3. Perjodohan

452 28 2
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh 

 bismillahirrahmanirrahim
___________________________________________

"Saat ini aku tidak tahu apa yang terbaik untukku, Namun aku percaya Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk Hamba-Nya"

-

Hari ini Zakia mearasa bersyukur karena tidak bertemu atau bermasalah dengan dosen baru itu , cukup kemarin itu menjadi hal yang menyebalkan seumur hidupnya. Ia ingin menjadi wanita yang lemah lembut tapi mengapa sikap dan tingkahnya belum bisa ia kontrol. Zakia bertemu dengan seorang anak laki-laki yang sedang menjual roti didekat parkiran kampusnya

"Lho dek kok gak sekolah?" ucap Zakia pada perempuan didepannya

"Saya sudah lulus SMK kak," ucap perempuan itu.  "mau beli rotinya kak?"

Zakia menganggukkan kepalanya. "kenapa milih jadi penjual roti," ucap Zakia dengan memilih roti-roti yang berada di keranjang.

"Saya ditawarkan buat kerja di Luar negeri sesuai bidang saya, tapi disini ibu saya sendiri beliau stroke jadi saya lebih memilih bekerja menjadi penjual roti agar bisa merawat ibu saya disini" ucap perempuan itu dengan  senyum.

Zakia diam sejenak lalu menatap matanya "Kamu hebat ya dek, punya pikiran sedewasa ini. Bahkan diusia kamu itu pasti lagi senang-senangnya main, tapi kamu mau sabar mengurus ibumu. Kalau boleh tau apa rahasianya, kamuu bisa sesabar ini ?" 

"Bersyukur dan ikhlas , insyaAllah semua akan terasa ringan." perempuan itu membungkus roti lalu diberikan ke Zakia ,"semuanya jadi Rp50.000 kak." 

Zakia tersenyum dengan perempuan itu ia merasa kagum  dengan keikhlasannya dan kesabarannya lalu ia menyodorkan uang ke perempuan itu. Zakia masih menatap kepergian perempuan itu sampai tak terlihat sama sekali. 

Ia jadi teringat dengan  kisah pemuda yang tak terkenal di bumi tapi terkenal di langit, pemuda yang belum pernah bertemu dengan  Nabi Muhammad SAW tapi Nabi Muhammad SAW sangat mengenali pemuda itu, beliau adalah Uwais Al-Qarni. Pemuda yang sangat memuliakan ibunya, hingga doa-doanya  pasti dikabulkan.

Zakia membuyarkan pikirannya tentang perempuan yang sudah tidak tahu kemana, ia beranjak menaiki motornya. Sengaja Zakia tidak langsung pulang kerumahnya karena dia akan dilamar oleh orang yang tidak dikenalnya bahkan nama serta asal usulnya pun tak tau.

Pulang kuliah Zakia pergi ke rumah sahabatnya Laras. Dia ingin bercerita panjang lebar mengenai perjodohannya . Ia belum sempat bercerita karena dikeluarkan oleh dosen new yang garang macam kak Ros.

Zakia mengetuk pintu pintu rumah Laras, hingga dibukakan oleh ibunya. ia mempersilahkanku untuk langsung menemui Laras dikamarnya. Zakia membuka pintu kamar Laras tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Eh Kia ngagetin aja , kebiasaan ya, "

Ia hanya tertawa tak jelas "Hehehe maaf , Ras penting banget nih mau cerita."

"Iya tinggal ngomong aja,"

Zakia segera mensejajari sahabatnya "Kamu tau gak masa aku dijodohin sama orangtuaku, bahkan aku gatau asal usulnya namanya aja gatau, dan sekarang dia lagi kerumahku nglamar aku , terus aku kesini males mau ketemu," ucapnya dengan sebal.

"Parah banget sih kamu,  kan seharusnya ketemu terus biar tau , masih mending kalau agamanya baik tapi ntar kalo ternyata dia berkumis galak kaya om om gimana, ih kan gak bisa mbayangin." ucap Laras disertai tawanya yang menggeleggar.

Zakia langsung  menyubit lengan sahabatnya "Ih , gamau aku . Aaah aku gamau dijodoh-jodohin,"

Laras masih tertawa dengan keras karena cerita sahabanya ini "Lebih baik kamu pulang , dan liat kayak apa orangnya, yang terpenting agamanya harus baik, agar bisa membimbingmu menjadi lebih baik lagi"

Zakia tak menggubris sahabatnya ia langsung pergi tanpa berpamitan lalu melajukan motornya dengan cepat ke rumahnya.

Dijalan tak sengaja dia melewati genangan air dan alhasil orang yang dipinggirnya terciprati air tersebut. Zakia memberhentikan motor, " maaf Pak gak sengaja," dan saat laki laki itu berbalik badan "kaburrrr," dengan cepat Zakia melanjutkan mengendarai motornya. "Bisa-bisanya aku bertemu lagi dengan dosen baru yang garang itu, bagaimana nasibku besok" ucapnya dengan mengendarai motornya. "Rasanya dunia ini terasa sempit sekali , dimana mana ada dia."

Zakia memasuki rumah dengan sedikit ketakutan untuk melihat seperti apa calon suaminya. Mereka semua udah berkumpul , Zakia mengamati laki laki yang ada didepannya , tapi mereka ini udah tua semua , hanya ada satu laki laki yang masih muda tapi menggendong anak . Apakah aku akan dijadikan istri keduanya ? Ooo tidak , jika benar Ayah Bunda jahat.

"Ayo nak , salam dulu sama calon mertua kamu, lalu kamu duduk disamping Bunda" pinta bunda.

"Assalamualaikum pak Bu," Zakia menyalami satu satu. Ia beranjak duduk disamping bundanya "Zakia gamau dijodohin," ucapnya tiba-tiba.

"Zakia , ini semua udah fix tanggalnya kamu jangan gak sopan gitu" ucap ayahku.

"Iya Kia, kemarin kamu bilang sama bunda katanya setuju," sela bunda.

"Zakia kira , laki lakinya masih muda belum punya istri, ternyata udah punya anak. Zakia gamau jadi istri kedua." Menunjuk kearah laki-laki didepannya.

Sontak semua tertawa, Zakia heran mengapa semua tertawa, apakah ada yang aneh dengan perkataanya? Harusnya mereka bingung karena ia tiba-tiba membatalkan perjodohan, ini malah mereka tertawa, "saya serius , kenapa tertawa?" Zakia membuka suara ditengah  mereka yang sedang tertawa.

"Zakia ini ternyata lucu, laki-laki ini kakak ipar kamu. Laki-laki yang akan dijodohkan sama kamu  lagi izin ke kamar mandi", kata ibu yang sebentar lagi menjadi mertuaku.

Zakia menjadi salah tingkah, ia hanya bisa menundukkan pandangannya karena malu.

"maaf lama," ucap seorang pemuda dengan badan tegap berkulit sawo matang dan berhidung mancung, lalu ia tersenyum terhadap Zakia.

"ini Zakia yang akan menjadi calon kamu namanya Raka" ucap bunda padaku, "tampan kan, dia agamanya baik bisa membimbing kamu menjadi lebih baik. Lalu bagaimana Zakia?"

"Zakia nurut aja sama ayah bunda"

ucap syukur menghiasi ruangan tamu tersebut.

Mereka berdiskusi mengenai berlangsungnya acara resepsi pernikahan, Zakia hanya bisa pasrah. Rasanya ini sangat berat bagi dirinya, untuk menerima kenyataan ini. Ia berharap apa yang dikatakan bundanya benar bahwa cinta datang karena terbiasa, semoga ia lekas bisa merasakan cinta pada calon suaminya ini.

Ia masih teringat kata-kata Bundanya bahwa untuk mencari pendamping  ia harus yang agamanya baik , karena ia bisa memuliakan istrinya sebagaimana ia taat dengan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

#happyreadingreaders

Jangan lupa tinggalkan jejak :) 

TITIK NOLWhere stories live. Discover now