak sedang bercanda" balasnya dengan tatapan seriusnya, kepalanya sedikit menunduk.

"Jika kau tidak mengerti, tidak usah angkat bicara"

"Mengapa kau tidak menceritakannya agar aku bisa memberikan jalan keluar?"

Aku membalikkan tubuhku agar bisa langsung menatap mata lawan bicaraku.

"Kau pikir kau ini siapa? Jangan pikir aku bisa mempercayaimu" balasku dengan nada ketus.

"Ya, aku tahu itu, makanya aku ingin kau menyelesaikan ini baik-baik dengan kakakmu"

Aku mendengus pasrah. Ternyata ia sangat keras kepala. Aku langsung meninggalkannya, merumpi di kamar mandi membuatku jijik. Apalagi jika ia membahas sesuatu yang tidak ingin kubahas. Itu membuatku muak.

Normal POV

"Oi Levi!" teriak Eren dari kejauhan, lantas Levi menengok kearahnya dan menghampirinya. Eren justru langsung tertawa melihat tingkahnya itu.

"Kenapa tertawa?"

"Kau lucu"

"Aku tidak lucu"

"Tapi kau menjinak, kau bahkan langsung menghampiriku ketika kupanggil" jawab Eren masih dengan gelak tawanya. Levi tersepona dengan ketampanan wajahnya, walau harus ia akui yang barusan ia lakukan itu sangat memalukan dan Eren membuatnya jengkel dengan meledeknya--tapi ia ingin menikmati keindahan ini di depan matanya untuk beberapa saat.

"Masih lebih tampan Iqbaal" gumam Levi.

"Aku lebih tampan"

"Percaya diri sekali"

"Kau juga, kau sangat percaya diri seolah-olah aku benar-benar mencintaimu"

Kalimat barusan membuat Levi sedikit terguncang. Harus ia akui, ia mengira Eren benar-benar tertarik padanya, atau sebenarnya Eren hanya berpura-pura?

"Aku tidak berpikir begitu"

"Aku tahu isi kepalamu sayang"

Eren menyentil dahi Levi pelan kemudian menggenggam tangannya, membawanya menjauhi kerumunan. Levi yang pasrah hanya berusaha menyamakan langkah kakinya dengan Sang Tuan Muda.

Setelah sampai lobi, mereka langsung disambut oleh mobil--ah tidak perlu disebutkan, itu terlalu berkelas.

Levi masuk duluan kemudian Eren menyusulnya.

"Lepas bajumu"

Levi tercengang.

"Amit-amit"

"Mau ganti baju sendiri atau digantiin?" tanya Eren dengan tatapan 'hayo-mikir-apaan-kamu' nya.

Ok, mari skip bagian dimana mereka saling mengganti baju dan menggoda. Itu tidak baik untuk diumbar. Mereka juga membutuhkan privasi, kau tahu?

Singkat cerita mereka kini sampai di pantai dan Levi bersyukur Eren memaikaikannya kaos putih berlambang BTS dan hotpants warna hitam--bukan bikini untuk perempuan dan stocking (karena ini adalah fetish nya Eren).

Eren memakai kaos berwarna biru mudanya dengan motif planetarium dan celana selutut berwarna hitam. Mereka sama-sama semakai sendal swallow dan topi jerami.

Eren langsung menyambut laut dengan melepas atasannya dan menceburkan dirinya kemudian ia mencipratkan air pada Levi. Layaknya kucing, Levi memilih untuk menghindarinya. Ia benci laut.

"Hei kemarilah!"

Levi menggeleng, ia menatap tubuh sixpack Eren yang indah dan menatap ironis. Tubuhnya yang seksi sangat tidak cocok dengan kelakuannya yang seperti anak kecil itu.

"Kau tidak bisa berenang ya?"

Jackpot.

Eren yang meledek Levi malah justru tertawa, muka Levi shock dan itu lucu.

"Ah ternyata benar toh"

Levi yang merasa tertantang akhirnya mulai mendekati air, ia mencemplungkan kedua kakinya sampai tubuhnya terendam air setinggi pinggangnya.

"Siapa takut?" tantangnya.

"Yakin ngga takut kelelep? Kamu kan pendek"

Bisa dibayangkan bagaimana Tuan Muda Jaëger mendapatkan hadiah berupa pukulan kuat yang mendarat di mukanya yang tampan maksimal itu.

Tanpa basa-basi, setelah mengaduhkan bekas pukulan Levi, Eren menantangnya untuk berenang sampai ke perbatasan pantai dan laut lepas. Yang pertama sampai boleh mengajukan sebuah permintaan atau tantangan kepada yang kalah.

Mereka berdua naik kembali ke daratan dan menentukan titik start di pohon palem yang tidak terlalu jauh letaknya.

"Mulai!" teriak Eren.

Mereka mulai berlari menuju laut dan kemudian melompat--dilanjutkan dengan berenang hingga terlihat tali berwarna merah yang membentang.

"Whoops! Aku duluan!" teriak Eren kegirangan. Ia kemudian berbalik dan mencari sesosok pria kuntet itu.

"Lah si kipli kemana?" batinnya.

Eren mulai panik dan kembali berenang ke daratan. Dicarinya Levi dengan segenap niat 'ntar kalo ngga dicari dia ngambek' nya.

Dan Eren pun mulai mencari. Ia bertanya kepada orang sekitar, berenang dari tepi ke tepi, mengintip di balik batu, pergi ke cafe dimana setiap maid nya memakai bikini sebagai seragam dan ia juga memanjat pohon kelapa (entah dengan cara apa) kemudian meneriakkan nama orang yang hilang itu. Ia juga melempar buah kelapanya kepada pengunjung pantai, ia disorak-soraki dan bangga. Merasa punya fans katanya.

Berbagai cara ia lakukan namun si kuntet kesayangannya belum juga terlihat.

"Masa dia ninggalin sih? Dia mana ngerti, kan buta arah!"

..tunggu

Levi buta arah, kan?

JANGAN JANGAN DIA TERSESAT DAN DICULIK OM-OM PEDOFIL YANG MENGIRA DIRINYA ADALAH BOCAH 15 TAHUN DAN MEMBAWANYA KE TEMPAT SEPI LALU MEMAKSANYA BERBUAT YANG TIDAK-TIDAK!

Oke, itu berlebihan.

Tapi itu tak berbanding lurus dengan rasa kekhawatiran Eren. Rasa khawatirnya terlalu berlebihan. Ia benar-benar panik, bahkan sampai mengeluarkan keringat dingin.

Ya tuhan, kemana bocil sialan itu? Awas saja bila ketemu.

Tbc

(A/N): Sorry kalo pendek.

I'm Yours・EreriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang